13. As

512 75 22
                                    

1.

"Coffee sir ?"

Winwin menepuk bahu Renjun saat dua orang pramugari mendatangi mereka,

"No thanks"

"Emm miss can you help me ?"sambar lucas.

"Sure, what do you need mr Wong ?"

"Your heart babe~"

Chenle cekikikan mendengar Lucas malah berniat menggoda kedua pramugari itu. Winwin sepertinya tertarik untuk terlibat menyisakan Renjun yang masih termenung duduk di samping Winwin. Ia melirik Kun yang sudah tertidur dengan lelapnya.

Kalau reminder ini benar, artinya seluruh orang di pesawat ini dalam bahaya.
Apa yang harus ku lakukan ?

Renjun tidak ingin bertindak gegabah tapi hal ini juga tak memberinya banyak waktu untuk berpikir.

"Sorry miss, Can I meet aircraft technician?"

Dua pramugari itu terlihat bingung, "but why ?"

Salah satu pramugari itu terlihat menyikut temannya yang dinilai kurang sopan, kemudian membuat gestur minta maaf. Mereka tak bisa mengizinkan renjun dan meminta maaf bila Renjun merasa kurang nyaman.

"Please, we dont have many time"

Lucas, "oh come on Huang, what happen ? Tell us"

Winwin dan Chenle menghentikan acara komedi mereka dan kini memperhatikan benar penjelasan Renjun, raut wajah tegang langsung menghiasi mereka terutama dua pramugari itu begitu Renjun selesai mengatakan isi pesan ancaman itu.

Salah satu pramugari itu langsung berlari tergopoh-gopoh, selang beberapa menit alarm bahaya berbunyi disertai dengan lampu alarm peringatan yang menyala.

Chenle menggigit bibirnya,berusaha berpikir apapun selain kemungkinan kematian yang semakin dekat. Ia memandang jendela di sampingnya, tanah China telah terlihat. Mungkinkah pesawat ini akan meledak saat masih di udara atau ketika sudah berada di tanah, Chenle berusaha tak memikirkannya walaupun air matanya tak juga berhenti mengalir dan bibirnya terus saja menggumamkan baba dan mamanya secara random.

Berbeda dengan Chenle, Lucas  masih tampak syok. pikirannya justru melantur pada kejahilannya dua hari lalu. Ia teringat kemeja Ten yang masih ia sembunyikan. Bahkan hingga keberangkatannya ke China, Lucas belum mengembalikannya.

Renjun berinisiatif menggenggam tangan Winwin yang nampak bergetar, Winwin juga tampak terlalu pucat dalam ukuran beberapa menit. Banyak juga suara isakan-isakan dari para penumpang yang lainnya. Sekarang mereka juga mengetahui kalau para member nct  juga berada pada penerbangan yang sama dengan mereka, dan karena itulah mereka berada dalam bahaya.

Beberapa orang ingin menyalahkan hal itu tapi di saat kritis seperti sekarang itu tidaklah memungkinkan. Bernafas saja rasanya sudah sesak.

Detik-detik landing pesawat membuat raut wajah semua orang menjadi pias, banyak yang memilih memejamkan mata mereka, termasuk Renjun.

Welcome in Beijing International Airport

"Kita aman ?"

Suara-suara mulai terdengar dan mereka menarik nafas lega sembari keluar dari pesawat bersama dengan penumpang lainnya.

Ternyata reminder itu hanya gertakan ?

Chenle langsung menangis kencang hingga Kun terbangun.

"Sudah sampai, chenle kenapa menangis ?"

Lucas yang sudah kehabisan tenaga hanya menggeleng pada Kun sembari menepuk nepuk punggung Chenle pelan.

We Are Friend ? [ 2 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang