(24)mengiyakan..

4 0 0
                                    

Matahari sudah hampir muncul dari timur,menandakan fio dan birama sudah harus berangkat sekolah jika tidak ingin terlambat.

Fio sudah memakai seragam sekolah, lengkap dengan atributnya.

Fio juga sudah menenteng tas sekolah yang berisi buku-buku pelajaran.

Dan sekarang fio sedang memakan satu roti isi sambil memakai kaus kaki,tidak lupa dia juga memakai sepatu hitamnya.

Apa kalian tau itu semua dari mana?gak mungkin kan,kalo kalian mikirnya fio bawa buku-buku itu dikopernya, atau mungkin sama bawa tas,atribut,dan sepatunya? Gak mungkin sekale.

Tapi sebenarnya itu semua sudah dipesan birama dirumah sakit tepat sebelum fio menginap dihotelnya,kali ini kalian percaya kan kalo birama bener-bener niat mau nyuruh fio tinggal disana.

Bahkan fio yang berniat ingin pulang untuk mengambil semua barang-barang sekolah miliknya,tapi fio mengurungkan niatnya,karena pagi-pagi sekali seorang kurir datang mengetuk pintu untuk memberi satu kotak barang yang berisi semua itu.

Birama berjalan kearah fio,dia juga sudah memakai seragam lengkap,dia memang baru terbangun beberapa menit yang lalu,tapi dia hanya butuh waktu sepuluh menit untuk bersiap-siap.

"Woy...lo jangan ngelamun."

Birama duduk disebelah fio,dan lamunan fio bubar begitu saja.

"Siapa yang ngelamun...jelas-jelas gue lagi nali sepatu."

"Ngeles aja lo kerjaannya."

Fio memutar bola matanya malas, kemudian berdiri setelah selesai menali sepatunya.

"Jangan ke mana-mana...lo berangkat bareng gue."

"Hah?"

Birama menarik lengan fio,dia membawa fio secara paksa untuk masuk ke dalam mobil sport miliknya, dan itu membuat fio merasa muak dengan kelakuan memaksa birama.

"Ikhh birama!gue gak mau berangkat sama lo" kesal fio.

"Kenapa?bukannya perjanjian kita itu lo harus nurutin semua kemauan gue" bentak birama membuat nyali fio seketika ciut.

"E-enggak ma-maksudnya gue mual kalo keseringan naik mobil..jadi jangan paksa gue naik mobil" ucap fio begitu pelan dan sedikit gugup.

Birama terkekeh sebentar,namun kekehannya membuat fio merasa tenang.

Sebenarnya fio tidak takut dengan birama,tapi fio takut dengan kelicikan birama yang bisa saja menghabisi dirinya dan geo dalam waktu yang singkat.

"Kalo gitu kita naik motor aja" birama menarik lengan fio dengan santainya,seakan-akan fio adalah sebuah boneka,yaa fio sihh memang merasa birama menganggap dirinya hanya sebuah boneka.

"Heh,lo kenapa ngelamun lagi."

Birama menepuk bahu fio,lalu fio menggeleng dan menertawakan dirinya dalam hati.

"Boneka" gumam fio sangat pelan,sehingga birama tidak mendengarnya.

Birama menoleh kearah fio sebelum menaiki motornya.

"Gue cuman mau bilang sama lo,kalo nanti di sekolah gue ngomong sesuatu maka lo harus mengiyakannya."

Fio tidak berucap apapun,dia hanya berdehem untuk menyahuti ucapan birama.

Birama tersenyum miring,lalu menaiki motornya,dia juga menyalakan mesinnya dan menjalankannya dengan cepat setelah fio duduk tepat dibelakangnya.

***
Birama berjalan beriringan dengan fio,sehingga mereka mengundang beberapa pasang mata.

GeofioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang