"Bodoh!" Maki Devan pada dirinya sendiri.Sekarang ia berada di dalam kamarnya sedang merutuki kebodohanya.
"Seharusnya tadi gue ngajak dia balikan!" ucapnya lagi sembari berguling kesana-kemari di atas kasur seperti anak kecil.
Devan meraih ponselnya yang ia letakkan di nakas dekat kasurnya. Ia mencari-cari kontak Riel ingin menghubunginya, tak butuh waktu lama Devan sudah menemukan kontak Riel.
Devan dilema dengan dirinya sendiri antara menelepon Riel atau tidak.
"Telpon, enggak, telpon, enggak, telpon, haissss!" Devan benar-benar bingung dengan dirinya, ingin menghubungi tapi gengsi tidak menghubungi tapi hatinya risau.
Setelah mempertimbangkan beberapa saat akhirnya Devan memutuskan untuk mengirimi Riel pesan saja.
Besok pagi berangkat
bareng, gw jemput.Send.
Setelah mengirimi pesan tersebut Devan membuang napas lega, dan tanpa sadar ia tertidur dengan ponsel yang masih ia pegang.
***
"Fik gue bete sumpah!" ucap Riel sambil melemparkan boneka yang ia peluk tepat ke arah Fika yang sedang senyum-senyum dengan ponselnya.
"Apaan sih?! Maen lempar seenaknya aja." Kesal Fika yang merasa aktivitasnya terganggu karna Riel yang tiba-tiba saja melemparinya boneka.
"Males gue sama lo, mending gue tidur," ucap Riel yang sama sekali tak digubris Fika.
Baru saja ingin memejamkan mata ponselnya yang ia letakkan di dekat bantalnya berbunyi.
Riel mengambil ponselnya dan melihat siapa yang mengiriminya pesan.
MantanKampret:
Besok pagi berangkat
bareng, gw jemput."Ck, ganggu orang aja!" ujar Riel tanpa berniat membalas pesan dari Devan.
Riel meletakkan ponselnya di atas nakas lalu menarik selimut dan bersiap tidur tanpa memperdulikan Fika yang sedang senyum-senyum sendiri seperti orang gila di sebelahnya.
***
"Fik, lo liat buku kimia gue?" tanya Riel sambil mengobrak-abrik isi tasnya.
"Enggak, coba tanya Dafi," jawab Fika sambil menyalin tugas milik Riska teman sekelas mereka.
"Daf, lo pinjem buku kimia gue gak?" tanya Riel pada Dafi yang sedang bermain game di ponsel miliknya.
"Enggak," jawab Dafi singkat karna fokus pada game yang ia mainkan.
"Duh, alamat gue gak nyusun tugas ini mah," ucap Riel saat tak menemukan buku kimianya di dalam tas
"Nih," ucap seseorang sambil mengulurkankan buku bersampul coklat kepada Riel.
Dari suaranya Riel sepertinya familiar dengan suara orang ini, tebakan Riel tepat orang itu adalah Devano Anggara teman sekelas sekaligus mantan pacarnya.
Riel mengambil buku yang ada di tangan Devan dengan cepat. "Kenapa bisa di lo?" tanya Riel ketus sambil menatap Devan penuh selidik.
"Kalo lo lupa minggu lalu ninggalin buku lo di meja," ujar Devan sambil menaikan sebelah alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebatas Mantan {Completed}
Teen FictionMantan itu sebagian dari masalalu yang harus dilupakan dan hanya bisa dikenang bukan untuk terulang. Mantan itu masa lalu, tapi kalo ditakdirin boleh juga jadi masa depan. #8-lampung (05 November 2020) *Cerita ini sudah direvisi jika masih ada kesal...