7

5.1K 717 38
                                    

(Namakamu) berlari menuju tempat duduk Nada yang berada di pinggir lapangan basket ini, (Namakamu) terlihat berkeringat saat selesai latihan basketnya. Ia melihat Nada tampak lebih cantik hari ini, bahkan pakaiannya pun pakaian untuk jalan-jalan.

(Namakamu) mengambil posisi di bawah Nada, Nada ada di atas. "Cantik banget, Neng. Kalau cuma iseng-iseng doang, lo bukan cabe-cabean yang murah ya, Nad," ucap (Namakamu) sembari mengelap keringat di wajahnya.

Nada menyampirkan rambutnya di belakang telinganya, "hari ini, Iqbaal bakal datang ke sini nemuin gue makanya gue cantik-cantik," balas Nada dengan kedua rona merah di pipinya.

(Namakamu) menganggukkan kepalanya sembari tersenyum jahil kepada Nada, "ciee.. yang punya masa depan yang jelas... iri aku tuh," goda (Namakamu) sembari membuka sepatunya.

Nada hanya memukul pelan bahu sahabatnya ini, (Namakamu) seketika terkekeh pelan.

Tak lama mereka bercanda gurau, terlihat mobil SUV hitam mulai terparkir di luar lapangan,tidak jauh dari jangkauan pandangan Nada. Nada seketika terdiam saat melihat laki-laki yang ia tunggu itu keluar dari mobil dengan kemeja merahnya berlengan panjang, dan celana jeans hitamnya.

Iqbaal tersenyum kecil saat melihat Nada melambaikan tangannya, segera ia mengunci mobilnya dan menghampiri Nada.

(Namakamu) memasukkan kedua sepatunya ke dalam tas olahraganya, ia ingin bertelanjang kaki saat pulang nanti, "Nada, pinjamin gue uang dulu dong, gue haus mau beli minum," ucap (Namakamu) yang sibuk dengan skate board-nya yang baru ia keluarkan dari tas olahraganya.

"Hai, (Namakamu)."

(Namakamu) yang namanya disapa itu seketika membuatnya menatap ke sumber suara itu. Ia menyembunyikan keterkejutannya saat melihat laki-laki yang membuatnya tidak respect lagi, Iqbaal.

Nada mencubit pelan lengan (Namakamu), sebagai tanda untuk membalas sapaan Iqbaal, (Namakamu) sedikit meringis kemudian menatap kembali tasnya. "Yop!" balas (Namakamu) dengan singkat.

(Namakamu) tidak suka berada di dekat laki-laki itu, dia mengambil skate board-nya sembari meranselkan tasnya. "Nad, gue duluan, ya. Hati-hati," ucap (Namakamu) yang dengan bertelanjang kaki dengan skate board yang menjadi kendaraannya.

(Namakamu) mulai meletakkan skate board-nya di bawah, lalu bersiap akan pergi.

"Sa-saya mau ajak Nada ke tempat makan, boleh?"

(Namakamu) yang hendak menjalankan skate board-nya membuatnya memberhentikan niatnya, ia menatap Iqbaal yang menatapnya. "Di mana?" tanya (Namakamu) sedikit curiga, ia takut juga sahabatnya terjadi sesuatu yang buruk.

Iqbaal meremas kecil tangannya, "sedikit jauh dari sini," jawab Iqbaal tanpa rencana.

Nada sudah tersenyum dengan rona merah di pipinya, (Namakamu) melirik Nada yang terlihat bahagia mendengar ajakkan kencan Iqbaal. (Namakamu) turun dari skate boardnya, "kalau gitu, gue harus ikut. Sorry, Nad, bukannya gue mau menghancurkan kencan kalian, tapi... gue harus memantau siapapun yang ngajak lo pergi."

Iqbaal menyembunyikan senyuman bahagianya saat (Namakamu) mengiyakan ajakkan itu, taktik yang dipakainya akhirnya termakan juga oleh (Namakamu).

"Gue lebih senang kalau lo ikut," jawab Nada dengan senyuman manisnya.

(Namakamu) pun mengacak rambut sahabatnya dengan pelan, lalu mulai mengambil skate boardnya dengan cepat. "Ayo! Pergi," ajak (Namakamu).

**

Akhirnya, Iqbaal pun benar-benar mengambil tempat makan yang jauh hanya untuk melaksanakan rencananya, ia melihat (Namakamu) yang ada di hadapannya terlihat bermain ponsel dengan seriusnya. Gadis itu terlihat cantik saat mulai tersenyum manis seperti itu, entah apapun itu yang membuatnya tersenyum, Iqbaal betah menatapnya.

SANG PENGGODATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang