(27)Mencari tau

8 0 0
                                    

Fio terbangun dari tidurnya,yaa setelah perutnya dipenuhi daging fio langsung tertidur di kursi lipat,entahlah kenapa tubuhnya terasa sakit dan rasa itu malah membuat fio mengantuk.

Fio melirik jam sekilas yang ternyata menunjukkan tepat pukul lima sore.

"Gue kenapa ngerasa sedih gini...semoga geo baik-baik aja" batin fio.

Fio beranjak dari kursi lipatnya,tanpa sengaja dia menjatuhkan sebuah bantal ke lantai sehingga sebuah foto yang pernah dia simpan terlihat jelas.

"Ini foto yang gue ambil dari album itu kan" batin fio sambil memungut foto itu,matanya mencari-cari keberadaan birama yang nyatanya sudah tertidur lelap di tempat tidur.

"Gue harus cari tau foto siapa ini..."

"Setau gue alamat rumah fizan itu persis sama alamat seorang detektif di sebuah koran yang pernah gue baca... detektif itu ngebantu semua orang... jangan-jangan..."

Setelah beberapa menit berfikir fio pun mengambil sepatu birunya dan jaket besar berwarna hijau untuk menutupi seragam sekolahnya.

Dia berniat untuk pergi dengan menyamar,karena itu dia mengelabang rambutnya menjadi dua,membiarkan poninya terbebas menutupi dahi, memakai kaca mata culun berbentuk bulat milik zafin,dan dia juga menoreh sedikit lipstick berwarna coklat muda di bibirnya.

Lalu fio berjalan santai menuju halte bus,dan menaiki bus untuk menuju sebuah rumah.

***
Seorang perempuan culun berdiri tegak di depan pintu sebuah rumah kuno yang unik.

Disana dia melihat empat motor telah berjejer rapih didekat gubuk kecil,dan dia jelas-jelas tau siapa pemilik empat motor itu.

"Semoga penyamaran gue berhasil" batin perempuan culun itu.

Perlahan dia mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu.

'Tok' tok'
Suara ketukan pintu dari tangan perempuan culun itu membuat orang-orang yang berada di dalam rumah kuno itu saling menatap.

"Masuk" teriak seorang laki-laki keren yang bernama kaza.

Yaa sekarang kalian tau kan kalau sebenarnya rumah kuno itu adalah rumah fizan,dan geo serta teman-temannya juga berada di dalam rumah itu.

Dengan menghela nafas panjang perempuan culun itu pun membuka pintunya perlahan,lalu setelah pintunya sudah terbuka lebar,semua penghuni rumah kuno itu menatapnya dengan dahi mengkerut.

"Maaf,siapa yaa" tanya fizan.

"Lo gak kenal zan?lah kita semua juga gak kenal dia" celetuk kaza setelah menatap ke tiga sahabatnya yang sama-sama mengeleng.

Perempuan culun itu bingung,dia kehilangan kata-kata saat melihat geo sedang duduk dengan keadaan kacau.

"Woy lo siapa?" tanya bonda dengan sedikit meninggikan suaranya,sehingga geo menoleh kearah perempuan culun itu.

Dia ingin menjawab,tetapi dia percaya bahwa mereka berempat akan mengenali suaranya.

"Gimana ini...apa yang harus gue lakuin" batin perempuan culun itu kembali berucap.

Entah dari mana sebuah ide langsung terlintas di fikirannya,dia bisa berbahasa isyarat,karena saat masih kecil dia memang memiliki teman yang bisu,mungkin bahasa itu bisa membantunya.

"Kok malah diem...lo gak punya mulut yaa" kaza geram saat melihat perempuan culun itu malah terus terdiam.

"Za lo bisa ngomong baik-baik kan?" Geo angkat bicara,walapun suaranya terdengar parau.

"Sorry."

Fizan beranjak dari kursi ruang tamu untuk menghampiri perempuan culun itu,mungkin karena dia merasa pernah mengenalnya.

Sementara geo,dia merasa hati nya begitu tenang saat melihat kedatangan perempuan culun itu.

"Sebenarnya siapa perempuan itu" batin geo.

"Maaf apa lo bisu?" tanya fizan.

Perempuan culun itu mengangguk,dan anggukan itu membuat geo dan teman-temannya terdiam.

Fizan tersenyum sambil menarik lengan perempuan culun itu,fizan membawanya ke kursi ruang tamu,lalu menyuruhnya duduk tepat di sebelah kaza,atau bisa dibilang berhadapan dengan geo yang hanya terhalang meja.

Tangan fizan mulai bergerak menunjukkan bahasa isyarat ke arah perempuan culun itu.

"Kenapa kamu kesini?"

Yaa fizan adalah seorang detektif,dia membantu kasus orang kaya,orang miskin,orang bisu,buta,atau pun tuli.

Dan itu sudah diketahui banyak orang, karena fizan nyatanya memang terkanal di berbagai koran atau pun majalah.

Lalu perempuan culun itu juga mulai menggerakkan tangannya.

"Aku datang kemari untuk meminta bantuan mu."

"Aku siap membantu mu" fizan tersenyum hingga deretan gigi putihnya terlihat jelas.

Perempuan culun itu menunjukkan sebuah foto yang sedari tadi berada digenggamannya.

"Aku datang kemari ingin mencari tau siapa orang yang ada di foto ini,aku menemukannya di tas penjahat yang ingin membunuh kekasih ku."

"Kau pasti sangat mencintai kekasih mu,sampai rela datang kemari hanya untuk menolongnya."

Perempuan culun itu kembali mengangguk.

"Aku akan menyimpan foto nya dan menolong mu...tapi bolehkah aku bertanya siapa nama mu?dan dimana kamu sekolah?atau berapa umur mu?"

"Tentu saja boleh...nama ku ona...aku bersekolah di sma merdeka,umur ku tujuh belas tahun,lalu nama mu?"

"Kau panggil aku dengan sebutan zan saja yaa."

Ona dan fizan sama-sama menyudahi obrolan bahasa isyarat mereka dengan senyuman.

Sementara empat manusia lainnya yang melihat gerakan tangan fizan dan ona sama-sama merasa bingung.

"Lo lagi ngapain sihh,sama nih perempuan culun" kaza menunjukkan jemarinya kearah ona.

"Ohh iya teman-teman kenalin nih,dia ona,umurnya tujuh belas tahun,dia sekolah di sma merdeka" fizan mengenalkan ona tanpa menghiraukan ucapan kaza.

"Lah dia..."

"Gue geo,senang bertemu lo,semoga kita bisa jadi teman baik" geo mengulurkan tangannya sambil tersenyum.

Semua mata langsung berputar ke arah geo,merasa terkejut saat mendengar kata-kata yang baru saja dilontarkan geo.

Tetapi mereka semua tetap merasa senang saat melihat geo tersenyum kembali.

⛰🗻⛰🗻⛰

Tolong tinggalkan jejak kalian:v

Maaf kalo part ini ngebingungin,bikin kesel,atau yang lainnya...

😘😊🙂...

Salam:
Siti.m.u

GeofioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang