Source pics : Pinterest
***
Dilarang menjiplak, menyalin, mengklaim dan mempublikasikan cerita-cerita milik saya di tempat lain tanpa seizin dan sepengetahuan saya. Yang bandel saya kutuk ngejomblo seumur hidup! Thx!
Maaf untuk typo(s) yang nyempil di sana-sini.
Happy reading!
***
Bab 4
Penjelasan Niu tidak membuat kebencian Yong pada Ahcy mengurai. Pangeran keenam menggertakkan gigi, kedua tangannya terkepal erat. Dari sikap diamnya, Niu sudah tahu jika Yong masih tidak bisa menerima keberadaan sang selir di Kediaman Huan. "Aku akan pergi jika dia tetap di sini!" tegasnya, setelah terdiam lama.
Yong menjeda, melirik pada kedua kakaknya lalu pada Lei dan Niu. Telunjuknya diarahkan pada Ahcy yang masih terduduk sementara Chang Fu menangis memeluknya. "Wanita itu boleh berada di sini, tapi aku akan pergi?"
Dia menjeda, tubuhnya terhuyung ke belakang hingga menubruk meja dan menyebabkan air teh yang tersaji di dalam cawan tumpah, membasahi taplak brokat bersulam bunga peoni yang disulam oleh Permaisuri Ming Xia. "Jangan mentapku seperti itu, Kakak Ipar," ucap Yong setengah berbisik. "Kau yang paling tahu kenapa aku tidak bisa menerima keberadaan wanita itu di sini."
Niu mengangguk, paham. Namun, dia juga tidak bisa mengusir Ah Cy dari tempat ini. Perintah Jian Gui sangat jelas, dan dia yakin jika putra mahkota memiliki pertimbangan tersendiri untuk ini. Wanita itu melirik sekilas pada suaminya. Napas Niu terdengar berat karena Qiang pun tidak berbeda dengan Yong, walau suaminya itu masih bisa menahan diri. "Sebaiknya kita bicarakan hal ini nanti—"
Yong menggeleng, memotong ucapan Niu. "Tidak ada yang perlu dibicarakan, Kak. Aku pergi!" ucapnya lalu berjalan cepat meninggalkan ruangan.
Langkah Yong segera disusul oleh Lei dan Ying. Keduanya setengah berlari untuk menyusul langkah pangeran keenam.
"Aku ada di ruang kerja jika kau memerlukan sesuatu," ucap Qiang, memutus keheningan yang sempat menggantung setelah kepergian ketiga adiknya. Di dalam ruangan itu hanya tinggal Yunru yang terlihat serba salah, sementara Niu, Ah Cy dan Chang Fu terdiam seribu kata.
"Kak, sebaiknya aku kembali ke kamar."
Niu menoleh, melempar senyum dipaksakan pada Yunru. "Aku akan memerintahkan pelayan untuk mengantar makanan ke kamarmu."
Yunru menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal. Untuk beberapa detik dia melirik pada Ah Cy lalu mengangguk dalam, memberi salam pada Niu sebelum beranjak pergi.
Keheningan kembali meraja setelah kepergian Yunru. Ketiga wanita di dalam ruangan itu sibuk dengan pikiran masing-masing. "Tidak akan mudah," ucap Niu. "Kau tahu hal itu, kan, Selir Ah?"
Ahcy tidak menjawab. Namun, dengan cepat Chang Fu menyambar ucapan Niu. "Aku tidak akan tinggal diam jika mereka berani melukai tuanku," ucapnya penuh tekad. Dayang muda itu mengabaikan tarikan serta tatapan peringatan tuannya. "Aku akan melaporkan keberadaan kalian pada Raja Song."
Niu menaikkan satu alisnya tinggi. Wanita itu mengulum sebuah senyum yang mampu mengantarkan getaran ketakutan ke seluruh tubuh Chang Fu. Sang dayang menelan dengan susah payah saat Niu menurunkan tubuh, menunduk lalu mengangkat dagu Chang Fu dengan telunjuknya. "Kau mengancamku?"
Pertanyaan itu dilontarkan dengan nada merdu, tapi entah kenapa ketakutan Chang Fu malah semakin menumpuk.
Ah Cy pasang badan. Wanita itu meletakkan kdua tangannya di lengan Niu. "Tolong maafkan dayangku, Putri Bai. Dia tidak tahu apa yang dikatakannya." Air matanya turun, tapi Niu bergeming.

KAMU SEDANG MEMBACA
TAMAT - The Crown Prince
FantasíaVersi Wattpad tidak lengkap. VERSI LENGKAP BISA DIBELI DI GOOGLE BOOK/PLAY Usaha untuk merebut kembali Kerajaan Angin terus bergemuruh. Dendam, pengkhianatan dan pertumpahan darah menjadi bagian dari kehidupan para Pangeran Kerajaan Angin yang tenga...