28 : End

5.6K 408 13
                                    

Kutatap pantulan diriku dicermin. Riasan yang tidak terlalu tebal ini telah menghiasi wajahku. Aku masih setia memandang, memastikan riasanku ini tidak mengecewakan.

Aku memilih atasan putih dengan rok batik warna biru. Tidak lupa high heels warna coklat sebagai pelengkapnya. Rambut panjangku kugerai, agar terlihat simple namun tetap elegan.

 Rambut panjangku kugerai, agar terlihat simple namun tetap elegan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Je, ayo berangkat. Telat loh nanti." Ucap Kak Jason diluar kamarku.

"Iya Kak, bentar lagi Jeslyn keluar."

Aku segera berdiri mengambil dompet dan handphone ku. Setelah itu aku keluar menemui Kak Jason.

"Aduh cantiknya adik Kakak, gini banget ya yang mau ketemu sama orang kesayangan." Goda Kak Jason.

Aku mendengus sebel, kemudian berjalan memdahului Kak Jason. Sedangkan Kak Jason malah terkekeh melihat sikapku.

Sesampainya disana aku tidak langsung turun. Nafasku memburu, takut tidak sesuai harapanku.

Apakah Kennant akan memberiku kesempatan? Apa dia malah marah karena kemarin aku menolaknya untuk memperbaiki hubungan kami.

Kuhela nafasku kasar. Ku akui aku salah, aku terlalu terburu-buru mengambil keputusan. Kennant benar, tidak seharusnya cintaku selemah ini.

Kennant telah mencoba membujukku kembali bersamanya. Namun dengan bodohnya aku malah menolak itu semua.

Setelah pertemuanku kemarin dengan Kennant. Aku menyadari satu hal. Aku tidak bisa melepaskannya. Bersama dengan Kennant mungkin akan membuatku mengingat memory kelam itu. Tapi, berpisah dengan Kennant malah membuat duniaku hancur. Semuanya berantakan, hati dan jiwaku kacau.

"Mau sampai kapan kamu disini? Sampai wisudanya Kennant selesai?"

"Bentar lima menit lagi Kak, nyiapin mental."

Kak Jason memutar bola matanya malas. Kemudian kembali sibuk dengan ponselnya.

"Oh ya Kak, Kak Jason sama Kak Alice..."

Kak Jason meletakkan ponselnya dari genggamannya, "Semua udah berakhir Je, nggak ada kesempatan lagi buat Kakak."

"Kak Jason udah ikhlas?"

"Kakak cuma nggak mau jadi orang jahat yang merusak hubungan orang lain. Kalo di bilang ikhlas, sampai kapanpun Kakak nggak akan bisa ikhlas. Merelakan itu hanya kata-kata bullshit untuk orang yang telah kehilangan cinta. Tapi Alice berhak bahagia dengan pilihannya. Dan Kak Jason nggak mungkin ngerusak kebahagiaan wanita yang sangat kakak cintai."

I Can Hear Your VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang