16 : Ayo Berkencan.

4K 431 8
                                    

Katamu aku adalah matahari dalam gelapnya harimu. Tapi kenyataannya tidak. Kamulah matahari dalam gelapnya hariku.

Jeslyn Gracia.

Aku menatapnya kaget ketika dia memberhentikan mobilnya disini. Bagaimana bisa dia membawaku ketempat seperti ini. Dua tempat yang kita datangi tadi memang mengagumkan. Tapi tempat ini, sangat jauh dari bayanganku.

"KENNANT, KAMU NGAPAIN BAWA AKU KE HOTEL."

Aku, Kennant, dan hotel. Ini gila, tidak masuk akal.

"Jangan mikir macem-macem."

Bagaimana aku tidak berfikir macam-macam kalau dia membawaku ketempat seperti ini. Apalagi hanya berdua.

Aku terus memberondong Kennant dengan pertanyaan. Tapi dia tidak menggubrisnya sama sekali. Dia malah memaksaku turun untuk mengikutinya. Mau tidak mau aku menuruti permintaannya. Aku berusaha berfikir positif. Tapi jika dia berani macam-macam kepadaku. Bisa kupastikan kepalanya akan aku penggal.

Aku bernafas lega ketika kami melewati meja resepsionis. Itu tandanya Kennant tidak memesan kamar. Dan posisiku disini sedikit lebih aman.

Kennant membawaku ke lift. Kemudian menekan tombol dua puluh satu.

Akhirnya sampai juga di tempat yang dituju. Kennant membawaku masuk ke tempat itu. Sangat jauh dari perkiraanku. Seharusnya aku tidak berfikir macam-macam. Ternyata Kennant membawaku kesini untuk makan malam. Aku jadi malu sendiri karena telah berfikir buruk tentang dia.

"Kamu mau pesan apa ?" Tanyaku pada Kennant. Kemudian Kennant menunjuk salah satu menu.

"Pan Seared Salmon sama Starter Salad. Minumnya bubble tea dua." Ucapku pada pelayan.

"Mau tambah lagi mbak ?"

"Udah itu aja dulu." Setelah itu pelayan meninggalkan kami.

Sebelum menu yang kita pesan datang, kita disuguhkan welcome bread dan finger food yang manis sekali penampilannya.

Sebelum menu yang kita pesan datang, kita disuguhkan welcome bread dan finger food yang manis sekali penampilannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menurutku ini bukan lagi dinner biasa. Tapi sangat luar biasa. Bagaimana tidak, aku baru tau jika hotel  dua puluh satu lantai ini memiliki restauran di rooftop. Tentu saja nightview bisa kita nikmati.

Pemandangan kota ini di malam hari dengan lampu-lampu dari gedung pencakar langit yang indah ini sangat mengagumkan untukku.

Belum lagi kita bisa melihat pemandangan indah dilangit. Dengan didukung bintang-bintang yang gemerlap didasana. Sekarang aku merasa sedikit lebih dekat dilangit. Bagaimana Kennant bisa membawaku ke tempat seromantis ini.

"Kamu sepertinya menikmati sekali tempat ini."

"Sangat. Makan malam dengan pemandangan seperti ini, itu mimpi aku."

"Jadi aku udah mewujudkan salah satu mimpi kamu dong."

"Kamu memang selalu mewujudkan mimpi aku, Ken."

Setelah itu makanan kita-pun datang. Aku segera menyantapnya. Karena memang aku sangat lapar.

Setelah menikmati makan malam. Aku dan Kennant tidak beranjak dari tempat ini. Kita masih ingin menikmati pemandangan disini.

Aku menatap kearahnya yang masih fokus dengan pemandangan kota dibawah sana. Kenapa pria ini bisa melakukan ini kepadaku. Membawaku ketempat diluar dugaanku. Memperlakukanku layaknya seorang putri. Dan sialnya jantung ini tidak bisa berkompromi. Aku menyukainya.

Tapi apakah Kennant juga menyukaiku ? Entahlah, aku tak tau. Yah, kalian tau sendiri. Setelah pernyataannya beberapa bulan yang lalu. Kita tidak pernah membahasnya lagi.

Apa ini saatnya aku mengatakan semuanya. Memperjelas hubungan kami.

"Ken. Apa kamu merasakannya ?"

"Setiap dekat denganku jantungku berdebar kencang. Jangan-jangan aku sakit jantung." Kenant tertawa. Aku bisa melihat bahunya yang naik turun.

"Kamu punya riwayat penyakit jantung ?"

Aku menatap tajam kearahnya. Apa dia benar-benar tidak tau apa yang ku maksud. Atau dia hanya pura-pura tidak mengerti.

"Apa kamu tidak merasakan hal yang sama ?"

"Merasakan apa ?"

"Ah lupakan." Sepertinya dia memang tidak menegerti.

"Aku merasakannya. Aku nyaman denganmu." Perlahan senyumku terbit mendengar ucapannya.

"Kamu temanku, mana mungkin aku tidak merasa nyaman."

Oh God. Setelah menerbangkanku setinggi awan dia menjatuhkanku lagi ke tanah. Seharusnya aku tidak berharap lebih padanya. Pria ini benar-benar membuatku gila.

Dan lihat sekarang. Setelah memperlakukan aku seperti ini dia masih bisa tertawa. Apa sebenarnya isi otak jeniusnya itu.

Apa sekarang cintaku bertepuk sebelah tangan. Ah, Kennant bodoh. Lalu apa arti semua ini jika dia hanya menganggapku teman.

Tidak ada teman yang memperlakukan seorang wanita layaknya seorang putri.

"Aku membencimu."

"Aku menyukaimu.

Aku bisa menebak. Pasti setelah ini dia akan menambahkan kata 'sebagai teman'. Muak sekali aku.

"Aku menyukaimu lebih dari sekedar teman." Aku membelalak kaget. Apakah yang tadi aku lihat benar. Atau aku salah mengartikan bahasa tubuhnya.

Kennant mengambil sebuah kertas dan menuliskan sesuatu disana.

'Aku mencintai mu. Ayo berkencan.'

Mataku hampir saja copot membaca tulisan itu. Apa aku mimpi sekarang. Oh God. Aku ingin pingsan seketika.

"Kamu serius, Ken ?" Aku masih tidak percaya dengan apa yang dia tuliskan. Kenapa dia bisa semudah itu mengajakku berkencan.

"Aku serius, kamu mau tidak ? Kalau tidak, aku batalkan saja."

"Ih, enak saja. Aku mau." Ucapku malu-malu.

"Tidak masalah kan mempunyai pacar bisu sepertiku ?" Aku menggeleng. Kenapa harus menjadi masalah. Aku mencintainya.

"Aku pernah menonton sebuah film, katanya jika kita melihat bayangan Tuhan pada seorang wanita. Berarti itu jodoh kita."

"Terus ?"

"Aku melihat bayangan Tuhan pada dirimu."

Aku terpaku. Tidak tau harus menjawab apa. Jantungku berdetak kencang saat dia mengatakan hal itu. Mungkin wajahku sudah seperti orang bodoh karena keterkejutanku.

"Terima kasih, karena kamu telah menjadi matahari dalam gelapnya hariku. Aku mencintaimu." Dia tersenyum tulus kearahku.

Aku membalas senyumannya. Tapi dia salah. Bukan aku yang menjadi mataharinya. Tapi dia, dia yang menjadi matahari dalam gelapnya hidupku.

Tbc.

I Can Hear Your VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang