(26)Sendiri

5 0 0
                                    

Birama dan beberapa teman-temannya berada di taman sekolah,mereka asik mengobrol dan memakan batagor.

Fio yang melihat mereka merasakan sedikit rindu pada kedua sahabatnya.

Ingin sekali fio berlari cepat ke kantin,meneriaki kedua sahabat nya yang suka menggosip,atau menarik kedua sahabatnya untuk dia bawa ke perpustakaan.

"Lo gak makan" birama memukul pundak fio dengan pelan,dan alunan musik ponsel yang tidak fio sadari sedang berbunyi,kini langsung dimatikan birama.

Fio menggeleng sejenak.

"Gue gak laper...gue mau pulang... badan gue lemes banget."

Entah kenapa,fio merasa semakin lama tubuhnya semakin melemah,tenaganya seakan terkuras tanpa aktivitas,mood ingin lapar nya juga hilang entah kemana,dan dia ingin bertemu dengan bantal atau pun guling kamarnya.

"Yaudah kalo gitu ayo pulang" birama mengambil tas hitam nya yang tergantung diujung ranting pohon.

"Ehh gue bolos yaa,kalian abisin aja itu batagor."

"Motor lo udah disana kan?lo nggak markirin didalem sekolah kan?" Sahut salah satu teman birama.

"Seperti biasa."

Teman-teman birama saling menoleh lalu memberi tatapan aneh kearah birama.

"Lo gak--"

"Tenang aja...santuy lah" birama mengancungkan jempolnya untuk mengakhiri perbincangannya,dan dia melangkah pergi.

"Bukan pulang ke hotel...gue mau ke rumah" celetuk fio menghentikan langkah birama.

Birama menggeleng dengan cepat,dia menarik lengan fio secara kasar lalu langsung membawanya membolos lewat pintu belakang sekolah tanpa permisi.

***
Sesampainya dihotel,baik fio atau pun birama,mereka sama-sama melempar tas ke tempat tidur dan menaruh sepatu dengan asal,lalu mereka bergulat dengan pikiran masing-masing.

Fio bergumam pelan,dia merasa mengantuk dan lapar,padahal tadi fio tidak kelaparan,tapi anehnya setelah fio berada di hotel ini cacing-cacing di perutnya berteriak meminta asupan.

"Katanya gak laper,nah itu perut kenapa bunyi" birama mendengus kesal.

"Terserah gue."

Fio membalikkan badannya,dia berjalan lemas menuju kulkas untuk memenuhi asupan perutnya.

"Lihatlah kulkas ini,yang isinya luar biasa"batin fio.

"Gue belum beli makanan,enam hari lagi roti tadi malem bakalan basi jadi yaa gue buang,lo beli makan di luar sono" teriak birama yang sempat melirik fio berada tepat didepan kulkas.

"Dasar bodoh,dimana-mana roti gak ada yang berumur panjang" batin fio kembali berucap.

"Gue males keluar kamar" fio ikut berteriak,dia memanyunkan bibirnya.

"Yaudah kalo gitu lo gak usah makan...gak akan gue ambil pusing"  birama duduk santai ditepi tempat tidur,dia merebahkan tubuhnya dan menyalakan ponsel.

"Tapi nih hotel kan milik lo,kenapa gak ambil makanan dari dapur hotel ini aja,suruh bawa kesini."

"Jadwal makan siang udah lewat,hotel ini juga punya aturan woy,lagian pemilik sebenarnyakan ibu gue...bukan gue."

Fio berfikir keras,dia harus bisa melakukan sesuatu dengan beberapa sisa makanan dan minuman yang ada didalam kulkas,tidak mungkin jika terus melawan ucapan birama.

"Sisanya cuman tinggal mentega,es batu,satu kotak keju,satu kotak susu,dannn yaaa...tunggu...ada dua helai daging sapi di sudut kulkas" ucap fio seketika matanya bersinar.

GeofioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang