21 : Ayam Goreng

3.7K 412 7
                                    

Tidak masalah jika seluruh dunia menganggapku rendah. Yang terpenting kamu selalu ada disisiku.

Kennant Jevon Rahardian.

"Apa nggak ada lagi kesempatan untuk Kak Jason?"

Alice tidak langsung menjawabnya. Dia masih memikirkan apa yang harus dia ucapkan. Bukannya tidak ada lagi kesempatan. Tapi keadaan ini sangat tidak memungkinkan.

"Kamu tau aku akan segera menikah." Jawab Alice pelan.

Satu bulan lagi Alice akan menikah. Persiapan pernikahan sudah sembilan puluh lima persen. Bahkan minggu depan undungan akan disebar. Tidak mungkin kan dia membatalkan pernikahannya. Itu akan melukai hati calon suaminya dan menghancurkan nama baik keluarga mereka.

Meskipun pernikahan Alice atas dasar perjodohan, Alice tidak keberatan. Karena calon suaminya adalah laki-laki yang baik. Yang mencintai Alice dengan tulus. Meskipun nantinya rumah tangga mereka akan ada kepura-puraan. Karena Alice yang masih mencintai Jason.

"Semenjak tau Kak Alice mau menikah. Kak Jason nggak mau keluar kamar. Kerjaannya cuma murung. Aku nggak tau gimana lagi caranya buat bujuk dia."

"Aku harus gimana Je. Aku nggak mungkin ninggalin calon suami aku."

"Jeslyn nggak maksa Kak Alice untuk kembali ke Kak Jason. Jeslyn cuma pengen tau bagaimana perasaan Kak Alice. Apakah Kak Alice masih mencintai Kak Jason."

"Tidak, aku mencintai calon suamiku."

Alice berbohong. Karena kalau dia jujur, Jeslyn akan memaksanya untuk kembali pada Jason. Sedangkan dia tidak bisa melakukan hal itu. Kini kehidupannya telah berubah. Tidak ada lagi Jason. Yang ada hanya calon suaminya.

"Kalau gitu Jeslyn permisi. Makasih Kak Alice udah mau ngeluangin waktu untuk ketemu Jeslyn." Jeslyn bangkit dari duduknya. "Oh ya, Kak Jason bilang dia nggak akan menikah kalo bukan dengan Kak Alice." Jeslyn meninggalan Alice yang masih mematung dengan ucapannya.

Alice masih memikirkan ucapan Jeslyn. Bagaimana jika yang dikatakan Jeslyn itu benar. Rasa khawatir mulai menyeruak dalam diri Alice. Dia tidak ingin membiarkan Jason terpuruk karenanya. Tapi, bukankah pernikahannya jauh lebih penting.

***

Setibanya di Kantin, Jeslyn langsung menghampiri Kennant yang duduk sendirian. Tanpa aba-aba Jeslyn langsung menyambar ayam goreng yang ada di piring Kennant.

Kennant tak berani protes. Bisa-bisa Jeslyn marah jika Kennant protes hanya karena ayam. Apalagi sekarang Jeslyn terlihat sedang kesal.

"Tadi aku ketemu Kak Alice. Niatku sih mau bujuk dia buat balikan sama Kak Jason. Eh, taunya nggak mempan. Padahal aku udah pasang muka melas loh biar dia kasihan." Ucap Jeslyn yang masih sibuk ayam goreng milik Kennant.

Kennant diam saja. Dia tidak ingin melakukan apa-apa. Karena masih tertegun dengan kekasihnya yang terus bicara sambil memakan ayamnya.

"Loh kok ayamnya habis sih, padahal niatku cuma makan setengah loh." Jeslyn melemparkan sisa tulang ke tong sampah. "Yaudah aku pesenin lagi ya."

Kennant sebenarnya ingin mencegah Jeslyn. Tapi gerakan Jeslyn sudah secepat kilat. Dalam hitungan detik saja Jeslyn sudah membawa piring yang berisikan ayam goreng.

"Ini, mumpung tinggal satu tadi. Untung aja nggak kehabisan kayak soto waktu itu."

"Makasih."

Kennant yang hendak memakan ayam goreng itu terhenti ketika melihat Jeslyn yang memandangi makanannya.

"Kamu mau ?" Jeslyn menggeleng cepat.

Padahal Jeslyn sangat ingin ayam goreng itu. Tadi saja dia sampai tidak sadar menghabiskannya. Tapi sayangnya sudah tidak tersisa lagi ayam goreng disana. Mau tidak mau Jeslyn harus mengikhlaskan ayam goreng itu untuk Kennant. Mengganti ayam goreng yang dimakannya tadi.

"Aku tau kamu pengen ini." Kennant membelah ayam gorengnya menjadi dua bagian. Memberikan sebagian untuk Jeslyn.

"Nggak usah Ken, kamu pasti masih laper. Udah makan aja." Ucap Jeslyn basa-basi. Padahal dia mah sudah ngiler.

"Udah, makan aja." Secepat kilat Jelyn menyambar ayam goreng itu. Memakannya hingga habis. Kennant hanya terkekeh melihat kelakukan kekasihnya.

Ketika Kennant dan Jeslyn sedang asik makan. Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang menghampiri dan duduk didepan mereka.

"Kamu pacarnya Kennant ya?" Tanya lelaki itu. Jeslyn hanya mengangguk.

"Kok mau sih sama Kennant yang bisu gini. Mending sama saya aja."

Kennant menatap geli laki-laki itu. Sedangkan Jeslyn melotot tajam. Ingin rasanya dia mencekik laki-laki yang ada di hadapannya sekarang.

"Emang masnya seganteng apa sih sampe menghina pacar saya seperti itu. Mending pacar saya lah. Meskipun dia bisu tapi ganteng kayak oppa-oppa korea. Dari pada masnya udah ganteng kagak. Mulutnya minta dilindes lagi. Orang kayak gini nih yang bikin negara nggak maju-maju." Pria itu melongo mendengar penuturan Jeslyn. Tidak menyangka Jeslyn akan berbicara seperti itu.

"Ayo sayang kita pergi." Jeslyn menggandeng tangan Kennant. Berjalan meninggalkan kantin.

Para penghuni kantin-pun masih menertawakan laki-laki yang telah dihina Jeslyn habis-habisan.

"Dasar cewek kurang ajar." Ucap laki-laki itu. "Tapi emang bener sih, Kennant lebih ganteng." Lanjutnya.

***

Melihat aksi kekasihnya tadi membuatnya tidak berhenti tersenyum. Mengingat bagaimana Jeslyn membelanya.

"Kamu sebenernya nggak perlu lakuin itu. Aku udah kebal dikatain bisu sama orang kayak dia."

"Nggak bisa gitu dong Ken. Aku cuma pengen mengubah pola pikir. Biar nggak cuma bisa lihat orang dari kekurangan. Biar orang-orang kayak dia itu nggak jadi sampah."

Kennant mengusap lembut kepala Jeslyn. "Makasih banyak." Yang dibalas senyuman oleh Jeslyn.

"Sebenarnya aku nggak pernah mempermasalahkan soal itu. Asalkan orang itu bukan kamu." Kennant menatap Jeslyn lama sebelum melanjutkan ucapannya. "Karena ketika mereka menatap aku rendah, kamu menatap aku sebagai berlian."

"Kamu tau Ken, aku bener-bener pengen ngebunuh mereka saat mereka bicara buruk tentang kamu." Jeslyn mengusap pelan pipi Kennant. "Bagaimana kamu bisa tahan dengan perkataan sekasar itu." Kennnat tak membalas perkataan Jeslyn. Dia malah meraih tangan Jeslyn yang ada di pipinya, kemudian mengecup tangannya lama.

Jeslyn hanya diam. Karena dia tau kekasihnya sedang tidak baik-baik saja. Kennant pasti terluka dengan semua itu. Tapi Kennant tidak ingin menunjukannya dihadapan Jeslyn.

Tbc.

Untuk chapter selanjutnya mungkin upnya agak lelet ya. Mohon kesabarannya.

Terimakasih ☺☺☺

I Can Hear Your VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang