orang baru

3.9K 205 7
                                    

"Bukankah memang kodratnya begitu, sudah hilang baru dicari?"

_Penyempurna Agamaku_

"Sayang, ada Laskar dibawah. Lima menit harus udah turun!".
Kepala Tika muncul dari balik pintu kamar Dewi.

"Aku mau kerumah Zahwa, mah. Suruh dia pulang aja!".
Dewi mendengus. Melihat Tika yang masuk ke kamarnya dari pantulan kaca riasnya.

"Kamu nggak tau? Rumah Zahwa kan disegel sama pihak bank!".

"Apa?".
Refleks Dewi menoleh.

"Mama serius? Tapi kenapa?".

"Ada karyawan yang membawa kabur uang perusahaan. Entahlah, mama nggak begitu tau!".

"Karena mama selalu nyuruh aku buat pergi sama Laskar, aku jadi nggak tau soal Zahwa. Sekarang dia mau tinggal dimana coba?".

Secepat kilat Dewi meraih ponselnya dan menelpon Zahwa. Tak ada jawaban dari sana, membuat Dewi mendecak. Kebiasaan Zahwa yang sering menaruh ponsel sembarangan belum hilang juga. Dewi mengingat kembali siapa saja orang terdekat Zahwa. Radea, Zahwa pernah mengajak Dewi pergi kerumah Radea, tapi bukankah Radea masih di ponpes? Lalu siapa lagi selain Radea? Kediaman Ganendra. Bisa jadi Zahwa berada disana seperti dulu. Jarinya lincah mencari nama Aksa diantara deretan nama di kontaknya. Hanya nada tersambung yang terdengar. Tapi tak ada jawaban dari Dana sama sekali. Dewi mendecak, ia memilih untuk turun menemui Laskar.

"Boleh aku minta bantuan kamu?".
Tanya Dewi.

"Sure!".

"Kamu punya bodyguard banyak, kan? Kamu punya tangan kanan dimanapun kan?".

"Iya, lalu?".

"Bantu aku buat cari temen aku!".

Laskar sempat mengerutkan dahinya. Namun kemudian ia mengangguk.

"Hari ini aku minta sama kamu buat keliling kota, siapa tahu temen aku ada disekitar sini. Gimana?".

"Iya iya, ayo deh!".

Hampir tiga jam Dewi dan Laskar berkeliling, namun nihil. Tak ada tanda tanda keberadaan Zahwa. Dewi memijat pelipisnya pelan. Ia bingung, harus kemana lagi ia mencari.

"Segitunya lo mau cari dia, penting buat lo?".
Tanya Laskar.

"Dia sahabat aku, dia nggak punya saudara lagi. Aku takut dia kenapa napa dijalan!".
Sembari menunggu mobil bergerak ditengah kemacetan, Dewi memutar otaknya kembali. Tidak mungkin Zahwa berada di kediaman Ganendra, karena tipe orang seperti Zahwa tidak suka merepotkan orang lain.

"Udah adzan, mau sholat dulu apa lanjut cari?".

Dewi mengerjapkan matanya. Pikirannya tentang Zahwa teralihkan. Ia melirik Laskar yang tengah mengemudi. Laskar sudah berubah. Kata katanya tak lagi sepedas pertama kali bertemu, dan sekarang ia mengingatkan Dewi untuk sholat. Apakah Laskar benar benar berubah? Apa ini petunjuk dari Allah jika Laskar memang jodohnya? Entahlah. Tapi Dewi berharap, Laskar akan terus memperdalam sisi religius dalam dirinya.

"Yaudah, cari masjid dulu. Setelah itu kita makan!".

"Gue pernah main cinta bahkan berulang kali, tapi entah kenapa rasa damai yang gue dapetin sama lo nggak pernah gue dapetin dari cewek manapun! Lo pelet gue kali ya?".
Laskar membuka tutup botol air mineral lalu meneguknya beberapa kali dan menutupnya kembali.

"Pelet? Kalo aku main dukun, aku lebih pilih santet kamu!".
Balas Dewi sengit.

"Ternyata lo lebih kejam daripada ibu tiri".

Penyempurna AgamakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang