SEBATAS MANTAN #4

579 49 1
                                    

*happy reading🌱


"HAY EPRIBADEH!!! AYEM KAMING!" teriak Riel ketika baru memasuki ruang kelasnya.

Krikk...

Semua siswa siswi hanya menatap cengoh Riel.

"Kok diem sih, biasanya juga pada teriak-teriak kaya nonton konser Oppa Korea," celetuk Riel yang heran dengan teman-teman sekelasnya.

"Eh ada apaan sih? kok diem-diem bae," ucapnya lagi.

"Gabriella Algaria Fransiska! Sekarang kamu ke lapangan hormat bendera sampai pelajaran saya selesai!!" ucap Bu Asih dengan tegas.

"Ehh ada Ibu, saya kira Ibu belum masuk hehe," ucap Riel sambil menampakkan cengiran khasnya.

"Sudah tidak usah banyak basa-basi, sekarang laksanakan hukumannya!"

"Iya-iya Bu siap laksanakan."

"Gab-" baru saja Bu Asih ingin meneriaki Riel tapi cewek itu sudah langsung lari menuju tengah lapangan untuk melaksanakan penghormatan kepada sang merah putih.

"Wihh harusnya Indonesia bangga nih punya rakyat kaya gue, yang dengan ikhlas hati hormat sama bendera dan tiangnya selama dua jam." Riel bicara sendiri sambil mengangkat tangan kanannya untuk hormat.

"Ekhmmm," dehem seseorang dari belakang Riel.

"Aduh kalo batuk minum obat," ucap Riel tanpa tau siapa yang barusan berdehem.

"Gue gak perlu minum obat batuk lagi, karna setiap liat lo batuk gue langsung ilang," ujar Devan dan membuat Riel langsung mematung.

"Kok diem? Mau gue temenin gak?" tanya Devan sembari berdiri disamping Riel.

"Gak perlu sono lo minggat aja!" jawab Riel jutek padahal hatinya terus berucap 'sini temenin gue'.

"Tapi kalo gue maksa mau nemenin lo gimana?" tanya Devan sambil ikut-ikutan hormat pada bendera.

"Lah lo ngapain ikutan hormat?"

"Suka-suka gue dong," jawab Devan.

Padahal Devan dihukum begini karna berpura-pura tidak mengerjakan PR dari Bu Asih hanya untuk berduaan di lapangan bersama Riel.

Hening, tidak ada yang bicara antara Riel dan Devan hingga akhirnya bel penyelamat bagi Riel pun berbunyi.

"Akhirnya kelar juga hukuman gue," ucap Riel sembari mengelap keringat di dahi dengan dasinya.

"Lo mau kemana?" tanya Devan saat Riel baru ingin melangkahkan kakinya pergi dari lapangan.

"Kantin," jawab Riel jutek sambil kembali melangkahkan kakinya menuju kantin.

"Oh," ucap Devan sembari mengikuti Riel menuju kantin.

Karna merasa seperti ada yang mengikutinya Riel berhenti berjalan dan membalikkan badannya untuk melihat siapa yang mengikutinya.

"Ngapain lo ngikutin gue?" tanya Riel saat mengetahui siapa yang mengikutinya.

"Dih GR siapa juga yang ngikutin lo," balas Devan dengan ekspresi minta ditabok.

"Terus kenapa lo ngikut gue kesini?"

"Mau ke kantin lah beli minum, lagian juga ini kan tempat umum."

"Hihhh." Riel sembali membalikkan badannya dan melangkahkan kaki dengan cepat.

"Riel!" panggil seseorang dengan suara cetar membahana bagai petir disiang bolong yang memekikan telinga setiap insan yang mendengarnya.

Krik krik

Para siswa siswi yang sedang berada di kantin sontak menghentikan kegiatannya masing-masing dan melihat ke sumber suara cempreng yang barusan memanggil nama Riel. Siapa lagi jika bukan Fika.

Sebatas Mantan {Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang