SEBATAS MANTAN #19

337 20 0
                                    

"Pagi Ma," sapa Devan saat baru tiba di ruang makan, dan sudah rapih dengan seragam putih abu-abunya.

"Pagi Sayang," balas Bella sembari mengoleskan selai coklat pada roti lalu meletakkannya pada piring Devan.

"Makasih Ma," ucap Devan lalu mulai menggigit roti sarapannya.

"Nanti ajak Riel kesini ya Van,"

Devan yang tadinya ingin menelan roti yang telah dikunyahnya, seketika tersedak karna mendengar ucapan Mamanya.

"Uhukk uhukk." Devan segera meneguk air minum hingga habis.

"Pelan-pelan kalau makan itu." Omel Bella pada anaknya.

"Iya Ma hehe." Cengir Devan lalu menyuapkan roti lagi ke dalam mulutnya.

Setelah selesai sarapan Devan berpamitan pada Bella.

"Ma, Devan berangkat dulu ya." Ucap Devan sambil menyalimi tangan Mamanya.

"Hati-hati, oh iya nanti ajak Riel ke sini ya, Mama kangen sama dia." Ujar Bella.

Devan yang bingung mau menjawab apa akhirnya hanya mengangguk.

Saat baru duduk di atas motornya, Devan menyesal, kenapa tadi ia mengangguk saat mamanya menyuruhnya membawa Riel untuk datang ke rumah.

Devan pikir, ia harus merayu Riel lagi, sekalian PDKT lagi untuk kedua kalinya. Siapa tahu kali ini Riel tidak menolaknya.

***

"Fika, lo bantuin gue kek!" Ujar Riel yang sedang menyapu, karna hari ini jadwal piketnya. Harusnya ia membersihkan kelas saat pulang sekolah kemarin, tapi karna lupa alhasil ia harus berangkat pagi-pagi hanya untuk menyapu kelas.

"Gue kan gak piket, lagian suruh siapa lo kemarin nyelonong pulang aja." Balas Fika yang sedang duduk santai di bangkunya.

"Dasar sahabat KW." Gerutu Riel sambil melanjutkan kegiatan menyapu lantai kelasnya.

Sedangkan Dafi, harusnya ia hari ini piket bersama Riel, tapi hari ini ia tidak masuk sekolah karna ada acara.

Riel menyapu dengan asal, saat ingin menyapu keluar debu dan beberapa sampah kertas, tiba-tiba Devan datang dengan santainya sambil bersiul-siul.

Karna Riel tidak melihat kedatangan Devan, ia mendorong debu dan sampah tadi keluar dari pintu dengan asal, yang akhirnya mengenai sepatu Devan yang baru ingin masuk ke dalam kelas.

"Eh maaf, gue gak liat." Ucap Riel lalu mendongak dan terkejut saat mendapati orang di depannya adalah Devan, sang mantan.

Devan hanya tersenyum tanpa mengatakan sepatah kata pun, lalu masuk ke dalam kelas. Hal ini tentu membuat Riel heran, tumben sekali Devan tidak mengganggu dan mengajaknya untuk balikan.

Di satu sisi Riel merasa ada yang kurang, ia rindu Devan yang selalu mengganggunya dan berusaha dengan berbagai cara untuk mendekatinya kembali.

Apa mungkin Devan menyerah? Apa mungkin Devan lelah dengan sikap dingin Riel selama ini? Jika iya, Riel menyesal sudah bersikap dingin pada Devan. Karna sejujurnya Riel masih mencintai Devan, hanya saja ia ragu pada dirinya sendiri karna tidak siap untuk terluka kembali.

Riel segera menyelesaikan tugas piketnya sebelum bel masuk berbunyi. Setelah selesai ia mengembalikan sapu pada tempat semula, dan duduk di bangkunya bersama Fika yang sibuk dengan ponselnya.

Sebatas Mantan {Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang