Author playlist : Ashes of Love OS
***
Guys, yang minat koleksi versi cetak CX dan MS masih bisa menghubungi saya ya. Stock CX sudah tersedia kembali. (:
***
Dilarang menjiplak, menyalin, mengklaim dan mempublikasikan cerita-cerita milik saya di tempat lain tanpa seizin dan sepengetahuan saya. Yang bandel saya kutuk ngejomblo seumur hidup! Thx!
Maaf untuk typo(s) yang nyempil di sana-sini.
Happy reading!
***
Bab 2
Jian Ying hanya melirik singkat saat Yong masuk ke dalam ruang kerjanya dengan ekspresi masam. "Ada apa?" tanyanya, pendek. Ia kembali menyelesaikan surat yang tengah ditulisnya untuk ibu mereka yang kini tinggal di Istana Musim Panas milik Kaisar Zhong Wei.
"Aku membawa Chunhua," lapor Yong, ketus. Ia menuangkan teh untuk dirinya sendiri. Kekesalan masih terlihat jelas pada wajah tampannya. Ekspresi Yong bahkan berhasil membuat beberapa pelayan Keluarga Huan menyingkir saat melihatnya berjalan di sepanjang lorong menuju ruang kerja Ying, tadi.
Ying meletakkan kuas di atas tempat kuas, lalu mengangkat kertas yang sudah ditulisinya lalu meniupnya pelan sebelum melipat dan memasukkannya ke dalam sebuah amplop yang terbuat dari kain sutera. Dia akan mengirim surat itu pada Yao Zhing. "Aku sudah tahu." Ia mengangkat satu alis saat Yong tersedak dan menatapnya, geram. "Kakak pertama sudah mengatakan hal itu dalam surat terakhirnya."
"Dan kau diam saja?" Yong bertanya, tidak percaya. Pria itu mendesah, terdengar berat, mengabaikan tumpahan teh yang membasahi pakaiannya. "Kakak Niu akan kembali," ujarnya, "Bagaimana jika Chunhua berbuat onar? Apa kau lupa jika Chunhua tergila-gila pada Kakak Qiang?"
"Kakak Niu sangat dewasa," sahut Ying, tenang. Ying dan Yong sudah biasa menanggalkan keformalan saat duduk bersama. Mereka lahir di tahun yang sama hanya beda beberapa bulan saja. "Kau tidak perlu mencemaskan masalah Chunhua karena ada hal yang lebih aku khawatirkan saat ini."
Yong memutar kedua bola matanya. Ia menaikkan satu kaki ke atas kursi. "Memangnya apa yang bisa kau khawatirkan selain Chunhua?" ekspresinya langsung berubah, "Apa kau mengkhawatirkan Mei Xia?" tebaknya. Yong mengubah posisi duduknya. "Kau takut Kak Renshu merebut Mei Xia?"
"Mei Xia bisa menikah dengan pria manapun asalkan dia mencintainya dan bahagia," jawab Ying. "Dia berhak untuk bahagia, Yong, dan kebahagiaannya bukan bersamaku."
Yong tidak langsung menjawab. Pria itu melepas napas keras, tatapannya menerawang. "Kenapa Mei Xia harus jatuh cinta pada kakak keempat saat kau juga mencintainya?"
Tangan Ying yang tengah melipat surat berhenti bekerja. Pria itu tertegun, tidak menyangka akan mendengar hal itu dari Yong. Kekehan saudara keenamnya membuat Ying menoleh.
"Terkejut?" Yong bertanya, berusaha menutupi kegetiran dalam nada bicaranya. "Aku tahu kau mencintai Mei Xia, begitupun dengan kakak keempat," terang Yong. "Jujur saja, aku bingung, Ying. Kalian berdua saudaraku, tapi kalian mencintai wanita yang sama."
Ying memutus pandangannya dari Yong. "Tapi kau lebih memilih Mei Xia bersanding dengan kakak keempat."
Yong bisa menangkap nada pahit dalam suara Ying saat mengatakannya. Rasa bersalah membuat pangeran keenam bergerak gelisah di kursinya. "Itu karena kau terus mendorong Mei Xia untuk menjauh. Aku pikir setelah kakak keempat menikah dengan Mei Xia, kau akan segera pulih dan menemukan wanita lain yang akan mencintaimu sama besarnya seperti kau mencintainya," terangnya, panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAMAT - The Crown Prince
FantasyVersi Wattpad tidak lengkap. VERSI LENGKAP BISA DIBELI DI GOOGLE BOOK/PLAY Usaha untuk merebut kembali Kerajaan Angin terus bergemuruh. Dendam, pengkhianatan dan pertumpahan darah menjadi bagian dari kehidupan para Pangeran Kerajaan Angin yang tenga...