Aku ingin kita cepat bertemu. Agar rindu ini cepat berlalu.
Kennnat Jevon Rahardian.
*
Ingin sekali aku menemuimu dan memelukku. Tapi aku tak akan bisa. Aku tak sanggup jika mendengar pernyataan jika kamu membenciku.
Jeslyn Gracia.
JESLYN POV.
Adakah yang lebih menyedihkan dari rasa bersalah yang besar? Itulah yang kurasakan sekarang. Rasa bersalahku kepada Kennant tak kunjung padam. Memory kelam itu mulai menghantuiku, bahkan masuk kembali ke mimpiku.
Setelah kejadian itu tak ada lagi yang kulakuakan selain mengurung diriku dikamar. Aku-pun tidak masuk kuliah untuk menghindari Kennant. Terdengar pengecut memang. Tapi aku belum siap menerima kenyataan jika Kennant membenciku.
Kuambil sebuah bingkai foto yang terletak dimeja sebelah ranjangku. Kuusap perlahan. Tanpa kupaksa air mataku keluar. Disana tercetak jelas fotoku bersama Kennant ditaman. Foto terakhir yang kita ambil beberapa hari lalu. Saat semuanya masih baik-baik saja.
"Aku rindu kamu Kennant. Aku merindukan semua sikap manismu, aku merindukan sikap possesivemu, aku merindukan semua tentangmu." Kupeluk bingkai itu erat dengan air mata yang masih membanjiri mataku.
"Jika mengakhiri hidupku bisa menebus semua rasa bersalahku akan aku lakukan." Beberapa kali aku membenturkan kepalaku pada tembok. Bakhan rasa sakit ini tidak akan sebanding dengan penderitaan Kennant yang telah kuperbuat.
Aku berjalan menuju balkon. Mungkin angin malam akan sedikit mengurangi kesedihanku.
Aku berdiri sambil menatap langit-langit malam. Lagi-lagi itu mengingatkanku pada sesuatu.
Flashback
"Aku besok mau ke Thailand."
"Ngapain kesana?"
"Bantuin Ayah ngurus kerjaan disana."
"Berapa lama?"
"Cuma dua minggu kok."
Aku mencebik kesal. Padahal minggu ini niatnya Kennant akan mengajakku menonton pertandingan bulutangkis. Menonton Kevin Sanjaya, atlet bulutangkis favoritku. Kalau Kennant pulangnya masih dua minggu lagi sudah dipastikan rencana kita gagal. Tidak mungkin kan pertandingan itu diundur.
"Lain waktu aja ya kita perginya." Aku hanya mengangguk pasrah.
Sebenarnya ada hal lain yang membuatku tidak rela berjauhan dengan Kennant. Hariku pasti akan sepi tanpa dia. Tidak ada yang bisa ku ganggu lagi. Dan, pasti aku akan merindukannya.
"Kenapa lagi?"
"Aku pasti bakalan kangen sama kamu."
Aku memanyunkan bibirku karena Kennant malah menertawakanku.
"Kamu lihat bintang disana." Aku mengikuti arah pandang Kennant. "Dimanapun kita berada, kita akan menatap bintang yang sama. Dan kalau kamu kangen sama aku. Cukup lihat bintang itu lalu pejamkan mata kamu, cukup fikirkan aku. Setelah itu kamu akan merasakan kehadiran aku disana."
Aku menaikan sebelah alisku. "Apa itu mungkin?"
"Coba aja."
Flashback end.
Aku menatap lekat bintang dilangit kemudian kupejamkan mataku perlahan. Tanpa disuruh pikiranku langsung tertuju pada Kennant. Aku memikirkan semua hal indah yang pernah kita lalui. Dari pertama kita bertemu diperpustakaan sampai kejutan istimewa yang dia berikan padaku dipantai.
Aku mulai membuka mataku. Aku tersenyum miris, ternyata apa yang dia katakan waktu itu benar. Kini aku merasa keberadaannya disini.
Air mataku kembali menetes. Kakiku sudah lemas hingga tubuhku merosot kelantai. Kubenturkan keras kepalaku pada pembatas balkon. Hingga daras segar mengalir pada pelipisku.
Aku tidak kuat menahan semua ini. Rasanya aku ingin menghilang dari dunia ini.
"I miss you Kennant."
***
KENNANT POV.
Fikiran ku benar-benar kacau saat mengetahui Jeslyn, gadis yang sangat kucintai adalah penyebab kematian kedua orang tuaku.
Aku tidak menyangka ternyara trauma yang jeslyn alami berhubungan dengan masa laluku.
Jangan tinggalin aku, aku takut menyebrang sendirian.
Kecewa. Itu yang menggambarkan perasaanku saat ini. Tapi, aku sama sekali tidak bisa membencinya. Meskipun setelah pengakuannya saat itu.
Jangan berfikiran aku rela berpisah dengannya. Bahkan aku ingin sekali mengejarnya saat itu. Tapi sayangnya aku masih terlalu terkejut dan memilih berdiam diri ditempat itu.
Perasaanku padanya sama sekali tidak berubah. Aku masih sangat mencintainya.
Setelah seharian penuh memikiran semua itu. Aku menyadarinya. Semua yang terjadi bukan sepenuhnya kesalahan Jeslyn. Waktu itu hanya gadis kecil yang tidak sengaja membuat orang tuaku meninggal. Dan kematian kedua orang tuaku adalah sebuah takdir. Tidak ada yang bisa menentang takdir bukan.
Aku sudah berusaha menghubungi Jeslyn. Tapi dia sama sekali tidak membalas pesanku. Aku juga sudah mencarinya di kampus ataupun rumahnya. Tapi tidak ada yang memberitahukan keberadaan Jeslyn. Entah mereka benar-benar tidak tau atau sengaja menyembunyikan Jeslyn dariku.
Aku mengerang frustasi. Aku sangat merindukan Jeslyn. Merindukan matahari yang telah mengubah gelapnya hidupku.
'Aku kangen kamu Jeslyn. Sangat. Kamu tau, hidupku sangat kacau saat kamu pergi meninggalkanku. Aku merasa menjadi pria bodoh ketika diam saja saat kamu meminta putus.'
Aku menatap bintang-bintang dilangit sana. Aku yakin Jeslyn melakukan hal yang sama denganku.
Kupejamkan mataku perlahan dan mulai memikirkan Jeslyn. Tidak terasa bibirku melengkung sempurna. Setelah ku buka mataku, aku bisa merasakan kehadiran Jeslyn disini.
'Jangan pernah berfikir aku membencimu. Karena sedetikpun aku tidak bisa melakukan itu.'
Setelah menikmati udara segar di balkon. Aku kembali kekamar.
Kuraih sebuah bingkai foto disana. Yang menampakkan foto kedua orang tuaku.
'Mah, Pah, Kennant baru saja mendapatkan kebahagiaan. Tapi kenapa cepat sekali direnggut. Untuk pertama kalinya Kennant mencintai seorang wanita. Tapi kenapa sekarang Kennant kehilangannya. Bahkan Kennant nggak tau dimana keberadaan dia sekarang. Apa manusia bisu seperti Kennant tidak berhak bahagia, Mah, Pah.'
Kurain vas bunga dinakas kemudian membantingnya hingga pecah.
Pyarrr
Tidak hanya vas bunga aku juga mengambil barang lainnya dan membuangnya kelantai. Aku tidak tau aku bisa sefrustasi ini kehilangan Jeslyn.
Brak
Brak
Brak
'Kenapa kamu pergi tanpa mendengarkan perkataanku Jeslyn.' Teriak ku dalam hati.'
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Can Hear Your Voice
RomanceJeslyn berfikir jika dunianya telah hancur. Namun semua itu berubah ketika Jeslyn bertemu lelaki bisu yang kehilangan kedua orang tuanya. Namanya Kennant, sejak kecelakaan yang melibatkan dia dan kedua orang tuanya. Kennant bukan hanya kehilangan or...