15

4.1K 726 83
                                    

PLAY LAGU DI ATAS

**

Iqbaal memberantaki rambutnya dengan kasar, sejak kemarin ia meresmikan hubungannya dengan Nada, (Namakamu) tidak membalas pesan-pesannya bahkan panggilannya pun diabaikannya.

Iqbaal :Kamu di mana?

Iqbaal : Apa kita bisa bertemu?

Iqbaal : Aku khawatir, (Namakamu).

Iqbaal : Kamu sekarang di mana?

Iqbaal : (Namakamu).

Iqbaal :Tidak perlu dibalas, dibaca saja dengan kamu, aku anggap kamu baik-baik saja.

Tidak ada sama sekali tanda-tanda (Namakamu) ingin membangun komunikasi kepadanya, Iqbaal mengusap wajahnya dengan kasar, ia ingin gadis itu tahu bahwa dia di sini merindukannya.

"Seandainya ketika aku jujur tentang perasaanku, kamu pasti akan suruh aku menjauh, kan? Apa kehidupanku dalam cinta harus berada di posisi seperti ini, (Namakamu)?" lirih Iqbaal sembari menatap foto gadis itu di dalam ponselnya.

"Aku memperjuangimu, tetapi kamu memperjuangi dia." Iqbaal menatap sedih foto (Namakamu) yang tersenyum itu.

**

(Namakamu) mengabaikan semua tentang Iqbaal, ia akan melupakan perasaan bodoh ini, ia tidak ingin melukai Nada, ia tidak perduli lagi mengenai perasaannya. Ia menghapus panggilan 30 tak terjawab dari Iqbaal, beserta 214 pesan-pesan yang dikirim Iqbaal kepadanya.

Dan semuanya kosong, tidak ada lagi pesan-pesan terdahulu yang akan dia jadikan sebuah kenangan.

(Namakamu) meletakkan ponselnya di sampingnya, ia mulai menyibukkan dirinya dengan membersihkan bola basketnya. "Gue bahagia! Gue bahagia! Gue bahagia! (Namakamu) Xena bahagia!" ucap (Namakamu) berulang-ulang sembari mengelap bola basketnya.

(Namakamu) tersenyum dengan airmatanya jatuh untuk pertama kalinya untuk seorang laki-laki. Tangannya sibuk mengelap bola basketnya, "lagi pula, jika bersatunya kita membuat seseorang menderita, lebih baik jangan, kan?" gumam (Namakamu) dengan suaranya yang serak.

Ia tetap tersenyum walau airmatanya terus saja jatuh tanpa henti.

**

Iqbaal yang tidak tahan lagi dengan ketidakadaan kabar (Namakamu) membuat dia bergerak langsung mengunjungi rumah gadis itu, ia tidak peduli lagi jika dirinya harus terkena amarah oleh gadis itu. Dia ingin tahu kabar gadis itu! Dia merindukan gadis itu, (Namakamu) Xena.

Iqbaal dengan cepat turun dari mobilnya, ia sudah sampai di rumah (Namakamu). Ia menuju pagar rumah (Namakamu), ia berdiri di depan pagar yang sama tinggi dengannya. Ia melihat rumah itu terlihat kosong.

"(Namakamu)," panggil Iqbaal dengan suaranya sedikit dibesarkan. Iqbaal mencari keberadaan gadis itu, ia ingin melihat gadis itu.

"(Namakamu)," panggil Iqbaal dengan suaranya yang kembali dibesarkannya. Ia bahkan menggoyangkan gembok pagar itu, agar diketahui si pemilik rumah bahwa ada seseorang di sini.

"(Namakamu), ini aku, Iqbaal. Aku mau bertemu, sekali saja..." Iqbaal benar-benar menginginkan (Namakamu) menyambut kedatangannya.

Iqbaal dengan cepat merogoh saku celananya, ia akan menelepon (Namakamu). Iqbaal menghubunginya sembari menatap ke arah rumah itu.

'Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi atau sedang –' Iqbaal mematikannya dengan cepat. Ia segera mengetik ke arah nomor (Namakamu).

Iqbaal : (Namakamu), aku ada di luar rumah kamu. Aku mau ketemu dengan kamu, bisa keluar sebentar?

Iqbaal : Aku mau tahu kabar kamu bagaimana. Setelah 2 hari kamu tidak bisa aku hubungi, aku hanya mau tahu kabar kamu, (Namakamu). Tolong kasih aku informasi tentang kamu.

Iqbaal : Aku mohon keluar sebentar saja, aku ingin bertemu kamu, (Namakamu).

Iqbaal kembali mengetuk pagar itu dengan gembok besar itu. "(Namakamu), ini aku, Iqbaal. Aku mau bicara," teriak Iqbaal yang sudah tidak bisa ia kontrol lagi.

"Apa aku harus tunggu kamu di sini sampai kamu mau ketemu dengan aku, (Namakamu)?" lirih Iqbaal dengan sedihnya.

Ia benar-benar ingin bertemu gadis itu, gadis yang membuatnya gila akan cintanya.

Saat dirinya ingin menunggu di sini sampai (Namakamu) keluar, tiba-tiba saja ponselnya bergetar tanda pesan masuk. Iqbaal segera melihatnya, dan benar itu dari (Namakamu). Iqbaal seperti mendapat sebuah harta karun, ia membukanya dengan cepat.

Cantik : Jangan ganggu gue lagi!

Cantik : Lo buat gue menderita karena pesan-pesan sampah lo!

Cantik :Urus hidup lo, dan jangan ganggu gue. Sempat gue lihat lo di dekat gue, gue bersumpah demi apapun, gue hancurin hidup lo.PERGI DARI RUMAH GUE!

Iqbaal menatap pesan-pesan itu, ia ternyata menjadi peganggu di dalam kehidupannya. Iqbaal menatap rumah itu dengan kesedihannya, "dengan kamu sudah membalasnya, sekarang aku bisa tenang kalau kamu baik-baik saja, (Namakamu)," ucap Iqbaal dengan sedikit keras.

Ia tersenyum walau di dalamnya terdapat luka yang amat besar, ia benar-benar terluka karena cintanya. Iqbaal membalikkan tubuhnya berjalan menuju mobilnya, tanpa ia sadari airmatanya pun jatuh akibat dadanya yang ia rasa sangat sesak.

'Sadar diri, gue sadar diri.'

**

Jika memang akhirnya akan seperti ini, mungkin lebih baik tidak perlu dijadikan sebuah pertemuan yang indah, lalu akan menjadi perpisahan yang sangat menyakitkan. Tidak perlu.

**

Bersambung

P.S : Lanjut? Komentarnya lebih dari 39. Cerita ini tidak akan menjadi cerita berseason-season, tapi lebih menjadi cerita yang memiliki part sedikit, so.. jangan harap ini cerita beribu-ribu part.

K Thx Bye!

SANG PENGGODATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang