(13)Kaya tersengat listrik!

10 0 0
                                    

Kali ini fio benar kesal saat terus berusaha berlari dan bersembunyi bersama geo untuk keluar dari sekolah tanpa harus tertangkap pak guru killer.

Yaa sebenarnya fio mendapatkan pesan dari bonda yang menyuruh mereka berdua bolos dan datang ke rumah kaza untuk berkumpul.

Karena itu fio memiliki ide untuk mengajak kedua sahabatnya bolos supaya bisa lebih dekat dengan sahabat-sahabat geo- tapi ide itu berakhir dengan buruk saat qiya dan fara bisa kabur lewat pintu belakang sekolah namun fio dan geo tidak bisa kabur karena tiba-tiba pak guru killer datang lalu mengejar mereka berdua hingga terpaksa harus bersembunyi.

Namun semakin lama fio semakin tidak betah bersembunyi bersama geo hingga dia menggerakkan tubuhnya kesana kemari.

"Diam fio...nanti kalau ketauan lo bisa di skors" bentak geo pelan tanpa menoleh kearah fio dan fio malah menghela nafas panjang hingga membuat bulu disekitar leher geo merinding sebentar.

"Capek tau" umpat fio.

"Gue tau lo capek tapi tunggu sebentar aja itu pak guru killer bakalan keluar kok...gue gak mau gara-gara gue lo jadi kena skors" geo berucap begitu lembut.

"Kalo itu pak guru gak mau pergi lebih baik kita keluar."

"Iya iya bawel...noh udah gak ada pak ilernya" geo langsung melangkah keluar dari tempat bersembunyian itu setelah melihat pak guru killernya pergi dari lorong.

"Lagian siapasih yang mau ngebuat cewe lari-lari sampe kaya gini...apalagi sama orang yang disayang... awas aja lo bonda" celetuk geo.

Fio terdiam menatap wajah geo karena dia baru saja menyatakan kata sayang dan itu membuat fio merasa sedikit bingung - tepat setelah satu menit, geo menoleh kearah fio hingga mata mereka bertemu dan mereka menjadi saling tatap-menatap persis seperti patung.

"Gue tuh serasa tersengat listrik waktu lo natap gue kaya gini" fio langsung menghentikan tatapannya begitu pun dengan geo.

"Udahlah kita jangan lama-lama disini takutnya pak guru iler dateng lagi" geo menarik lengan fio setelah perempuan itu mengangguk,lalu membawanya kembali ke pintu belakang sekolah untuk pergi membolos.

***
Tiga laki-laki dan dua perempuan telah berkumpul dikamar besar bernuansa putih coklat milik kaza.

Baru saja fara dan qiya bermain bersama-sama tapi sekarang mereka malah sudah sangat akrab sampai diperbolehkan masuk kekamar kaza bahkan mengobrol dengan sangat santai layaknya teman lama.

Sementara fio dan geo yang baru saja sampai dirumah kaza langsung disambut ramah oleh wanita paruh baya yang ternyata adalah ibunya kaza.

"Eh lo bonda...sini lo" fio dan geo nyelonong masuk dan berteriak bersamaan hingga lima penghuni kamar itu terkejut bersamaan.

"Dateng-dateng bukannya assalamualaikum malah teriak-teriak kaga jelas...ini rumah orang woy" celetuk fara.

"Assalamualaikum...mana yang namanya bonda" geo dan fio berucap serempak.

"Di kamar mandi" dan mereka semua menjawab dan menunjuk pintu putih yang berada didekat lemari jati dengan serempak.

"Woy bonda keluar lo" geo memukul keras pintu itu hingga membuat yanglainnya kembali terlonjat kaget.

"Santai bro" viqo menarik lengan geo dan menyuruhnya duduk ditepi kasur untuk menenangkan diri.

"Apaansihhh ribut-ribut" dengan langkah gontai bonda keluar dari kamar mandi itu dengan wajah tak berdosanya.

"Eh lo kenapa nyuruh gue sama fio kumpul tepat selesai jam istirahat? mana pelajaran pak iler lagi...gue sama fio jadi harus terjebak selama sejam disekolah.."

"Apalagi kita sempet ke tangkep di tokonya mbak nani" celetuk fio.

"Semenjak kapan warung mbak nani jadi toko" teriak fara.

"Semenjak gue jadian sama birama" fio berkata dengan santai tidak melihat sedikitpun aura geo yang seketika berubah jadi mirip gunduruo.

"Serius lo?" tanya qiya penasaran.

"Gak lah...gak mungkin gue jadian sama birama yang ada orang disebelah gue bisa ngamuk-ngamuk hancurin setiap sekolah dijakarta" fio berucap sambil mengukir senyum miring dan melirik geo sedikit sinis.

"Lo kira geo raksasa bisa ngancurin setiap sekolah cuman gara-gara dapet kekuatan dari baju pink little ponynya" kekeh kaza dan seluruh penghuni kamar itu malah ikut tertawa walaupun mereka merasa kaza sangat receh.

"Karena gue sayang sama lo dan gak mau lihat lo disakitin sama cowo brengsek kaya birama" ingin sekali rasanya geo berucap seperti itu tapi nyatanya dia terlalu lemah untuk mengatakan perasaannya hingga kata-kata itu hanya tersimpan difikiran dan benaknya.

🎼🎤🎼🎤🎼

Receh...receh..:v

GeofioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang