(2)Fio

35 2 0
                                    

Dentuman musik ditelinganya membuat fio terus ikut bersenandung sambil tetap berkutat dengan buku-buku yang sedang dia baca— fio tidak peduli dengan orang-orang yang menegurnya sedari tadi supaya diam karena nyatanya fio sibuk dengan dunianya sendiri disebuah tempat yang tidak tepat.

Perempuan cantik berambut panjang juga berwarna hitam berkilau yang bernama fiona zayin itu sekarang duduk diperpustakaan sekolah sma barunya sedang membaca buku sambil sesekali bersenandung hingga membuat orang lain terganggu.

Guru petugas yang kesal atas ulah fio akhirnya menarik lengan  fio dan mengeluarkannya dari perpustakaan secara paksa hingga buku-buku pelajaran yang sedang dibacanya berjatuhan dari atas meja.

Fio yang ikut merasa kesal tidak mau berbuat apapun karena memang dia anak baru disekolah ini yang artinya tidak boleh membuat ulah dihari pertama masuk— hingga akhirnya fio dengan lunglai melangkahkan kaki pergi dari perpustakaan untuk mencari kelasnya sambil menenteng tas coklat miliknya.

Fio berjalan kesana kemari sambil membenarkan rambutnya yang sudah berantakan dan wajahnya yang sudah bercucuran keringat akibat naik turun tangga.

Fio memutar bola matanya kesal karena sedari tadi banyak sekali murid yang berlalu lalang tapi tidak ada satupun yang mau membantunya.

Hingga akhirnya fio berhenti melangkahkan kakinya untuk mencari kelas melainkan melempar tasnya kebangku panjang lobi dan duduk disana dengan santai— Fio yang masih letih itu terus mengatur nafasnya sambil sesekali menghapus keringat yang bercucuran diwajahnya.

Setelah beberapa menit waktu berjalan fio beranjak dari bangku lobi karena dua menit yanglalu bel masuk telah berbunyi menandakan fio harus masuk kekelas jika ingin belajar.

Jauh dari sana fio sedang memperhatikan empat cogan yang sedang tertawa sambil berjalan beriringan dengan para perempuan cabe yang mengikuti dari belakang.

Tapi yang sebenarnya fio perhatikan sedari tadi adalah satu laki-laki bermata coklat yang sedang tertawa indah.

Fio tersenyum lebar saat berdiri
"Seandainya gue direbutin sama empat cogan itu" lalu berkhayal tidak jelas.

Fio memutar-mutarkan tasnya sambil melangkahkan kakinya lalu sesekali sedikit loncat kegirangan dan senyum-senyum tidak jelas pergi menuju kearah ruang guru karena dia akan meminta bantuan guru untuk mencari kelasnya.

Tepat saat itu fio bertemu dengan kepala sekolahnya yang bernama ibu tia alhasil dia meminta bantuan kepada ibu tia dan harus berjalan beriringan menuju kelas dengan ibu tia.

Sesekali fio menarik dan membuang nafasnya secara kasar karena dia merasa sangat gugup— tapi nyatanya fio sama seperti geo yang bisa menutupi kegugupannya dengan kecantikan dan wajah dinginnya— sebenarnya fio juga sesekali menunduk karena merasa malu saat diperhatikan para siswa dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Saat sampai didepan kelas,fio menegakkan kepalanya karena dia tidak ingin menunduk didepan para teman-teman barunya yang mungkin akan membuat mereka mengira kalau dia anak yang sombong— fio juga merapikan rambutnya, dasinya,dan rok miliknya yang panjangnya sedikit diatas lutut.

Kepala sekolah ibu tia sudah masuk terlebih dahulu kekelas hingga membuat semua murid dikelas itu terkejut atas kedatangannya yang tiba-tiba.

"Maaf ibu datang secara tiba-tiba dan membuat kalian semua terkejut,karena sebenarnya ibu kemari untuk mengantar murid baru" ucap ibu tia dan membuat seisi kelas langsung ricuh.

"Sssst....kalian jangan berisik,nak fio masuklah"ibu tia melanjutkan ucapannya dan seisi murid kembali terdiam.

Fio melangkahkan kakinya pelan masuk kekelas tanpa sedikitpun tersenyum atau bisa dibilang tanpa ekspresi— perkiraan fio benar bahwa saat ini semua murid mengira dirinya sombong dan bersikap dingin.

Ibu tia menyuruh fio memperkenalkan diri— sementara ibu tia cepat-cepat pergi dari kelas itu karena ada panggilan telepon yang penting.

"Nama saya fiona zayin biasa dipanggil fio pindahan dari sma sebelah" ucap fio terdengar lembut dan sedikit ketus.

Fio tidak menghiraukan teman-teman yang menatapnya dengan tatapan tidak suka dan mengejeknya dengan kata-kata kasar— melainkan fio terus membalas mereka dengan tatapan sinisnya tanpa harus membuat keributan.

Fio yang menyadari kalau dirinya masih berdiripun akhirnya mencari tempat kosong untuk dia tempati— fio berjalan gontai kearah meja kosongnya lalu melempar tasnya tepat kemeja dan menudukkan dirinya yang sudah merasa sangat sangat lelah.

Murid-murid langsung kembali melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda dan fio malah memperhatikan setiap sudut kelas hingga matanya berhenti tepat kearah cowo yang sedang tertidur disampingnya.

"Gue kaya pernah liat itu cogan" ucap fio pelan sambil berusaha mengingat-ingat.

"Itu cogan bukannya yang tadi pagi gue liat,jangan-jangan" fio kembali berucap dengan pelan lalu menoleh kearah kanan kiri belakang dan terakhir kearah depan sambil membuka mulutnya lebar karena meras terkejut.

"What!!!gue sekelas sama empat cogan itu" teriak fio didalam hatinya sambil menutup mulutnya yang sudah sangat ingin berteriak histeris.

🌊🌋🌊🌋🌊🌋

GeofioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang