26 : Keluarga Baru

3.7K 370 5
                                    

Bukan perpisahan seperti ini yang aku inginkan.

Jeslyn Gracia.


Selama aku mengurung diriku dikamar, Kak Jason lah yang mengurusku. Kak Jason sangat khawatir dengan kondisiku. Mungkin dia takut aku kembali depresi seperti dulu. Dan memerlukan waktu dua tahun untuk bangkit dari keterpurukanku.

Sebenarnya aku merasa tidak enak dengan Kak Jason. Dia yang masih memikirkan masalahnya dengan Alice harus dipusingkan lagi untuk mengurusku. Kak Jason berusaha menutupi kesedihannya untukku.

Aku merasa tidak berguna sebagai adik perempuannya.

Seperti sekarang, Kak Jason yang memasakkanku makanan dan membawanya ke kamarku.

"Makan dulu Je, kamu dari semalam belum makan loh."

"Nanti aja Kak Kalo Jeslyn laper." Bukannya aku tidak menghargai Kak Jason. Tapi aku benar-benar tidak nafsu makan. Jika dipaksakan yang ada aku malah memuntahkan makanannya dan mubazir.

Kak Jason meraih sebelah tanganku, kemudian mengusapnya lembut. "Kakak tau kamu sedih. Tapi kamu juga harus memperhatikan kondisi fisik kamu."

"Maafin Jeslyn Kak. Karena Jeslyn kakak jadi kerepotan kayak gini."

"Hey, kamu ngomong apa sih. Kakak sama sekali nggak merasa terbebani. Ini semua sudah menjadi tanggung jawab aku sebagai Kakak kamu."

Aku menghambur kepeluran Kak Jason hingga air mataku kembali menetes. Entah untuk yang keberapa kalinya.

"Kenapa dunia sekejam ini Kak. Kenapa harus Kennant. Kenapa harus orang yang Jeslyn cintai."

Kak Jason melepaskan pelukanku. Kemudian menangkup kedua pipiku.

"Kalau kamu masih sayang sama dia temuin dia. Jangan siksa diri kamu seperti ini."

"Kennant benci sama aku Kak, dia nggak akan mau ketemu sama aku."

"Emang Kennant pernah bilang kalau dia benci sama kamu?" Aku menggeleng. "Kamu tidak bisa menyimpulkan sendiri tanpa mengetahui kebenarannya Jeslyn."

"Bagaimana dia tidak membenci orang yang sudah membuat kedua orang tuanya meninggal."

Kak Jason mengusap wajahnya kasar. Mungkin dia telah lelah dengan sifat keras kepalaku.

Tapi bukankah itu benar adanya?! Kennant jelas membenciku. Dia tidak akan memaafkanku. Andai saja aku tau dari awal aku tidak akan menaruh rasa sebesar ini kepada Kennant. Dan keadaan tidak akan menjadi serumit ini.

"Ada satu hal yang harus kamu ingat. Kamu cinta pertamanya Kennant. Orang yang berharga dikehidupan dia selama ini. Kennant sangat mencintai kamu. Jadi tidak semudah itu dia membenci kamu." Ucap Kak Jason sebelum pergi meninggalkanku.

Aku tersenyum miris. Akankah itu terjadi? Mungkin itu akan terjadi. Tapi hanya dalam mimpiku.

Aku menundukkan kepalaku, memeluk lututku erat. Hanya ada satu memory yang berputar diotakku. Kennant masihkah kamu mencintaiku?

I Can Hear Your VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang