Versi Wattpad tidak lengkap.
VERSI LENGKAP BISA DIBELI DI GOOGLE BOOK/PLAY
Usaha untuk merebut kembali Kerajaan Angin terus bergemuruh. Dendam, pengkhianatan dan pertumpahan darah menjadi bagian dari kehidupan para Pangeran Kerajaan Angin yang tenga...
Author playlist : Legend Of Fu Yao OST - Flourished Dream
Source Pics : Pinterest
***
Sebelumnya saya mau minta maaf udah bikin bingung mau ngeship siapa. Ahahahaha... Tenang, cerita ini masih panjang dan penuh lika-liku. Semoga ke depannya kalian semakin dibuat penasaran yes. ^^
Btw, salam kenal dari Fung Xiu Hongli.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Dilarang menjiplak, menyalin, mengklaim dan mempublikasikan cerita-cerita milik saya di tempat lain tanpa seizin dan sepengetahuan saya. Yang bandel saya kutuk ngejomblo seumur hidup! Thx!
Maaf untuk typo(s) yang nyempil di sana-sini.
Happy reading!
***
Bab 6
Liqin tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya. Dengan cepat dia menarik pergelangan tangan kanan Jian Gui, memaksa putra mahkota untuk berhenti berjalan dan menghadap ke arahnya. "Wanita itu benar tunanganmu?" pertanyaan itu langsung meluncur dari bibir Liqin saat pandangan mereka bertemu.
Di kejauhan, suara denting kecapi yang dimainkan oleh Niu mengalun, menyemarakan suasana sore yang sedikit mendung. "Benar."
Liqin tidak bisa menemukan kebohongan dari nada bicara maupun tatapan Jian Gui. Perlahan tangannya diturunkan. "Aku tidak menyangka tunanganmu ... dia." Liqin menjeda, menggigit bibir bawahnya. Kepalanya menunduk, menatap ujung sepatunya. "Dia sangat menarik."
Jian Gui mendengkus. "Maksudmu cantik?" ralatnya, menohok Liqin. "Semua wanita yang terlahir di wilayah Kerajaan Angin memiliki paras cantik," ucapnya terdengar bangga.
Liqin memutar kedua bola mata, jengah. "Kau begitu peduli padanya," tukasnya setelah terdiam beberapa saat. "Kau bahkan tidak sepeduli itu pada Selir Ah," sambungnya penuh penekanan. "Jangan lupa; aku juga tunanganmu." Keduanya terdiam untuk beberapa saat, larut dalam lamunan masing-masing.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
