Jeno selesai mengganti pakaiannya saat inspektur mengumumkan bahwa dirinya dan Jaemin telah di nyatakan bebas bersyarat. Borgol yang menjerat kedua tangannya dua hari ini sudah di lepas namun dirinya masih merasa seolah linglung. Ia berjalan menyeimbangkan langkah dengan Jaemin hingga udara dan terik matahari menyambutnya.
Seperti perkiraan, sudah banyak wartawan berada di luar kantor polisi lengkap dengan kamera dan berbagai pertanyaan menghadang.
Bersama Pengacara Na dan beberapa bodyguard SM, baik Jeno maupun Jaemim tak mengucapkan sepatah kata pun. Dengan wajah mengenakan masker gelap mereka hanya dapat tersenyum getir melihat ada banyak fans menangis di sana.
"JaeminㅡJeno, hari ini agensi mengizinkan kalian pulang jadi istirahatlah di rumah."
Jaemin masih diam, ia tidak tertidur hanya termangu menatap ke luar jendela. Pikiran dan hatinya terbebani, ia merindukan Haechan dan Renjunㅡtapi egonya menghalangi.
Haechan bahkan sering bersikap seolah mendukungnya dengan Inha. Semua itu hanyalah aktingnya yang luar biasa. Haechan memang aktor lakonnya sendiri.
Memuakkan.
"Jaem, aku duluan"seru Jeno sambil keluar dari mobil begitu sudah sampai di rumahnya.
Tersisa Jaemin dan Pengacara Na di mobil. Pengacara Na menatap putranya yang terlihat kacau, apakah kehidupan di sel penjara yang membuatnya seperti itu ?
"Jaem, kau mendengar ku kan ?"
Jaemin menampilkan aura terkejut, matanya semoat bergerak ke sisi atas dan kiri,"Ada apa appa ?"
"Yahh.. di acuhkan, anak appa yang tampan ini kenapa eoh ? Dimana senyum lebarmu yang biasanya ?"
Mendadak Jaemin teringat sesuatu alih-alih menceritakan masalahnya dirinya justru penasaran dengan suatu hal.
"Appa, bagaimana appa bisa menikahi eomma dulu ?"
Jaemin menangkap sikap sang appa tiri yang terlihat salah tingkah terlebih saat tatapan keduanya bertemu.
Saling menatap menunjukan keseriusan masing-masing akhirnya pengacara Na luluh juga.
"Baiklah appa akan menceritakannya padamu. "Flashback.
Perempuan yang baru saja melepaskan marga suaminya itu jatuh terduduk lemas di ruang tamu, ia mengelus perutnya pelan. Matanya tak bisa berhenti meneteskan entah ke berapa ribu air, wajahnya basah.
"Hyera !"
Wajah cantiknya hanya mampu terangkat sedikit saat ia mendengar seseorang memanggil namanya.
"Na Jeongwoon.."
Laki-laki berjas yang mengenakan pin pengacara itu tanpa banyak berkata langsung mengangkat tubuh Hyera ke sofa.
"Dimana Dokter Jung ?"tanyanya pelan. Melihat kondisi Hyera sudah dapat dipastikan kalau telah terjadi sesuatu.
"Dia meninggalkanku hiks"sebuah ucapan lolos dari bibir wanita itu, istri dari sahabatnya.
Perempuan yang sampai sekarang entah bagaimana masih mengisi hatinya, yang ia cintai diam-diam karena statusnya yang akhirnya menikahi sahabatnya.
Perlu beberapa bulan hingga Lelaki bermarga Na itu mengetahui fakta bahwa Hyera dalam kondisi mengandung. Batinnya sakit melihat wanita itu harus bekerja keras setelah dokter Jung menjadi buronan.
Kasus racun yang memakan korban pejabat negara telah menetapkan dokter Jung sebagai buronan namun pencarian pemerintah sepertinya sama sekali tidak efektif. Sampai sekarang lelaki itu tidak diketahui rimbanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Friend ? [ 2 ]
FanfictionCOMPLETED Harapan dan Kenyataan tentang hubungan aneh bernama persahabatan. Sensitive Content. _15+, Self Injury, Crime, Mystery, Delusion, and others.