(3)Diam

25 1 0
                                    

Fio benar-benar tidak bisa fokus dalam pelajaran karena fio lebih fokus menatapi keempat cogan yang sedang tertidur lelap.

Geo tiba-tiba terbangun dari mimpi indahnya karena merasa tidur siangnya sudah cukup— dan saat matanya terbuka dia melihat mata indah seorang perempuan disebelahnya sedang menatapnya— hingga terjadilah saling tatap-menatap diantara mereka.

"Mampus gue kepergok" ucap batin fio sambil menutup rapat-rapat mulutnya.

Geo yang merasa bingung pun mengerutkan dahinya dan fio yang merasa malu malah membuang muka sambil memukuli dahinya.

Guru fisika yang bernama ibu fatmah itupun selesai menjelaskan materinya dan mulai bersiap-siap untuk keluar dari kelas karena memang bel istirahat akan segera berbunyi.

Ibu fatmah akhirnya pergi dari kelas dan seperti biasa kelas akan kembali sangat ricuh setelah tidak ada guru.

Geo beranjak dari bangkunya lalu membangunkan semua teman-temannya yang masih asik dengan dunia mimpi— sedangkan fio malah berpura-pura berkutat dengan buku fisikanya.

"Woy bangun" ucap geo sambil memukul meja keras dengan sapu hingga ketiga manusia itu terkejut bersamaan.

"Eh anjing kecemplung dikali" latah kaza.

"Eh ayam eh sapi" latah bonda,meraka latah bersamaan terkecuali viqo yang hanya terkejut tapi tidak latah melainkan dia bingung saat melihat perempuan yang tidak dikenal duduk didepannya sedang berkutat dengan buku fisika.

Bonda menguap lebar lalu mengelap matanya yang masih mengantuk karena itu adalah kebiasaannya setelah bangun tidur tapi lain halnya dengan kaza yang kebiasaannya mengacak-acak rambut setelah bangun tidur.

"Siapa?" tanya viqo kearah fio yang sedari tadi menahan nafas karena rasa gugup yang tiba-tiba menyerang.

"Gak ada pengenalan ulang" jawab fio berusaha untuk bersikap dingin dan ketus.

Geo,kaza,dan bonda menoleh saat mendengar ucapan fio yang terdengar ketus— seandainya mereka semua tau kalau jantung fio sedang berdetak cepat karena ditatap oleh empat cogan.

"Anak baru ketus amat" ucap viqo sambil beranjak dari bangkunya lalu duduk dimeja fio.

"Memangnya ada masalah kalo gue ketus" ucap fio yang mungkin itu bukan pertanyaan melainkan pernyataan tapi tetap dijawab oleh viqo.

"Gak ada sih" viqo menjawab sambil mengusap hidungnya yang berkeringat.

Fio berhenti berkutat dengan buku fisika lalu mengambil bekal makan dan teh yang sudah tersimpan dibawah mejanya— fio beranjak dari bangkunya dan berjalan melangkahkan kakinya pergi sambil menatap empat cogan itu dengan tatapan sinis.

Tapi secara tiba-tiba devo datang sambil berlari dari balik pintu hingga menabrak tubuh fio dan membuat teh milik fio yang belum sempat tertutup rapat kini membasahi seragamnya.

"Sor.." devo hendak berbicara dengan fio namun fio cepat-cepat memotongnya.

"Sorry,lo baik-baik ajakan?gak ada yang luka karena gue kan?yaahh seragam lo jadi basah karena gue, maaf banget yah" semua kata-kata itu terucap dengan lembut dari mulut fio saat memotong ucapan devo.

"Gue gak papa,seharusnya yang nanya semua itu yaa gue dan sorry tehnya kebuang" jawab devo sambil tersenyum manis.

"Gak usah dipermasalahin tehnya"ucap fio sambil mengelap pelan dada devo yang terbalut dengan seragam basah itu.

"kalo gitu lo pake baju olahraga milik gue aja yaa,ada dikolong meja" lanjut fio kembali berucap dan kali ini devo menjawab dengan anggukan.

Helaan nafas panjang telah dikeluarkan fio dari mulutnya lalu dia berbalik badan berniat melangkahkan kaki untuk kembali duduk dibangkunya namun dia malah terkejut karena semua teman-teman barunya sedang memperhatikan dirinya tanpa berkedip.

"Kalian kenapa liatin gue gitu banget?" fio kembali menjadi berucap dingin.

"Lo tuh gak usah pura-pura jadi cewe ketus dan dingin,gak ada untungnya" teriak geo membuat fio terdiam.

"Nah lo itu lebih cocok jadi perempuan pendiam tapi baik dari pada jadi dingin tapi sok baik" geo kembali melanjutkan ucapannya dan fio tetap terdiam ditempat.

Hingga sebuah benda layar sentuh kecil yang disebut henphone itu bergetar dimeja fio menandakan ada telfon masuk dari seseorang.

Geo mengambil henphone itu dan sedikit mengintip nama sang penelfon lalu melangkahkan kakinya kearah fio dan memberikan benda itu pada fio.

'Zafin' satu nama yang selama satu tahun membuat fio menunggu dalam kerinduan dan menangis dalam diam itu terpampang jelas dihenphone yang sedang dipegangnya— fio menarik nafas dalam-dalam sebelum mengangkat panggilan telfonnya.

Setelah beberapa menit membuang nafas barulah fio mengangkat telfon dan menaruh henphone nya disamping telinga.

"Halo,fin."

"Fi gue udah ada disekolah tapi lo nya gak ada,ternyata lo pindah sekolah" mendengar suara zafin rasanya fio sangat ingin menangis karena kerinduannya terbayar sudah.

"Lo dari mana aja fin selama ini?" kali ini fio berucap lirih.

"Maaf karena gue udah ngilang gitu aja selama setahun,sekarang lo harus pulang kerena gue ingin membicarakan sesuatu yang penting sebelum gue pergi jauh" suara zafin terdengar seperti serak alias seperti habis nangis—  tapi belum sempat fio berkata lagi zafin sudah memutuskan sambungan telfonnya secara sepihak.

Fio berlari cepat kebangkunya lalu mengambil tas dan membuangnya kejendela hingga tepat terjatuh dibebatuan pagar belakang sekolah.

Fio menarik lengan geo secara tiba-tiba hingga geo hampir terjatuh dan teman-temannya yang lain hanya merasa bingung hingga tidak bisa berbuat apapun.

"Lo kenapa tiba-tiba narik tangan gue?" tanya geo yang tiba-tiba melepaskan tangan fio dengan kasar.

"Gue ingin bolos tanpa diketahui guru jadi tolong bantu gue" fio berucap dengan mata yang sudah berkaca-kaca tapi geo tidak tau.

"Lo ngapain mau bolos?" bentak geo tak perduli banyak orang yang sedang memperhatikan mereka.

"Ada cinta pertama gue yang sedang menunggu didepan rumah" jawab fio yang kembali menarik lengan geo.

"What!!!lo mau ngapain sama pacar lo dan kenapa lo mau bolos cuman gara-gara dia" geo kembali membentak dan membuat fio sedikit takut.

"Lo gak tau rasanya disaat lo menunggu cinta sejati yang hilang selama setahun dengan kerinduan dan kesedihan,jadi pliss bantu gue" kali ini yang membentak adalah fio.

"Lo itu bego atau gimana sihh,kalau cowo lo cinta sama lo kenapa dia malah ngilang dan ngebiarin lo nunggu selama setahun jadi menurut gue dia cowo brengsek yang hanya akan mainin perasaan lo" ucap geo.

"Gue percaya sama dia dan dia bukan cowo brengsek" bentak fio.

"Kalau gitu ayo gue akan bantu lo,kita buktiin siapa yang benar" jawab geo sambil menarik lengan fio lalu menggenggamnya erat dan membantunya membolos disekolah pada hari pertamanya.

🎡🎢🎡🎢🎡

GeofioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang