33. Fate

609 78 38
                                    

"Koeun ?"

Mark mengangguk ringan menanggapi tatapan dari ketiga hyungnya itu. Mobil yang membawa mereka sempat terjebak kemacetan karena banyaknya salju yang memenuhi jalanan. Sekarang mereka menuju ke rumah sakit tempat Inha pernah di rawat. Cukup nekat, mereka bertindak sendiri tanpa sepengetahuan agensi.

Mark mengamati sekitar yang terbilang Cukup lengang untuk ukuran rumah sakit swasta modern yang  besar. Bersama dengan Johnny dan Taeyong masing-masing dari mereka merapatkan mantel dan menutup wajah mereka dengan masker putih.

Johnny dan Taeyong mendekati meja resepsionis,
"Maaf bisakah kami melihat rekaman cctv ?"

Mark duduk tak jauh dari posisi Johnny dan Taeyong. Sesekali Mark memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang di sekitar mereka. Beberapa dari mereka masih membicarakan tentang skandal 00 line dan yang lainnya membahas isu kesehatan.


Taeyong turut duduk di samping Mark dengan helaan nafas lelah.

Mark prihatin melihatnya.

"Kau terlihat lelah hyung ?"


Taeyong menggeleng,  dari dekat Mark dapat melihat lingkaran hitam tercetak jelas pada kedua kelopak mata Taeyong.


"Tak apa, aku hanya perlu tidur sejenak. 5 menit cukup."

Mark mengisyaratkan bahunya yang  berlapis mantel tebal,"ada tempat kosong disini, mau parkir sebentar hyung ?"

Taeyong terkekeh, ia kembali merapatkan tangannya di depan dada dan bersandar pada tembok.
"Bangunkan aku setelah 5 menit ya."

Mark menghembuskan nafasnya perlahan. Berat sekali, masalah yang dihadapi oleh Renjun, Haechan, Jeno dan Jaemin. Mark merasa bersalah karena ketidakpekaannya yang terlambat datang. Waktu pertama kali Renjun datang padanya dan menceritakan keluh kesah  harusnya Mark memberi lebih dari sekedar nasehat.  Kini sia-sia sudah, dirinya menyesali yang sudah terjadi. Hanya mengharapkan di masa depan tak ada lagi kejadian seperti ini terulang,


"Mark, mereka menyuruh kita  pergi ke ruang kontrol."kata Johnny mendekat.

Mark melirik Taeyong, "Taeyong hyung kelelahan."

Johnny mengangguk.
"Biarkan saja. Tunggu di sini, aku akan ke ruang kontrol."

Meninggalkan Mark dan juga Taeyong, Johnny melangkah lebih cepat, ruang kontrol berada bersebelahan dengan ruang parkir rumah sakit. Tepat berada di bawah tanah bila dapat di sebut begitu.

Bersama dengan dua operator mereka mulai mengamati video satu persatu yang menunjukkan beberapa orang yang mengunjungi kamar Inha di hari itu.

"Tunggu-tunggu"seru Johnny.

"Mundurkan sedikit."

Setelah di pause video itu di putar mundur beberapa menit sebelum di play ulang.

"Ini dokter"ujar sang petugas datar begitu melihat apa yang Johnny coba tunjukkan.

Beberapa saat kemudian dokter itu mendorong ranjang Inha keluar dari ruangan. Johnny menajamkan mata masih mengamati pergerakan itu hingga cctv tak lagi mampu menampakkan si dokter membawa Inha.

"Itu pasti penyamaran." ucap Johnny hampir terdengar seperti tuduhan.

"Tidak mungkin tuan, tenaga medis di sini harus melewati serangkaian absensi khusus sebelum bertugas, aku yakin dokter tadi hanya membawa pasien ke lab."

We Are Friend ? [ 2 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang