*Happy reading😉
"El, lo mau kemana sih?" tanya Fika sambil mencoba menyamakan langkah Riel.
"Mau lari dari kenyataan!" jawab Riel asal.
"Gini nih orang galau, kalo ditanya jadi baperan," ucap Dafi sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Makanya diem gak usah banyak bacot!" ucap Riel sensi seperti cewek PMS.
"Ye, sa ae Mbak, jangan sensi gitu," balas Dafi.
Sampainya di kelas Riel langsung duduk di bangkunya.
"Eh eh, ada Neng Riel, kok cuma sama gengnya, Aa Devan nya kemana?" goda Denis.
Riel hanya berdecak kesal dan tidak menanggapi Denis, dan menganggap perkataan Denis barusan adalah ocehan orang gila komplek.
"Jangan digodain Nis, Neng Riel nya lagi galau akut," ucap Dylan ikut-ikutan menggoda Riel.
"Lo berdua bacot!" ucap Dafi kesal dengan tingkah dua makhluk absurd di depannya yang barusan menggoda Riel.
"Eh, Ayang beb Dafi," ujar Denis dengan tampang menjijikan bagi Dafi.
"Ayang beb pala lo peang!" ucap Dafi kesal, ingin rasanya Dafi menyeleding kepala Denis jika sedang tak di sekolah.
"Kok galak banget sih Beb, Abang Denis kan baik-baik nyapanya," ucap Denis lagi.
"Lo diem apa mau gue sleding?!" Ucap Dafi yang sudah benar-benar kesal dengan tingkah Denis.
"Disleding ke hati kamu gak papa."
"Serah lo serah, capek gue ngeladenin orang yang otaknya cuma separo!" ucap Dafi sambil duduk di bangkunya.
"Bebeb kalo ngambek tambah cantik deh, Abang Denis makin cinta."
"Lo diem ato mau gue siram pake nih aer?!" ancam Dafi sambil membuka tutup botol berisi air minum yang ia bawa dari kantin.
"Eh iyahiya, yuk Den kita pergi daripada lo basah kuyup gara-gara nih cewek sinting," ucap Dylan sambil menarik baju Denis.
"Apaaa lo bilang? Gue sinting?!" Teriak Dafi yang tak terima dikatai sinting oleh Dylan.
"Kaburr mak lampir ngamuk!" Teriak Dylan sambil tertawa dan berlari disusul dengan Denis yang ikut tertawa renyah.
Bagi Dylan dan Denis menggoda Dafi adalah asupan hiburan sehari-hari, walaupun bagi teman-teman yang lainnya itu sangat kurang kerjaan.
***
Devan membaringkan badannya di bangku taman belakang sekolah yang lumaya sepi dan cocok untuk orang yang sedang galau sepertin dirinya. Ia masih memikirkan cara agar dirinya dan Riel dapat sedekat dulu.
"Coba dulu gue gak turutin apa kata duo kunyuk laknat itu, pasti sekarang gue sama Riel masih pacaran," ucap Devan pada dirinya sendiri.
"Lo nyesel?" ucap seseorang dari belakang Devan.
Devan langsung membalikkan badan melihat siapa yang barusan bicara padanya.
"Lo ngomong sama gue?" tanya Devan pada orang tersebut.
"Gak sama Mbak kunti di sebelah lo!" jawab orang tersebut sedikit kesal.
Orang tersebut adalah Clara sepupu Devan.
"Jadi jawab pertanyaan gue." Ucap Clara pada Devan sambil berjalan mendekat dan duduk di bangku sebelah Devan.
"Iyalah gue nyesel banget, gue kira Riel bakal mohon-mohon ke gue biar gak putus, eh tenyata enggak!" jelas Devan sambil mengacak rambutnya.
"Bego!"
"Hah?"
"Gue bilang lo BEGO!"
Devan hanya mengangkat sebelah alisnya menunggu Clara melanjutkan omongannya.
"Lo tau kenapa gue bilang lo itu bego?" tanya Clara.
Devan menggelengkan kepala pelan.
"Lo bego mau maunya nurutin rencana konyol temen lo cuma buat ngetes Riel, percuma lo lakuin itu bege! Riel gak bakal mohon-mohon ke lo, Riel bukan tipe cewek kaya mantan mantan alay lo itu, sekarang lo nyeselkan?" jelas Clara panjang lebar.
"Ya gue gak tau kalo akhirnya bakal kaya gini Ra."
"Sekarang terserah lo, mau balik sama Riel dengan cara apa, karna gue gak mau bantu buat kedua kalinya."
"Yah kok gitu sih Ra, lo kan sepupu gue yang paling baek, cantik, masa gak mau bantuin gue?"
"Serah, i don't care," ucap Clara lalu pergi meninggalkan Devan.
"Ra, Claraaaa!" panggil Devan pada Clara namun Clara sama sekali tak menghiraukan Devan.
Devan hanya mengacak rambut frustasi, dan membaringkan badannya di bangku taman sekolah.
***
"Riel lo dengerin gue ngomong gak sih?!" Seru Fika frustasi karna sedari tadi Riel tidak menggubris dirinya.
"Woy Riel lo budeg ya!" teriak Fika sambil berdiri dari bangkunya.
"Hmmm," balas Riel.
"Olohuma Riel, gue dari tadi teriak-teriak gak jelas gini cuma lo jawab hmm," ucap Fika.
Rasanya jika tidak sedang di sekolahan Fika sudah jungkir balik seperti orang gila mendengar jawaban Riel yang amat sangat tidak jelas.
"Udahlah Fik, jangan ganggu Riel dulu," ucap Dafi pada Fika.
"Ya abis gue kesel banget sumpah, gue ngomong panjang lebar cuma di hmm in." Jelas Fika masih dengan wajah kesal.
Riel bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan melewati Fika dan Dafi yang ada di depannya.
"El, lo mau kemana?" tanya Dafi sambil mencekal tangan Riel.
"Bukan urusan lo!" Jawab Riel dingin sambil menghempaskan cekalan tangan Dafi dan kembali berjalan keluar kelas.
"Riel kenapa sih, kok jadi ngeselin gitu?" Tanya Fika pada Dafi yang masih memperhatikan Riel yang keluar kelas.
"Entahlah, mungkin gara-gara Devan. Dan sekarang kita jangan ganggu dia dulu, biarin dia nenangin dirinya," ujar Dafi.
Allo gengs👋
Kangen gak sama Riel & Devan? Harus kangen (author maksa)
Sorry banget udah lama gak update, pasti ngiranya cerita ini gak bakal lanjut lagi kan?
Oke thanks buat kalian yang masih mau baca cerita absurd ini and See you next part👋👋
_author kece😎
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebatas Mantan {Completed}
Teen FictionMantan itu sebagian dari masalalu yang harus dilupakan dan hanya bisa dikenang bukan untuk terulang. Mantan itu masa lalu, tapi kalo ditakdirin boleh juga jadi masa depan. #8-lampung (05 November 2020) *Cerita ini sudah direvisi jika masih ada kesal...