Bab 23

2.3K 359 23
                                    

Dilarang menjiplak, menyalin dan mempublikasikan karya-karya saya tanpa izin penulis.

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

Menuju pukul dua belas tengah malam, kapal yang membawa pasukan Jian Gui akhirnya berhasil merapat di perbatasan Bukit Fau, sementara kapal yang membawa Yun Ru terus melanjutkan perjalanan menuju Kerajaan Air.

Perjalanan mereka tidak memiliki hambatan berarti karena sebelumnya kapal-kapal perang milik Longwei sudah membersihkan jalur yang akan dilewati oleh kapal-kapal Jian Gui dari para pengganggu. Para pengganggu yang terdiri dari kapal bajak laut, serta kapal-kapal milik Kerajaan Air serta Kerajaan Angin di bawah pimpinan Raja Lang yang acap kali ikut berpatroli di wilayah laut Kerajaan Air.

Air laut sangat tenang di malam hari, sebaliknya saat pagi menjelang, ketenangan itu akan berubah menjadi ombak mematikan. Kapal-kapal milik mereka harus segera pergi sebelum pagi datang.

Bahan makanan, peralatan perang, kuda-kuda serta peti-peti emas berhasil diturunkan dari atas kapal menjelang dini hari. Setelah semua muatan diturunkan, kapal-kapal itu pun beranjak pergi dan akan kembali satu bulan yang akan datang untuk menjemput pasukan Jian Gui.

Sebuah siulan panjang merobek keheningan. Jian Yong langsung bergerak bersama seorang jenderal untuk memeriksa keadaan. Dari atas puncak sebuah pohon, seorang pria berpakaian serba hitam turun dengan gerakan cepat lalu berlutut menggunakan satu kaki untuk melapor. "Futang memberi salam kepada Pangeran Keenam!"

"Siapa kau?"

"Hamba Futang utusan Pangeran Rensu."

"Apa yang kau bawa?" Jian Gui menginterupsi dari belakang punggung Yong. Ia berhenti berjalan tepat di depan pria berpakaian serba hitam yang menjulurkan tangan dengan sebuah gulungan kertas di tangan.

Jian Gui membuka pengikat kertas lalu berusaha membaca isinya dibawah cahaya bulan. Ekspresinya tidak berubah saat ia selesai membaca isi surat tersebut. "Kembali kepada Renshu, dan katakan kepadanya untuk melaporkan hal sekecil apa pun!"

Ia menjeda, berpikir dalam sebelum kembali bicara. "Kapal kami akan merapat di Kerajaan Air purnama yang akan datang, katakan kepadanya untuk bergerak ke Utara!"

"Hamba menerima perintah!" jawab Futang sebelum berbalik pergi untuk kembali bergabung bersama pasukannya di wilayah Kerajaan Air.

"Berita apa yang ia bawa?" Yong memberanikan diri untuk bertanya.

"Renshu bertemu dengan Hongli dan Xiao Feng di Kerajaan Air."

Jawaban Gui membuat Yong terdiam seribu kata. Entah kenapa ia merasa lega karena tahu jika Xiao Feng ada bersama Hongli. Jika benar begitu, berarti apa yang dikatakan oleh Biming hanya sebuah kebohongan.

Tapi bagaimana jika Xiao Feng tahu ia pembunuh kakak kandung wanita itu? Yong bisa membayangkan bagaimana sedihnya wanita itu saat tahu. Nasi sudah menjadi bubur? Apa yang terjadi tidak bisa diulang kembali.

Yong terlihat gelisah saat menatap langit. Gumpalan awan di atas laut menambah kegelisahan pangeran keenam. Larut dalam lamunan, Yong akhirnya mengerjapkan mata. Kakak keempatnya bertemu dengan Hongli?

Benarkah?

Lalu bagaimana dengan Lei?

Sungguh, jika diperbolehkan, Yong ingin tertawa keras, menertawai kesialan adik bungsunya. Siapa yang menyuruh adik terkecilnya itu bertindak tanpa persetujuan kakak pertama?

TAMAT  - The Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang