8

4.4K 709 38
                                    

Iqbaal menatap dirinya di hadapan cermin kamarnya yang mewah itu, ia tersenyum saat melihat dirinya terlihat tampan, memang selalu tampan sebenarnya. Hanya hari ini ia ingin terlihat ekstra lebih tampan lagi, karena hari ini ia akan bertemu dengan gadis pujaannya. (Namakamu) Xena.

Iqbaal merapikan rambutnya yang berwarna hitam legam itu namun terlihat lebat, memakai kemeja biru dengan lengan kemeja yang panjang dipadu dengan sweater hitamnya yang polos, celana jeans hitamnya beserta sepatu convers bertalinya. Iqbaal tak lupa memakai jam di pergelangan tangannya.

Setelah selesai melihat dirinya di depan cermin, ia pun melihat ponselnya. Terlihat di notifikasinya pesan dari Nada, rekan kerja, perempuan-perempuan ingin mengajak dirinya berkenalan. Sedikit kecewa karena tidak ada pesan dari (Namakamu), Iqbaal pun dengan malas membuka pesan dari Nada.

Nada :Iqbaal, kamu di mana? Aku udah siap, nih.

Iqbaal :Saya sebentar lagi berangkat, kamu dan teman kamu udah siap?

Nada : Aku sih udah, tapi (Namakamu) dari tadi aku chat nggak dibalas sama dia.

Iqbaal seketika memulai panggilannya ke nomor (Namakamu), ia menunggu dengan harap-harap cemas supaya (Namakamu) tidak berangkat terlebih dahulu ke kuliahnya.

Tidak butuh beberapa kali ia menelpon (Namakamu), panggilannya seketika dijawab. Iqbaal ingin mengucapkan kata 'Halo', (Namakamu) terlebih dahulu menyela.

'Nada.. berangkat duluan aja deh, gue ternyata masuk siang. Mau lanjut tidur lagi.. lo sama Iqbaal berangkatnya hati-hati, ya, byee..."

"Eh.. tunggu.." Iqbaal dengan cepat menyelanya terlebih dahulu.

"Lho? Kok suara lo kaya laki-laki, Nad? Lo sakit? Lo kena peradangan tenggorokkan?"

"Ini aku, Iqbaal bukan Nada."

"Kok bisa?"

"Ya, karena memang itu faktanya."

Iqbaal tersenyum saat terdengar desisan (Namakamu) di ujung sana. Iqbaal merasa betah seperti ini.

"So-sorry, gue tadi buru-buru angkat hp, gue pikir memang Nada, ternyata.. penjaganya."

Iqbaal tertawa kecil mendengarnya, ia segera duduk di pinggir tempat tidurnya."Jadi, kamu hari ini jadwalnya siang?" tanya Iqbaal dengan suaranya terdengar berat.

"Yoi, jadi maaf ya nggak bisa bareng Nada."

Iqbaal memainkan seprainya dengan pelan, "kalau nanti siang, mau aku antar?" Iqbaal benar-benar ingin pergi berdua dengan (Namakamu).

"Nggak usah deh, gue benar-benar bisa jalan sendiri ke kampus. Gue merasa itu hal yang sia-sia, mending lo jemput Nada di kampus, dia pulang siang."

Iqbaal melihat jam di pergelangan tangannya, jam menunjukkan jam 6 lewat. Ia bahkan bangun lebih pagi untuk dapat menjemput (Namakamu). "Ya sudah, kamu hati-hati saat berangkat ke kampus nanti. Ehm.. kamu sudah sarapan?" tanya Iqbaal akhirnya dengan bibir bawahnya yang ia basahi.

"Ini lagi gue masak. Eh .. nanti bisa antar Nada ke rumah gue dulu? Kemarin dia nitip bekal pagi gitu sama gue, gue udah buatin bekal buat dia. Jadi tinggal dijemput, bisa, kan?" ucap (Namakamu) dengan suaranya yang memang terdengar ramah itu.

Iqbaal menundukkan kepalanya, ia menghela napasnya dengan pelan. "Iya, akan aku antarkan."

"Makasih, Baal. Kalau gitu gue tutup ya, bye!"

