Bab 22

2.3K 360 14
                                    

Dilarang menjiplak, menyalin dan mempublikasikan karya-karya saya tanpa izin penulis.

.

.

.

Cerita lengkap dapat kalian baca di versi ebook dan cetak. Untuk yang sudah membeli versi cetak, buku baru minggu depan selesai, tapi yang tidak bisa menunggu dan ingin uang kembali bisa PM saya ya. Saya akan transfer balik uangnya. (:

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

Percakapan masih terus berlangsung di dalam kediaman Kepala Suku Chuang. Mong yang sudah sangat lelah akhirnya tertidur di pelukan Hongli. Gadis kecil itu menolak keras saat ayah dan kakeknya memberinya perintah untuk tidur di dalam tendanya sendiri.

Renshu tentu saja kaget karena anak sekecil Mong tidak ditempatkan di dalam kediaman utama, tapi semua orang di dalam kelompok ini harus mematuhi adat, dan hanya kepala suku serta istri yang boleh tinggal di dalamnya, sementara anak-anak mereka atau kerabat lain mendapatkan tenda untuk masing-masing.

Khusus untuk anak-anak, mereka akan ditemani oleh pengasuh hingga usia delapan tahun, setelah itu mereka harus membiasakan untuk tinggal sendiri di dalam tenda.

"Kami sudah diajarkan untuk mandiri sejak kecil," terang kepala suku saat melihat ekspresi takjub Renshu. "Kami tidak diizinkan menangis di tengah malam hanya karena tidak ada orang tua di sisi kami," tambahnya. "Mungkin karena itu kami menjadi sekuat ini."

Alasan itu akhirnya bisa diterima oleh Jian Renshu. Walau dalam hati dia tidak bisa membayangkan bagaimana Mong tinggal hanya dengan pengasuh di dalam salah satu tenda besar di luar sana?

"Aku sangat senang karena Hongli bersedia kembali ke sini." Ucapan kepala suku menarik Renshu dari lamunan singkatnya.

Pangeran keempat menulis di dalam hati jika posisi kakak pertamanya dalam bahaya. Cheng jelas sangat menarik walau seorang duda, dan dia tipe pria setia. Lihat saja, dia masih menyendiri setelah istrinya meninggal setelah melahirkan putri pertama mereka. Atau dia menunggu wanita yang tepat?

Renshu melirik Cheng lewat ujung matanya. Cih, dari cara menatap saja, ia sudah bisa menangkap jika putra sulung kepala suku menaruh hati kepada Hongli.

Dewa Langit, Renshu benar-benar ingin berkata keras; mengingatkan Cheng jika Fung Xia Hongli bukan wanita bebas, dia calon istri dari Jian Gui. Tapi sudahlah, untuk saat ini mungkin ada baiknya ia menahan diri. Keramahan kepala suku membuat Renshu berpikir berulang-ulang. Selain itu, sikap biasa Hongli berhasil membuatnya sedikit tenang, walau kedekatan Mong agak mengganggunya. Gadis kecil itu bisa saja meluluhkan hati Hongli. Iya, kan? Terlebih panggilan 'Ibu' yang disematkan Mong. Masalah, ini akan menjadi masalah jika Jian Gui tidak segera datang dan meluruskan semuanya.

"Kau tidak akan pergi lagi, kan?" Kepala suku bertanya kepada Hongli. Kasih sayangnya terlihat jelas untuk wanita itu. "Kau datang untuk tinggal atau hanya untuk mengunjungi mereka?"

Kepala suku merujuk kepada pengungsi dari Kerajaan Angin. Mereka tinggal di belakang Bukit Hitam, terlindungi dan aman dalam perlindungan Suku Chuan.

"Aku akan tinggal beberapa waktu di sini." Hongli menjawab, lembut. Tangannya membelai pelan rambut hitam Mong yang tergerai di pangkuannya. "Ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan dengan Anda, Kepala Suku."

TAMAT  - The Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang