26. Dear

478 74 14
                                    

Bulir demi bulir keringat menetes di pelipis seorang gadis. Kedua kelopak matanya masih rapat membentuk garis tertutupi bulu mata lentik. Sesekali dahinya berkerut entah apa yang ia mimpikan. Suara tetes demi tetes infus menjadi satu-satunya suara yang memecah malam penuh keheningan ini.

Jauh dalam fikiran si gadis seolah memutar film lama. Tentang perkenalannya dengan seorang laki-laki tengil yang entah bagaimana bisa ia berikan hatinya seluruhnya. Tentang kejahilan tanpa jeda yang lelaki itu berikan. Beserta kerapuhan lelaki itu karena masalah yang menderanya.



Donghyuk-a apa yang kau lakukan pada sepedaku ?

Hehe Aku hanya menaburinya  bunga dan melukisnya sedikit agar sepeda itu secantik pemiliknya.

Cantik apanya ? Sepeda ku jadi kotor, sini kau !
..

"Lotus ? Kenapa bunga lotus lee, aku tidak suka"

"Hei bunga lotus itu melambangkan dirimu inha-ya"

"Apa maksudmu ?"

"Kau ini tidak pernah belajar biologi ya, bunga lotus tumbuh di lumpur itulah dirimu"

"APA !"

"Hei hei berhenti memukulku Inha, dengar dulu. Bunga lotus memang tumbuh di lumpur namun lantas tak membuatnya menjadi buruk, bunga lotus bunga yang indah walaupun tumbuh di tengah-tengah lumpur itulah dirimu walaupun sekitarmu, lingkunganmu itu buruk namun kau tetap tumbuh cerdas, cantik dan menawan".

...

Haishh bilang saja karena aku tidak ada di kelas, aku tau kau bukannya merindukan suasana kelas sebelas tapi merindukan ku kan ? Aku pintar membaca kode

...

Kau membolos.

Kau yang menyuruhku !

Kenapa menurut padaku ?

Kalau begitu aku kembali ke kelas saja

Hei jangan, Inha-ya aku tidak ingin sendirian

...

Bolehkah aku meminta sesuatu padamu ?

.. apa ?

Apapun yang terjadi nantinya bisakah kau tetap berada disisiku ?

...

Kedua kelopak itu berkedip pelan sebelum terbuka sempurna, sinar matahari menyilaukan seakan secara khusus di arahkan pada irisnya.

"Dimana aku.."gumamnya pelan.

Pandangannya mengarah ke sekitarnya dimana banyak pepohonan dan rumput yang hijau dominan seolah menyambutnya. Dari pemandangan sekitarnya manik matanya akhirnya memutar pada dirinya sendiri.

"Gaun ?"

"Gaun ?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
We Are Friend ? [ 2 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang