"Lakukan saja"
"Kau yakin ?"
"Kita tidak punya pilihan lain"
"Aku tidak ingin memilih."
"MENURUTMU AKU MAU ? aku juga tidak ! tapi kita harus"
"Dan meninggalkan segalanya ?"
"TAPI MEREKA TEMANMU !"
"IYA ! dan temanku adalah TEMANMU JUGA !"
Secarik kertas telah kusut bahkan robek sebab remasan kuat barusan, tak menunggu lama kertas itu telah menjadi abu karena terlahap api. Kilatan api itu sempat menerangi gelap di sekitarnya namun tak lama kemudian api itu padam meninggalkan tanda.
"Apakah kita juga akan berakhir seperti ini ? menjadi abu ?"
"Aku yang akan menjadi abu, kau tidak Lee."
"Astaga Lee ! kalimatmu membuatku tersentuh, tapi karena mulutmu yang mengatakannyaㅡ perutku jadi mual"
"DASAR PECUNDANG !"
"Eyy kau sedang mengatai dirimu sendiri Lee ?"
"Aku membencimu Lee."
"Terimakasih Lee, sebenarnya aku juga membenci diriku sendiri."
*~....~*
Sampai jumpa lagi temanku...
"Haechan-ah !"
Pemuda berhoodie abu itu bangun dengan nafas terengah, kepalanya cukup pusing dan bibirnya pucat."Jaemin, kau baik-baik saja ?"
"Renjun aku tadi bermimpi kalauㅡ tunggu ! Bukankah tadi aku melompat dari atap lantai sebelas ? Lalu bagaimana bisa aku berada di sini ? Apa yang terjadi ? Oh ! Kau menyembunyikan sebuah rekaman kan ? Rekaman apa ? Dan Haechan ? Dimana dia ?"
Pemuda dari daratan China itu menggeleng dengan raut wajah kesal, wajahnya sudah bersih kecuali pipi kiri dimana terdapat penutup luka bergambar doraemon bertengger di sana.
"Bertanyalah satu persatu jaem."
Jaemin menyingkirkan selimut dan melemparnya ke lantai,"beritau aku, segala yang kau sembunyikan."
Renjun menghela nafas, duduk di atas ranjang yang sama dengan di tempati Jaemin.
"Hari pertama kau kembali ke korea, saat di bandara hari itu adalah hari kembalinya para member china juga."
Flashback
Pemuda bergingsul itu baru saja kembali ke hotel usai menemui baba dan mamanya di sebuah restoran yang telah di reservasi khusus.
Jadwal festival sudah hampir selesai dan keesokan harinya para member china akan kembali ke Korea. Dari pesan singkat Lucas mengatakan kalau kamar mereka berada di nomor 448, dengan langkah ringan Renjun menelusuri lift dan koridor yang cukup sepi karena malam semakin larut. Tak lupa Renjun memberi beberapa tip untuk pegawai hotel yang telah mengantarnya.
Cklekkk
Renjun hampir lupa caranya bernafas, kakinya hampir tremor tapi renjun memaksakan diri untuk bersembunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Friend ? [ 2 ]
FanfictionCOMPLETED Harapan dan Kenyataan tentang hubungan aneh bernama persahabatan. Sensitive Content. _15+, Self Injury, Crime, Mystery, Delusion, and others.