"Aku membencimu Lee hiks kenapa mencintaimu harus sesakit ini ?"Haechan terpaku dalam posisinya. Ragu dengan indera pendengarannya namun ingin mempercayai apa yang ia dengar. Setelah setengah jam berada di cafe Haechan belum menyentuh minumannya sedikitpun, matanya menyorot pada objek di hadapannya.
"Kenapa melihatku seperti itu ?"
Haechan mengedipkan matanya yang mulai terasa agak perih, "bisakah kau mengulangi kalimatmu."
"Kalimat yang mana ?"
"Kau mencintaiku ?"
Haechan hanya menunggu saat Inha seolah membuang mukanya kemana saja, entah apa yang gadis dihadapannya ini pikirkan, tapi satu jawaban 'ya' mungkin cukup baginya untuk saat ini.
"Tidak ada siaran ulang"gumam Inha pelan.
Haechan menghela nafasnya ternyata bukan jawaban yang diinginkannya yang ia dengar,"aku hanya ingin memastikan, aku takut yang tadi itu halusinasi atau mungkin aku telah mengalami delusi seperti Jeno."
"Jeno delusi ?"
Haechan mengangguk, "aku kira tak ada member dream yang baik-baik saja untuk saat ini kecuali Chenle dan Jisung yang mulai sibuk dengan kegiatan home schooling nya."
Inha terlihat berfikir sesaat sebelum mengajak Haechan kembali ke markas mereka, hari sudah gelap dan udara mulai dingin.
"Kau belum menjawab pertanyaanku."
Inha tak menghiraukan ucapan Haechan, ia hanya sedikit menyingkap lengannya hingga memperlihatkan dua gelang karet berada di sana.
"Donghyuk-ah lihat ini"
"Apa yang kau lakukan ! Hentikan, kau menyakiti dirimu sendiri""Bukan aku, tapi kau "
Inha mengabaikan lengannya yang kemerahan, ia melepas gelang karet itu dan memakaikannya ke lengan Haechan dimana masih terdapat luka berbentuk garis yang cukup banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Friend ? [ 2 ]
Fiksi PenggemarCOMPLETED Harapan dan Kenyataan tentang hubungan aneh bernama persahabatan. Sensitive Content. _15+, Self Injury, Crime, Mystery, Delusion, and others.