6

5.2K 741 45
                                    

(Namakamu) mengelap skate board-nya di teras rumahnya, sore ini ia akan mulai mendatangi komunitasnya sebagai pencinta skate board, dan juga menunggu kabar Nada yang tidak lagi marah kepadanya.

Ia tersenyum saat ia melihat stiker pemberian Nada tahun lalu di bawah skate board-nya, stiker yang memang dipesan khusus oleh Nada sebagai hadiah kemenangannya tahun lalu dalam lomba skate waktu itu. "Kalau lo cerita sama gue, gue kan bisa bantuin. Tapi, lo nya jauhi gue, gue jadi nggak bisa bantuin lo, Nad," gumam (Namakamu) dengan pelan.

(Namakamu) yang telah selesai membersihkan skate board-nya segera berdiri dari duduknya di lantai. Ia akan berlatih sebentar di lapangan basket dekat dengan rumahnya.

"(NAMAKAMU)!"

(Namakamu) yang hendak memasuki rumahnya pun segera membalikkan tubuhnya menghadap sumber suara itu.

Nada berlari dengan cepat mengarah kepada sahabatnya, lalu mulai memeluk (Namakamu) yang sedikit kecil darinya. (Namakamu) terkejut.

"Nada, lo kok bisa—"

"Gue akan mulai dari awal dengan Iqbaal." Nada terlebih dahulu memotong ucapan (Namakamu).

(Namakamu) mengernyitkan dahinya, Nada tersenyum bahagia saat ia memberitahukan kabar bahagianya. "Maksud lo, Iqbaal si Dokter itu?" tanya (Namakamu) mencoba memastikan.

Nada menganggukkan kepalanya dengan bahagianya, ia pun melepaskan pelukkannya dan menatap (Namakamu). "Maafin gue, ya. Waktu itu gue pergi ninggalin lo gitu aja.. gue nggak maksud kaya gitu kok. Gue cuma butuh waktu mikir aja," balas Nada dengan tulus.

(Namakamu) tersenyum sembari menepuk lengan sahabatnya dengan lembut, "asal lo nggak sedih lagi, Nad."

Nada pun tersenyum dengan bahagianya menatap (Namakamu).

**

Nada tengah menemani (Namakamu) berkumpul dengan teman-teman pecinta skate board itu dengan ponsel yang sejak tadi membuatnya tersenyum. Ia membaca pesan Iqbaal yang membuat semakin jatuh kepada lelaki itu.

Iqbaal : Sekarang kamu lagi apa?

Nada : Temani (Namakamu) main skate board, Baal.

Iqbaal : Dia main skate board?

Nada : Iya, dia dari dulu memang suka skate board. Dia itu tomboy-tomboy cantik.

Iqbaal :Ooh.. Saya boleh minta sesuatu sama kamu?

Nada : Apa?

Iqbaal : Saya mau minta foto kamu, boleh?

Nada : Aku jarang foto sendiri, aku lebih sering foto sama (Namakamu), nggak apa-apa?

Iqbaal : Nggak apa-apa, kalau bisa kirim yang banyak, ya.

Nada : Hahaha.. untuk apa kamu banyak-banyak foto aku?

Iqbaal : Sebagai simpanan kalau saya lagi rindu.

Nada : Nanti malam aku kirim.

Iqbaal : Dan karena saya ingin serius sama kamu, saya bisa minta nomor (Namakamu)?

Nada : Kenapa nomor (Namakamu)?

Iqbaal : Saya ingin tahu tentang kamu dari dia, dan bagaimana harus menyikapi kamu kalau lagi marah. Mana tahu, perlu sesajen yang khusus untuk meredakan amarah kamu.

SANG PENGGODATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang