part 32

1.2K 54 6
                                    

"Nanti pulang, gw tunggu lu disini lagi" ujar Alen.

"Iya bang"

"Kalo lama, gw tinggal"

"Ihh, kok jahat sih"

"Canda elah. Mana mungkin gw tinggalin lu," ujar Alen lalu mengacak rambut Audy, gemas karena tingkahnya.

"Secara, gw kan kakak sepupu yang baik gitu loh,"

"Yaudah gih! Belajar yang rajin" ujar Alen saat mereka tiba didepan kelas Audy. Sebelum pergi Alen mencubit kedua pipi Audy, kiri dan kanan.

"AUDYYY!!" Teriakkan itu sukses membuat telinga Audy budeg seketika.

"Berisik banget sih lu"

"Hehehe sorry" ujar Jane tersenyum.

"Gila woy! Abang sepupu lu ganteng banget" ujar Jane sambil tersenyum tidak jelas. Alna yang melihat tingkahnya pun hanya geleng-geleng.

"Kenapa ya, gw punya abang sepupu kok harus ganteng, kan jadi ribet gitu loh"

"Seharusnya, bersyukur lu punya abang sepupu banyak fans nya" ujar Jane.

***

"Cieee sendiri. Lagi Galau mba?" Tanya Vino yang tiba-tiba muncul.

"Ngga kok"

"Terus, kenapa sendirian ditaman gini?"

"Gw cuma suka suasana sepi kayak gini aja"

"Tumben, ga sama Arlen"

"Kita juga ga harus kemana-mana bareng kali"

"Tapi kan kalian berdua mulu, berasa dunia milik berdua," ujar Vino tertawa pelan.

"Gw tebak, lu lagi gabut sekarang"

"Kok lu tau, Vin?"

"Hehehe, nebak. Gw juga lagi gabut nih"

"Yaudah, yuk! Ikut gw ke kantin. Gw laper" ajak Alna.

"Okelah. Padahal belum jam istirahat"

"Gapapalah, hahaha"

***

"Eh Na. Gw mau main basket bentar ama temen-temen, lu mau nunggu biar kita pulang bareng, atau mau gw anterin sekarang terus gw balik kesini?"

"Gw pulang sendiri aja Len"

"Eh jangan. Gw yang anter aja ya"

"Udah gapapa. Lu main aja, gw bisa pulang sendiri"

"Yaudah, hati-hati ya. Kabarin gw kalo udah nyampe biar gw ga khawatir" ujar Arlen lalu mengacak-acak rambut Alna. Akibatnya sekarang rambut Alna menjadi acak-acakkan seperti orang baru bangun tidur saja.

"Tuh kan rambut gw acak-acakkan" Alna mengerucutkan bibirnya, kesal.

"Hehehe. Gemesin sih lu"

"Yaudah ah, gw pulang aja"

"Jangan marah ya" ujar Arlen sambil tersenyum. Membayangkan ekspresi wajah Alna ketika kesal membuat Arlen senyum-senyum tidak jelas. Bagi nya wajah Alna ketika sedang kesal begitu menggemaskan.

***

Saat ini Alna sedang sibuk menghabiskan pizza yang di belikan oleh Elgan. Tetapi, ia merasa terganggu dengan notif yang masuk begitu banyak dari tadi. Mengakibatkan ponsel nya terus saja bergetar.

Salah satu notif nya berasal dari grup chat nya dengan temannya. Alna tidak berniat membuka notif dari grupnya. Ia pun langsung menaruh kembali ponsel nya ke atas meja. Lalu meneruskan memakan pizza nya.

"Dek. Lu tuh sukanya sama siapa sih?" Tanya Elgan sambil melahap pizza nya.

"Siapa aja boleh"

"Serius dek. Ga bisa di ajak ngomong serius apa ya"

"Kenapa tiba-tiba nanya gitu bang?"

"Ya gapapa sih. Cuma nanya doang,"

"Gw juga heran sih. Kok banyak ya yang mau ama lu, padahal adek gw kan rada-rada" ujar Elgan tertawa, sedangkan Alna langsung cemberut.

"Jahat ya bang!"

"Pilih satu dek, antara Vino atau ga Arlen. Jangan di ambil dua-duanya"

"Siapa juga yang mau ambil dua-duanya. Di hati gw cuma ada Arlen seorang kok" ujar Alna.

"Anjay, bisa aja lu dek. Vino kasian dong," ujar Elgan. "Tapi, perasaan kan bisa berubah seiring berjalannya waktu. Ga ada yang tau, nanti lu bakal tetep suka sama Arlen atau ga"

Memang tidak ada yang tau, nantinya apa yang akan terjadi. Hanya Tuhanlah yang tau segalanya yang akan terjadi ke depannya.

"Iya juga sih bang. Vino juga kan udah sama Audy"

"Audy suka Vino?" Tanya Elgan ikutan penasaran, Alna hanya mengangguk.

"Susah juga ya dek. Dua-duanya ganteng, dua-duanya pinter, dua-duanya populer. Ribet hidup lu dek" ujar Elgan membandingkan keduanya.

"Ga seribet pikiran lu"

"Kenapa Vino belum mau move on juga dari lu dek?"

"Mana gw tau. Kepo banget sih bang"

"Iya-iya deh abang berhenti nanya. Yaudahlah gw ke atas aja" Elgan pun naik ke lantai atas menuju kamarnya.

***

"Gw mau nanya, boleh?" Tanya Arlen, saat ini dia berada dikelas berdua dengan Vino.

"Apa?"

"Lu masih suka Alna?"

"Mau jawaban jujur, atau bohong?"

"Jujurlah"

"Masih," ujar Vino sedikit merasa tidak enak. "Utuh, tanpa berkurang sedikit pun" Vino melanjutkan kata-katanya.

"Gw tau, ga mudah untuk melupakan orang yang kita suka"

"Maaf, gw ga bisa ngelupain perasaan gw ke Alna"

"Gapapa. Kita boleh suka sama siapapun kok" ujar Arlen. Setelah itu tidak ada yang berbicara lagi. Keduanya sama-sama tidak tau harus berkata apalagi.

                               ----

Lagi gatau mau nulis apa hehehe :)

Jangan lupa vote sm comment!

Analen [Belum Revisi] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang