SEBATAS MANTAN #8

417 37 0
                                    

"Susah emang kalo udah terlanjur cinta sama seseorang sekalipun udah jadi mantan tetep aja cinta"

-Clara Estaverlita


"Lo kenapa sih dari tadi ngelamun mulu? Kesambet baru tau rasa!" ucap Fika sambil mengunyah keripik kentang yang dibelinya di mini market tadi.

"Ck, gue tuh bingung Fik," balas Riel sambil menelungkupkan tangannya di wajah.

"Bingung kenapa sih? Cerita coba."

"Ah males, gue cerita sama lo, bukannya bantu cari solusi malah bikin dilema."

Fika hanya meneruskan mengemil keripiknya di atas kasur Riel.

"Anjir turun lu!" Kesal Riel yang menyadari Fika makan di atas kasurnya.

"Ck, apaan sih lagian juga gak berantakan gue makannya," balas Fika sambil memanyunkan bibir.

"Gak berantakan pala lo benjol! Itu apaan nyet!"

Fika hanya nyengir kuda saat menyadari banyak remukan keripik di kasur Riel.

"Turun gak? Atau lo gak boleh nginep!"

"Iya-iya nih turun." Ucap Fika sambil mengerucutkan bibir, yang malah membuat Riel ingin mengucir bibirnya dengan karet rambut.

"Bersihin onta! Malah duduk lagi," ujar Riel yang melihat Fika duduk di sofa suduk kamarnya.

"Nanti dulu napa, lagi sibuk nih gue."

"Sibuk stalking opak-opak korengan! Keburu ini kasur gue dikerubungin semut, dodol!"

Riel yang sedang mengoceh tak dihiraukan Fika, ia malah asik melihat postingan Chanyeol artis Korea pujaannya.

Kesal dengan kelakuan Fika, Riel dengan tidak sopannya merebut ponsel Fika, dan membuat Fika cemberut.

"Bersihin atau gu--"

"Iya-iya, nih gue bersihin bawel!"

"Nah gitu dong, gue gak mau ya pas lagi enak-enak tidur tiba-tiba digigitin semut."

"Bodo amat!"

"Udah sore nih, gue mau bantu-bantu di dapur dulu, dan lo harus bersihin ini sampe bersih!"

"Dibakar biar bersih!" ucap Fika masih dengan wajah kesalnya.

"Hp lo masih gue sita sampe lo selesai bersihinnya, oke."

"Dasar temen laknat!"

Riel tak memperdulikan umpatan Fika, ia berjalan santai keluar dari kamarnya menuju dapur untuk membantu Mamanya.

***

"Devan, tolong ambilin mixer Mama di lemari atas, Mama gak nyampe!" seru Bella--Mama Devan--dari dapur.

Devan yang sedang asik menonton kartun di televisi pun berdecak, mau tak mau ia harus bangun untuk menuruti perintah Mamanya.

"Apa sih ma?" tanya Devan saat baru sampai di dapur.

"Kuping kamu budek ya? Mama suruh kamu ambilin mixer itu di lemari yang atas," omel Mamanya.

"Kenapa gak suruh Ara sih ma."

"Biar kamu tuh gerak! Gak duduk aja mantengin tv!"

Clara yang mendengar perdebatan antara Ibu dan Anak itu hanya terkekeh sambil menakar tepung untuk membuat kue.

Seusai meletakkan mixer di atas meja, Devan hendak kembali lagi menonton kartun kesukaannya.

"Kok Riel udah lama gak main ke sini?" tanya Bella pada anaknya.

Devan yang ditanya seperti itu malah kebingungan sambil menggaruk-garuk pelipisnya.

"Anu ma," jawab Devan, sambil memikirkan alasan untuk menjawab pertanyaan mamanya.

"Anu-anu apa? Kamu putus sama dia? Kok bisa?"

"Eng-enggak kok Ma, Devan gak putus sama Riel," jawab Devan berbohong, karena Devan yakin jika Mamanya tahu ia putus dengan Riel, ia akan diceramahi tiga hari tiga malam. Karena mamanya sudah terlanjur 'sreg' dengan Riel.

"Terus kenapa gak pernah kesini lagi?"

"Riel sibuk Ma, jadi gak bisa main kesini."

"Nah, kalau gitu nanti malam kamu ajak Riel ke sini, Mama kangen sama dia."

Derrrr...
Bagaikan tersambar petir disiang bolong, Devan terkejut terheran-heran mendengar penuturan sang Mama. Bagaimana bisa dirinya mengajak Riel untuk datang ke rumahnya, sedangkan hubunganya dengan Riel pun sudah kandas karna prank murahan Devan.

"Kenapa? Kok kamu kaget gitu?" tanya Bella sambil memperhatikan tingkah Anak semata wayangnya itu.

"G-gak papa Ma, cuma mikir aja nanti kalo Riel sibuk gimana?"

"Mama gak mau tau! Pokoknya Riel harus ikut makan malem di rumah kita!"

"Nanti Devan coba ajak deh Ma, kalo gitu Devan ke kamar dulu."

Devan berjalan menuju kamarnya sambil memikirkan bagaimana ia mengajak Riel makan malam di rumahnya?. Dan jika ia tak mengajak Riel, Mamanya pasti curiga dengan hubungan mereka. Devan benar-benar pusing memikirkannya.

Sampainya di kamar Devan langsung menghempaskan tubuhnya ke kasur bergambar harimau miliknya. Ia meraih ponselnya yang ia letakkan di atas kasur, berniat ingin menghubungi Riel.

Nanti malem ada acara gak? -delete

Mama gue ngajak makan malem dirumah-delete

Devan meletakkan ponselnya di atas perut dan memejamkan mata.
Masa tiba-tiba ia mengirimi Riel pesan jika Mamanya mengajak makan malam bersama? Memalukan!.

Devan menghembuskan napas kasar, dan mengambil ponselnya lagi, lalu mendial nomor Riel. Masa bodoh dikatakan apa oleh Riel nantinya, yang terpenting sekarang ia harus mengajak Riel untuk datang ke rumahnya.

"Halo?" Devan meneguk ludahnya sambil menyiapkan kata-kata yang ingin ia katakan nanti pada Riel.

"Halo, El" ucap Devan gugup.

"Ini siapa ya?"

Apa katanya? Riel menanyakan bahwa ia siapa? Apakah nomor Devan sudah dihapus? Oh Devan rasanya ingin langsung memutuskan telepon sekarang juga.

"Woi! Ini siapa? Kalo gak penting gak usah telpon! Dasar kurang kerjaan!"

"Apa nomer gue lo hapus?" Bodoh! Mengapa Devan malah menanyakan itu.

"Hah? Lo siapa sih?" tanya Riel di seberang sana bingung.

"Gue, Devan."

"...."

"Gue disuruh Nyokap buat ngundang lo makan malem di rumah."

"Ap-apaa?"

"Nyokap gue belum tau kalo kita putus, plis lo dateng dan bersikap seolah lo masih jadi cewek gue."

"Lo gila?!"

"Plis El, gue gak mau nyokap kecewa gara-gara kita putus."

"O-oke gue nanti malem kerumah lo, jam berapa?"

"Jam 7 gue jemput ke rumah lo, bye."

Tutt...tutt..

Sambungan telepon diputuskan Devan secara sepihak. Devan menduga bahwa sekarang Riel sedang merutukinya karna memutuskan telepon sepihak. Namun rasa lega di Perasaan Devan muncul karna Riel mau menyetujui ajakkannya. Jika tidak sudah dapat dipastikan Mamanya akan mengomel macam-macam tentang hubungannya dengan Riel.




Alohaaa!!!
Yee update lagi yee😆😆
Gimana part kali ini? Hmm?
Absurd yakan?

Sorry kalo typo bertebaran

See you next part💞

Sebatas Mantan {Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang