Bab 18

2.1K 352 18
                                    

Dilarang menjiplak, menyalin dan mempublikasikan karya-karya saya tanpa izin penulis.

.

.

.

Cerita lengkap dapat kalian baca di versi ebook dan cetak. Untuk yang sudah membeli versi cetak, buku masih proses cetak, tapi yang tidak bisa menunggu dan ingin uang kembali bisa PM saya ya. Saya akan transfer balik uangnya. (:

Note : Cerita lengkap hanya tersedia dalam versi ebook & buku

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

Bo Lin mengetatkan rahang saat melihat dua orang pengendara kuda mulai memasuki jalanan sempit yang sebentar lagi akan menjadi medan pertempuran. Ia memberi isyarat kepada pasukannya untuk tetap tenang dan menunggu. Suara burung gagak di kejauhan menjadi sebuah tanda jika rombongan yang tengah mereka tunggu sudah mendekat dan siap masuk ke dalam perangkap.

Seorang kepala pasukan mengernyit, bagaimana jika dua orang wanita yang menunggang kuda tadi sedang menyamar? Bagaimana jika mereka sebenarnya anggota keluarga dari Kerajaan Air?

Dengan hati-hati dia bergerak, mendekat ke arah Bo Lin untuk meminta persetujuan. Persetujuan pun dia dapat dengan cepat. Sebuah tanda lain dibunyikan, suara burung gagak ditirukan oleh seorang prajurit dalam kelompok mengintai, agar pasukan yang dipimpin Renshu bersiap.

Pangeran keempat menyipitkan mata. Tanda yang didengarnya barusan adalah sebuah isyarat jika ada yang mencurigakan datang mendekat ke arahnya. Ia segera mengangkat satu tangannya tinggi, meminta pasukannya yang bersembunyi di dalam hutan yang mengapit jalan untuk bersiap.

Pasukan Renshu dibagi menjadi tiga kelompok saat ini. Kelompok pertama bertugas mengintai, kelompok kedua yang dipimpin Bo Lin bertugas menyerang, sementara pasukan yang dipimpin oleh Renshu menjadi lapis kedua. Tugas mereka mengejar prajurit atau anggota Kerajaan Air yang berhasil keluar dari kepungan dan serangan.

Enam orang prajurit berkuda langsung mengejar kuda yang ditunggangi oleh Hongli dan Xiao Feng. Mereka harus menangkap kedua orang yang dianggap mencurigakan itu tanpa sebuah keributan.

Xiao Feng mendesis, terlihat sangat marah karena tidak berhasil melarikan diri. Wanita itu baru saja akan mengeluarkan pedang dari dalam sarung saat sebuah benda menusuk lehernya dan kesadaran wanita itu pun hilang tidak lama setelahnya.

"Apa yang kalian lakukan?" Hongli membentak, marah. Ia turun dari atas kuda tunggangannya untuk membantu Xiao Feng yang hampir saja jatuh dari punggung kuda. Dengan susah payah ia menurunkan Xiao Feng lalu memeluknya di atas tanah. "Kalian mau apa?" tanyanya, tidak takut.

Para prajurit yang mengepungnya mengenakan pakaian rakyat biasa dengan topeng yang menutupi wajah masing-masing. Mereka terlihat seperti perampok biasa, tapi dengan aura yang jauh lebih berbahaya.

Suara pedang beradu, ringkikan kuda dan jerita kesakitan terdengar dari kejauhan. Hongli terbelalak, ditatapnya keempat pria yang tengah berdiri mengelilingi dia dan Xiao Feng, bergantian.

.

.

.

Mereka pasti perampok yang dibicarakan oleh penduduk di desa, pikir Hongli, tidak tenang. Mengatakan jika ia dan Xiao Feng bukan anggota Kerajaan Air pasti hanya akan mengundang kecurigaan lain. Karena itu ia menutup mulut rapat dan menunggu, menunggu apa yang akan terjadi kepadanya dan Xiao Feng sementara di tempat lain, Shao Feng pun pasrah. Pasukan sang putri luluh lantak dengan cepat. Di dalam kereta dia menunggu bersama dayang kepercayaannya yang nyaris terkencing-kencing karena ketakutan.Hongli menutup mulut rapat saat dibawa paksa oleh dua orang pria bertopeng, sementara Xiao Feng yang tidak sadarkan diri dipanggul di atas bahu seorang prajurit lain. Wanita itu berjalan dengan dagu diangkat, ekspresi datarnya tersembunyi dengan baik di balik cadar yang menutupi seluruh wajah. Kedua mata wanita itu dipicingkan bersitatap dengan sosok pria tinggi besar yang dia perkirakan sebagai orang penting di kelompok ini.

TAMAT  - The Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang