Beberapa kali Alna mencoba membuka paksa matanya yang enggan terbuka. Hari sudah pagi dan Ia masih bermalas-malasan di atas kasur. Beberapa kali juga terdengar teriakkan Elgan yang memanggil Alna berkali-kali.
15 menit kemudian Alna telah siap dengan seragam sekolahnya. Ia bergegas ke meja makan dan melahap sarapannya.
"Pagi Ma, Bang. Eh, papa mana?" Tanya Alna setelah tiba di meja makan.
"Papa kamu udah berangkat duluan, sayang." Jawab mama Alna.
"Dek, cepetan makan sarapannya. Nanti telat, loh. Hari ini berangkat sama abang aja." ujar Elgan sambil merapikan sepatunya.
"Siap, bang."
***
"Anaaaa! gue kangen banget!" Teriak Audy dan Jane dari kejauhan.
"WAAAAAA GUE JUGA KANGEN KALIAN!!" Teriak Alna tak kalah kencangnya.
"Yaampun, udah kayak gak ketemu setahun aja, sih." ujar Jemy.
"Ish! Sirik aja lu." Kata Jane.
"Kok lu gak nawarin berangkat bareng, Len?" Tanya Alna kemudian menghampiri Arlen yang tengah berdiri disamping Jemy.
"Tadi bang Elgan izin ke gue mau berangkat sama lu jadi gue duluan, deh."
"Pantes. Enakkan berangkat sama lu, ah, daripada sama bang Elgan."
"Ya iya, jelas dong. Secara kan gue lebih ganteng dari bang Elgan, hahaha." Kata Arlen dengan pedenya lalu tertawa.
"Dih, pede banget." Kata Audy.
"Emang kenyataan kok."
"Serah lo aja udah." Kata Alna memutar bola matanya malas.
***
Achella berjalan menghampiri kelas Arlen, berniat untuk menemui pria tersebut.
"Eh, ngapain lu disini?" Tanya Rafa dengan disertai tatapan sinis.
"Ya, kenapa? Gak suka aja, sih."
"Yehh, ditanya baik-baik jawabnya kasar banget."
"Ngeliat lu mood gue langsung kacau tau."
"Gue gak peduli, pergi sana nanti kelas ini ketularan virus lagi, hahaha." Kata Rafa mengusir Achella.
"Apaan, sih. Nantangin gue ya lu?"
"Ayo sini berantem sama gue kalo berani!" tantang Rafa.
"Cih, beraninya ama cewek." Kata Achella.
"Ish! apaan sih lu pada, berisik tau gak!" Teriak Jemy dari dalam kelas.
Seketika Rafa dan Achella pun berlari menjauh, jaga-jaga jika Jemy akan menerkam mereka.
***
Sedari tadi Arlen dan Alna tidak berhenti bertatap-tatapan, tidak ada yang memulai obrolan sejak tadi. Mereka terlalu fokus menatap satu sama lain.
"Len."
"Ya, Na?"
"Gue kangen."
2 kata tersebut mampu membuat jantung Arlen berdegup lebih kencang dari biasanya. Ia berusaha menyembunyikan senyumnya yang muncul akibat 2 kata tersebut.
"Cieeee.. salting nih ye." Ledek Alna yang menyadari Arlen sedang salah tingkah.
"Apaan, sih."
"Kita tiap hari ketemu, kenapa lu masih kangen sama gue?" Tanya Arlen.
"Gue gak tau, yang jelas tiap saat gue selalu ngerasa begitu."
"Kalo lu, kangen gak sama gue?" Tanya Alna.
"Ehmmm... kangen gak ya?" Tanya Arlen sambil senyum-senyum.
"Kangen, lah, ya." ujar Alna.
"Hehehe. Tuh, udah tau jawabannya, inti nya kita sama-sama lagi kangen," Kata Arlen.
"Rindu itu berat, jadi mending kita bagi-bagi rindunya supaya gak berat." Lanjut Arlen kemudian mereka tertawa.
"Nah, bagus tuh idenya, hahaha."
----
Haiii sorry ya aku baru up jam segini hehe. Vote terus yaaa, makasih buat yang udah terus vote cerita aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Analen [Belum Revisi] ✓
Teen FictionCover by @blackheartapollo Bercerita tentang keseharian Alna Clarestha juga Arlen Mahesa. Dua remaja SMA yang bersahabat dan terlibat perasaan. Mereka lebih memilih tidak pacaran hanya untuk mempertahankan persahabatan mereka. Tapi, apakah nantinya...