Namaku Eiliyah Arani Pranaja, orang-orang biasa memanggilku Ei..
Aku memiliki seorang kakak laki-laki bernama Ardhan Gion Pranaja, usia kami terpaut lima tahun. Saat ini aku masih duduk di kelas tiga SMA.Aku memiliki empat orang sahabat. Biar kukenalkan dulu mereka satu persatu..
Erlang Mahya dan Enggar Mahya. Kami pertama kali bertemu saat menjalani MOS di sekolah menengah pertama. Aku yang selalu takjub melihat anak kembar tak bisa memalingkan pandanganku dari mereka sampai membuat kedua anak kembar itu menghampiriku. Aku sungguh kaget ketika mereka menghampiriku dan menanyakan apa aku naksir mereka. Tentu saja pertanyaan itu membuatku tertawa keras. Heii,, aku hanya tertarik karena menurutku kembar itu unik. Tapi sejak itu kami justru menjadi teman dekat, sahabat.
Sofia Caroline Winkler. Aku mulai mengenalnya saat kelas dua SMP, dia murid pindahan dari Austria. Dia seorang blasteran, Ibunya asli Jogyakarta dan Ayahnya berasal dari Austria. Ini pertama kalinya ada seorang bule yang benar-benar dekat denganku, melihat warna matanya yang biru membuatku takjub.
Agam Zeron Hendrawan. Dia sahabat terlamaku. Kami sudah kenal semenjak terlahir kedunia, mulai berteman saat tau kehidupan. Awalnya kami bertetangga saat orang tuanya masih tinggal di rumah Kakeknya hingga saat kami berusia enam tahun Agam dan orang tuanya pindah ke rumah mereka sendiri setelah berhasil membujuk kakek dan neneknya untuk mengizinkan mereka hidup mandiri. Tapi meski kami sudah tidak bertetangga lagi, kami masih sering bertemu karena kami satu sekolah.
Ibu Agam yang seorang perantauan tanpa sanak keluarga di Jakarta membuatnya agak canggung hidup bersama mertua tapi Ibuku terus menyemangatinya hingga akhirnya mereka berteman baik. Karena hubungan itu mereka pun selalu memasukkanku dan Agam di sekolah yang sama agar mereka dapat bersama-sama saat menunggui kami di sekolah. Sebenarnya cukup membosankan karena terus bertemu orang yang sama di sekolah tapi apa boleh buat.
Awalnya hubunganku dan Agam sama seperti persahabatan lainnya, Agam yang jahil selalu saja membuatku kesal, dia juga seorang playboy, banyak gadis yang dia pacari dan saat dia mematahkan hati gadis itu maka dia akan menjadikanku tameng dari amukan para mantan.
Aku mulai merasa keanehan pada hati dan jantungku kira-kira saat aku kelas tiga SMP, tiap kali berada di dekat Agam, jantungku bekerja keras dan rasanya mau meledak. Kupikir aku mengidap penyakit berbahaya saat itu hingga kusadari bahwa ternyata itu di karenakan hatiku yang mulai terpikat pada Agam. Tapi aku hanya berpikir bahwa itu hanya cinta monyet, sekedar naksir, kalian tau kan cinta monyet itu hanya angin lalu, tak ada kata serius. Kupikir nantinya juga akan hilang sendiri tapi ternyata aku salah. Sampai saat ini perasaan itu masih ada. Bahkan ini bukan lagi cinta monyet, dia cinta pertamaku.Aku tau Agam memiliki kekasih, playboy satu ini tidak pernah jomblo lebih dari tiga hari.
Jika kalian tanya bagaimana perasaanku tiap kali melihatnya bersama gadis lain tentu saja aku merasa sakit dan cemburu tapi aku harus bisa merahasiakannya.. Aku harus bisa merahasiakan perasaanku padanya karena ada tembok besar nan kokoh yang menghalangiku, sahabat. Satu kata yang membuatku terbelenggu.
Aku tidak bisa mengorbankan persahabatan kami karena perasaanku, tak akan jadi masalah memang jika Agam juga memiliki perasaan yang sama denganku tapi jika cintaku ini hanya bertepuk sebelah tangan maka perasaan ini hanya akan menghancurkan persahabatan kami.
Yang bisa kulakukan sekarang hanya menunggu, menunggu dia mengerti dan sadar akan perasaanku padanya tapi sayangnya Agam Zeron Hendrawan terlahir kemuka bumi ini tanpa memiliki kepekaan. Jika seluruh dunia dapat melihat dan merasakan cintaku padanya, tapi tidak dengannya..
🦂WindaYesung🦂
Jambi, 15 September 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
FriendZone?✔️ (PDF)
General FictionKami sudah saling mengenal semenjak terlahir ke dunia, mulai berteman semenjak mengerti akan kehidupan.. Bertahun-tahun menjalani persahabatan dengannya dan entah mengapa tiba-tiba perasaan itu muncul. Cinta.. Bagaimana aku akan mengatasimu? Aku ter...