*happy reading😊
Devan berjalan cepat menuju kantin untuk berkumpul bersama kedua sahabatnya. Sejujurnya Devan sangat malas untuk berkumpul bersama mereka di kantin, disebabkan oleh patah hati yang mendalam.
"Woy duo anak dugong, lo berdua harus tanggung jawab pokoknya! Harus kalo enggak gue gantung lo berdua di pucuk monas!" ucap Devan pada dua sahabatnya dengan sedikit emosi.
"Kenapa lo? dateng-dateng minta pertanggung jawaban, emangnya kita ngehamilin lo? Segala mau gantung gue sama Dylan di pucuk monas lagi," balas Denis sahabat Devan dengan terheran-heran.
"Tau gaje banget jadi orang," ujar Dylan ikut-ikutan.
"Temen lo tuh," ucap Denis sambil mengupil.
"Temen lo juga, tai!" balas Dylan.
"Gue putus sama Riel!" ucap Devan sambil duduk di antara kedua sahabatnya.
"What? Apaaaaa?" Denis spontan berteriak karna terkejut.
"Demi si Denis yang mirip kunyuk emaknya Dafi gue kaget sumpah!" ucap Dylan tidak jelas.
"Ye kenapa lo bawa-bawa gue sama yayang gue kutil," ucap Denis tak terima karna dirinya dikatai kunyuk oleh Dylan.
"Stop!! Lo berdua tuh ya gak ngerti gue lagi pusing apa! Lagian gue putus tuh gara-gara lo berdua!!" ucap Devan dengan emosi pada dua sahabat laknatnya.
"Kok kita sih? Kan elo yang putus sama Riel tapi kok yang disalahin gue sama Dylan," ucap Denis membela diri.
"Gue itu putus sama dia gara-gara ide lo berdua kemaren ogeb!" Kesal Devan yang sudah sangat emosi pagi ini.
"Jadi Riel gak mohon-mohon biar gak lo putusin?" tanya Dylan dengan bodohnya saat Devan sedang emosi tingkat tinggi.
Bagaimana Devan tidak emosi pada dua sahabatnya itu, kalau penyebab dirinya harus putus dengan Riel sang pujaan hati karna ide konyol dari Denis dan Dylan, untuk berpura-pura minta putus dengan Riel agar melihat reaksi Riel memohon-mohon untuk tidak putus darinya.
"Lo berdua harus tanggungjawab!" ujar Devan.
"Lah emang kita ngehamilin siapa Van?" tanya Denis dengan bodohnya.
Pletakkk
"Adawwww sakit ogeb, asal pukul kepala orang aja nanti kalo gue bego gimana?" Kesal Denis pada Dylan yang seenaknya memukul kepalanya.
"Emang lo udah bego!" balas Dylan dengan santainya seperti orang tidak punya dosa.
Devan berdiri dari duduknya dan meninggalkan kedua sahabatnya yang sedang beradu mulut, dari pada ia makin stres karna kedua sahabatnya yang gila itu.
"Mau kemana lo?" tanya Dylan yang tak sengaja melirik ke arah Devan yang akan pergi.
"Mau bantuin nenek-nenek nyebrang jalan terus makan siang sama Maudy Ayunda!" jawab Devan tidak jelas.
"Gila Lan, abis putus dari Riel si Devan malah deket sama Maudy Ayunda," ucap Denis.
Dylan tidak menggubris ucapan nyeleneh Denis.
"Kalo gue sampe gak bisa balikan sama Riel, lo berdua gue doa in jomblo seumur hidup!" ucap Devan menyumpahi kedua sahabat laknatnya itu.
"Aminnn."
Pletakkkk
"Sakit ogeb! Lo demen banget kayanya jotos pala gue!" Protes Denis tidak terima pada Dylan yang suka seenaknya menjotos dan memukul kepalanya, bagaimana nanti kalo ia jadi bodoh? Eh ralat semakin bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebatas Mantan {Completed}
Teen FictionMantan itu sebagian dari masalalu yang harus dilupakan dan hanya bisa dikenang bukan untuk terulang. Mantan itu masa lalu, tapi kalo ditakdirin boleh juga jadi masa depan. #8-lampung (05 November 2020) *Cerita ini sudah direvisi jika masih ada kesal...