Dilarang menjiplak, menyalin, mengklaim dan mempublikasikan cerita-cerita milik saya di tempat lain tanpa seizin dan sepengetahuan saya. Yang bandel saya kutuk ngejomblo seumur hidup! Thx!
Maaf untuk typo(s) yang nyempil di sana-sini.
Happy reading!
***
Prolog
Dalam keheningan memabukkan Jian Gui berdiri, memandang kejauhan dengan ekspresi tegas. Bulan bersinar terang di langit, memancarkan dinar keperakan yang memantul pada air kolam taman istana. Suara langkah kaki di belakang sang putra mahkota tak membuatnya bergerak, bahkan untuk menoleh sekali pun.
"Apa yang mengganggumu?" suara Yao Zing terdengar berat. Sang raja baru Kerajaan Lang itu mengambil tempat di sisi kiri Jian Gui, ia mendongak, mengikuti arah pandangan putra mahkota dari Kerajaan Angin.
Yao Zing tersenyum tipis saat keheningan datang diantara mereka. Pria itu menoleh singkat pada Gui sebelum akhirnya kembali menatap rembulan penuh di langit kejauhan. "Sebenarnya ada yang ingin kubicarakan denganmu," kata Yao Zing. Ucapannya kali ini berhasil menarik perhatian Jian Gui. "Kami banyak berhutang budi padamu dan adik-adikmu, terutama pada Yulan, ah ... maksudku pada Pangeran Qiang."
Raja baru Kerajaan Lang menjeda untuk menarik napas panjang. "Aku masih harus membiasakan diri untuk memanggik adik ketigamu dengan nama aslinya," ujar Yao Zing setelah terdiam beberapa saat. "Katakan, Putra Mahkota Jian Gui, apa yang bisa kulakukan untuk membalas jasa-jasa kalian?"
Sorot mata tajam Jian Gui membuat Yao Zing tersenyum dalam hati. Cepat atau lambat Kerajaan Angin pasti akan kembali ke tangan Pangeran Jian Gui, batinnya.
"Aku hanya meminta kau dan kerajaanmu tidak ikut campur atas Kerajaan Angin," tegas Jian Gui, tenang.
Yao Zing menganggukkan kepala, lalu berpunggung tangan. "Kau bisa memegang janjiku; aku tidak akan ikut campur dengan urusan Kerajaan Angin atau pun kerajaan-kerajaan lain yang menjadi sekutunya," kata Yao Zing, serius. "Tapi ada satu hal yang kuminta darimu, Pangeran Jian Gui."
Pangeran Jian Gui menaikkan satu alisnya tinggi saat bersitatap dengan Yao Zing. Pria itu lalu mendengkus, ekspresinya berubah, mencemooh hingga raja baru Kerajaan Lang tertawa renyah dibuatnya.
"Tenang, Pangeran Jian Gui, aku tidak meminta sesuatu yang akan merugikanmu."
"Kenapa aku menyangsikan ucapanmu, Raja Zing?" balas Jian Gui. Pria itu mengangkat dagu tinggi saat mengatakannya. "Aku merasa keinginanmu akan membuatku sulit," sambungnya, tenang.
Yao Zing tidak langsung menjawab. Pria itu kembali tertawa, terdengar begitu renyah. Ujung jubah pakaian berdukanya bergoyang ditiup angin musim dingin. "Aku meminta agar pertunanganmu dengan adikku—Liqin terus berlanjut."
Kali ini Jian Gui mendelik, lalu memalingkan muka dan menghela napas panjang. "Kenapa kau meminta itu dariku?" ujarnya. "Adikmu tidak menyukaiku."
"Adikku yang tidak menyukaimu, atau kau yang sudah memiliki seseorang di dalam hatimu?"
"Ada banyak orang yang ada dalam hatiku," jawab Jian Gui mengagetkan Yao Zing. "Adik-adikku, keponakanku, rakyat Kerajaan Angin, mereka semua ada di dalam hatiku," terang Gui, melegakan hati Raja Zing. "Putri Liqin pantas mendapatkan seseorang yang memiliki masa depan jelas, bukan aku."
Yao Zing mengangguk, setuju. Ia menepuk bahu Gui pelan sebelum berkata, "Tapi mendiang ayahku sudah menunangkan Liqin denganmu, walau saat itu identitasmu sebagai kakak dari Nona Niu," katanya. "Selain itu, aku merasa kau lebih cocok dengan Liqin. Di masa depan kau mungkin akan mengambil wanita lain untuk memenuhi istanamu, tapi Liqin tidak akan membuatmu sulit, Pangeran Jian Gui, dia tidak akan membuat keributan di dalam istanamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
TAMAT - The Crown Prince
FantasyVersi Wattpad tidak lengkap. VERSI LENGKAP BISA DIBELI DI GOOGLE BOOK/PLAY Usaha untuk merebut kembali Kerajaan Angin terus bergemuruh. Dendam, pengkhianatan dan pertumpahan darah menjadi bagian dari kehidupan para Pangeran Kerajaan Angin yang tenga...