Bibi Chae Eun tampak menunggu kedatangan Raein lebih awal dari biasanya. Ia tampak resah dan terus mengawasi jalanan. Chae Eun akhirnya melihat Raein tengah berjalan bersama teman sekolahnya, Taehyung. Dengan cepat Chae Eun menghampiri Raein. Chae Eun melihat keadaan Raein baik-baik saja.
"Mana kacamatamu?" Tanya Bibi. Raein hanya terdiam dan memberikan kacamatanya yang telah pecah.
"Jangan khawatir Bi, aku sudah bisa melihat dengan normal sekarang." Ucap Raein. "Kim Raein. Kim Taehyung." Ucap Raein tersenyum sambil membaca name tag.
"Ayo masuk!" Ucap Chae Eun merangkul Raein.
"Tunggu! Bolehkah aku berbicara denganmu sebentar, Bi?" Tanya Taehyung.
*-*
"Wanita itu telah memberikan tanda pada Raein di lengannya. Kau bisa mengeceknya. Akan ada bekas telapak tangan berwarna merah di sana. Itu tandanya Raein dalam bahaya." Ucap Taehyung kepada Chae Eun di depan gang tanpa ada Raein.
"Itu artinya aku harus segera pindah."
"Tidak ada gunanya pindah. Wanita itu akan menemukan Raein dimanapun tempatnya."
"Anak muda, aku tidak tahu mengapa kau bisa mengetahui Raein dalam bahaya. Katakan padaku apa yang harus aku lakukan untuk menyelamatkan Raein?"
.
Di balik tembok jalanan tepat 500 meter dari tempat Taehyun dan Chae Eun, Jin mendengarkan semuanya. Ia pun pergi setelah percakapan itu benar-benar selesai.***
Malam harinya Raein tidak dapat tidur nyenyak. Badannya berkeringat dan pucat. Ia bergegas untuk membuka jendela. Raein menyadari bahwa tubuhnya panas. Ia tak sengaja memegang tanda bekas telapak tangan di lengan atasnya. Semburat wajah seseorang terngiang di ingatannya. Ia segera membuka mata. Seseorang itu berada di depan jendelanya sekarang. Raein terkejut karena matanya melompat langsung pada jendela luar. Ia melihat nenek Seung Ah memasang wajah dingin disana. Sekejap kedipan mata, nenek itu menghilang. Raein kembali menutup jendela dan memaksa menutup matanya.
.
Nenek Seung Ah benar-benar berjalan melewati rumah Chae Eun malam itu. Setelah melihat Raein di sana, ia kembali berjalan di tengah malam. Langkahnya terhenti setelah ia merasakan kekuatan aneh berasal dari seorang pria yang tengah berdiri di ujung jalan menghadapnya dengan tatapan yang tajam. Taehyung berdiri dengan menggunakan sepatu sekolahnya dan berjaket cokelat. Ia membiarkan rambutnya berkilau di bawah malam yang tak berbulan itu. Dengan cepat nenek Seung Ah berpindah tempat hingga berada 1 meter di depan Taehyung."Putra bulan! Hahaha..." Ucap nenek Seung Ah dengan tawa yang tajam. "Kau tak usah datang kesini. Sesuai janjiku aku akan membawakan putri bulan untukmu. Hahaha..."
"Aku tidak akan membiarkan Raein jatuh ditanganmu!"
"Hahaha... Kenapa? Bukankah itu semua kesepakatan turun temurun selama 1000 tahun? 90 tahun aku menunggu kejadian ini untuk mendapatkan kekuatan yang aku inginkan. Kau tahu itu kan? Mari bertukar kesepakatan."
"Aku, mencabut semua kesepakatan itu. Dan kau tidak akan pernah lagi mendapatkan kekuatan itu. Karena kau akan menyalah gunakan kekuatan itu. Manusia memang serakah. Pergilah dari sini." Ucap Taehyung yang langsung mendorong tangan kirinya ke depan hingga membawa angin mendorong nenek Seung Ah. Tampak nenek itu tetap bertahan walau harus mundur beberapa cm. Nenek Seung Ah geram, ia langsung mengeluarkan pisau yang bermantera. Nenek itu mengarahkan pisau itu kepada Taehyung. Pisau itu langsung menyala disetiap goresan mantera. Benda tajam yang digunakan untuk membunuh ibu Raein itu menyerap kekuatan Taehyung. Pria berponi itu kesakitan pada bagian jantungnya hingga ia terjatuh berlutut hingga mengeluarkan darah dari mulutnya.
Nenek itu tertawa dan menghentikan aksinya. "Bagaimana? Kegelapan akan selalu menang. Aku bisa saja menghabisimu malam ini, tapi masih ada permainan yang sudah kupersiapkan untukmu. Ternyata putra bulan tidak sepintar yang kuduga. Dengar! Aku bisa saja melumpuhkan tanganmu dengan benda ini. Dan ingat, kau yang seharusnya pergi!" Ucap nenek Seung Ah yang tiba-tiba menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let 'Her' GO [COMPLETE✓]
FanfictionTaehyung memandangi dirinya di depan cermin. Ia membuka poninya. Tampak tatto bulan samar-samar di dahi bagian kanan. Ia pun menurunkan tangannya. Tangan itu tampak menengadah. Jarinya masih sama seperti malam itu, dingin dan lumpuh. Tampak Taehyung...