Alna bangun dari kasurnya dengan wajah yang sangat kacau. Sudah setengah hari ia bermalas-malasan diatas kasur. Entah kenapa ia begitu malas beraktivitas hari ini.
"ASTAGA, NA BANGUN!!" Teriak Arlen dari luar pintu kamar sambil menggedor-gedor pintu kamar Alna.
"Masuk aja ih, jangan teriak-teriak diluar"
"Bangun oyyy!, bau lu belom mandi" ujar Arlen yang sudah masuk kekamar Alna.
"Males ah, gw udah nyaman dikasur" jawab Alna.
"Udah sana mandi, lu udah tidur lama banget" ujar Arlen memaksa.
"Iya iya gw mandi sekarang" ujar Alna.
***
"Hooaaap, masih ngantuk gw" ujar Alna sambil menguap.
"Udah tidur lama juga.. masih ngantuk aja" ujar Arlen.
"Lu lemes banget dah. Kenapa? Sakit?" ujar Arlen lalu menyentuh jidat Alna, merasakan suhu tubuhnya.
"Ga kok. Gw sehat" jawab Alna.
"Oh iya kok rumah gw sepi? Pada kemana?" Tanya Alna.
"Pada pergi, terus gw disuruh jagain lu dirumah" jawab Arlen.
"Dipikir gw anak kecil apa, pake dijagain segala" gerutu Alna.
"Udah sini makan dulu, kan kocak kalo lu mati kelaperan" ujar Arlen.
"Ish! Omongan itu doa" ujar Alna yang mukanya sudah cemberut, membuat Arlen gemas melihatnya.
"Siapa juga sih yang doain" ujar Arlen.
"Tau ah, jangan ganggu gw lagi nikmatin makanan" ujar Alna."Iye iye" jawab Arlen.
***
Ponsel Audy bergetar. Nama Vino tertera dilayar ponselnya. "Kenapa Vino nelpon ya?" Batin Audy.
"Haiii Vinooo"
"Hai Audyyy!"
"Kenapa nelpon? Ada yang penting?"
"Ga ada sih Dy. Hehe, gw cuma pengen telponan sama lu aja"
"Ohhh. Kirain ada yang darurat gitu hahaha"
"Emang kalo nelpon harus ada yang darurat gitu?"
"Ga sih. Tapi kan aneh kalo lu nelpon tiba-tiba"
"Yaudah deh lain kali gw ga nelpon lagi"
"Eh jangan. Kok gitu?"
"Tunggu ada yang darurat baru gw nelpon"
"Ih jangan gitu"
"Hahaha, yaudah"
Audy tersenyum, ia merasa senang sekali karena Vino menelponnya tadi. "Gw jadi kayak orang gila hahaha, senyum-senyum ga jelas" batin Audy.
***
Sore harinya, Alna sedang tiduran diatas sofa nya sambil menonton tv. Sedangkan Arlen duduk disebelahnya, memegang ponselnya dan sambil memakan cemilan.
"Lu makan mulu, nanti gendut aja" ujar Alna.
"Bodo. Emang kalo gendut, lu bakal ga suka lagi sama gw?" Tanya Arlen.
"Hmmm. Mungkin" jawab Alna.
"Yaudah kalo gitu gw berhenti ngemil" ujar Arlen.
"Hahahahaha. Gw bercanda kali, ya masa gara-gara lu gendut doang gw jadi ga suka lagi. Ya ga gitu juga" ujar Alna.
"Ya gw tau lu lagi bercanda" ujar Arlen melanjutkan aktivitas ngemilnya.
"Hoaaap. Gw ngantuk Na" ujar Arlen menguap.
"Baru juga jam 6 loh, masa udah ngantuk aja" ujar Alna.
"Iyalah gw kan bangunnya pagi cuy" jawab Arlen.
"Jangan tidur ya. Gw takut sendiri" ujar Alna. Memang Alna adalah orang yang penakut."Dasar manja"
"Dih siapa coba yang manja"
"Lu hahaha" tawa Arlen.
"Ish gw ga manja ya" ujar Alna cemberut karena dikatain manja.
"Udah ah gw mau tidur. Kalo keluarga lu pulang, bangunin ya" ujar Arlen.
"Eh jangan!! Jangan tidur ihhh" ujar Alna lalu menggoyang-goyangkan bahu Arlen.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Analen [Belum Revisi] ✓
Novela JuvenilCover by @blackheartapollo Bercerita tentang keseharian Alna Clarestha juga Arlen Mahesa. Dua remaja SMA yang bersahabat dan terlibat perasaan. Mereka lebih memilih tidak pacaran hanya untuk mempertahankan persahabatan mereka. Tapi, apakah nantinya...