"Bye," dengan tidak niat ia mematikan panggilan itu. Iqbaal meletakkan ponselnya di atas tempat tidurnya, ia mengusap wajahnya dengan sedikit kasar, lalu melirik sekilas ke arah ponselnya. Ada panggilan Nada di sana, Iqbaal berdecak, lalu pergi tanpa membawa ponselnya.

**

Iqbaal tersenyum singkat saat Nada mengajaknya untuk bertamu ke rumah (Namakamu), ia melihat Nada begitu hafal dengan semua lokasi di rumah (Namakamu), ia mengikuti langkah kaki Nada saat mengetuk pintu rumah (Namakamu).

Tak lama kemudian, pintu itu terbuka. (Namakamu) terlihat memakai baju kaos putih yang membentuk badannya, celana jeans pendeknya dan rambut diikat sembarangan. Iqbaal terpaku melihat (Namakamu) begitu cantik, ia menatap (Namakamu) tanpa kedip.

Iqbaal mengerjapkan kedua matanya tersadar saat suara Nada mulai mengalihkan fokusnya kepada (Namakamu). (Namakamu) mempersilahkan masuk Iqbaal beserta Nada ke dalam rumahnya, ia terlihat bahagia saat kedatangan tamu di dalam rumahnya yang cukup luas ini.

"Ambil gih sarapan lo di meja makan," ucap (Namakamu) dengan lirikannya ke arah meja makan.

Nada seketika berlari kecil ke arah meja makan (Namakamu), (Namakamu) kini berdua bersama Iqbaal di ruang tamu.

"Silahkan duduk, Baal," tawar (Namakamu) dengan senyumannya yang manis.

Iqbaal pun dengan sedikit rasa gugupnya, ia duduk di sofa ruang tamu itu. (Namakamu) pun duduk di samping Iqbaal, Iqbaal kini benar-benar dekat dengan (Namakamu) tanpa ada pembatas.

"Mau minum apa?" tanya (Namakamu) dengan ramahnya.

Iqbaal menggelengkan kepalanya dengan pelan, ia fokus kepada (Namakamu)," aku baru selesai minum," jawab Iqbaal dengan suara beratnya.

(Namakamu) menganggukkan kepalanya, ia pun menyandarkan punggung mungilnya ke belakang sofa itu. Iqbaal ingin lebih lama seperti ini, Iqbaal tanpa sengaja melihat luka di sekitar lengan (Namakamu) saat (Namakamu) hendak merapikan rambutnya, Iqbaal mengernyitkan dahinya.

"Itu kenapa, (Namakamu)?" tanya Iqbaal dengan tatapan tajamnya kepada luka itu, (Namakamu) sedikit terkejut saat Iqbaal menggenggam tangannya seketika.

"Ini jatuh waktu latihan skate board," jawab (Namakamu) dengan pelan.

Iqbaal berdecak kesal, ia benar-benar tidak suka dengan semua ini. "Bukannya setiap orang bermain skate board itu punya pengaman? Ini bisa infeksi, (Namakamu) kalau kamu tidak mengobatinya dengan baik. Kamu tahu? Luka sekecil ini bisa menjadi risiko yang sangat besar kalau kamu tidak menangani dengan baik!"

(Namakamu) terdiam saat Iqbaal mengusap lengannya dengan lembut, ia melihat Iqbaal begitu kesal dengan dirinya. " Kamu bikin aku khawatir, tau?" Iqbaal benar-benar menatap (Namakamu) dengan tatapannya yang sangat dalam.

'Untuk pertama kali di dalam hidupku, aku dikhawatirkan oleh seorang pria asing yang menjadikan aku seperti ratu yang harus dijaga.'

"Ini bukan hal yang—"

"Tapi bagi aku, ini adalah sesuatu yang serius. Ngerti?!"

Iqbaal untuk pertama kalinya marah akan hal menyakiti gadis itu.

**

Bersambung

P.S : HARI INI LANJUT! KALAU KOMENTAR MENCAPAI 20 MINIMAL.

PENGUMUMAN: MINRIK PUNYA KABAR BAHAGIA UNTUKKALIAN. KALIAN TAHU AUTHOR MY PERFECT HAPINESS? YA! KAK ANISA DAN MINRIK PUNYA AKUN KHUSUS UNTUK PEMBACA IQNAM. KALIAN BISA KUNJUNGI WriterClub. Kami akan menghibur kalian dengan karya-karya yang fresh.

See u

SANG PENGGODATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang