Teror

1.6K 72 33
                                    

Assalamualaikum.. Hola guys..

Author kembali ditengah gonjang ganjing dunia. semoga yang sakit segera disembuhkan dan yang sehat dijauhkan dari segala penyakit. amin..

Langsung baca aja yups!!

"ketika dunia sedang tak memihak padamu, yakinlah masih ada Allah yang selalu membantumu"

@@@

              Baru jam 8 pagi saat ini. Di depan laptop yang menyala, Zahwa menopang dagunya. Tugas kuliahnya hampir selesai sejak ia kerjakan satu jam lalu. Satu nama yang terlintas dalam pikirannya membuatnya termenung. Semua yang terjadi dalam hidupnya jauh dari rencananya. Ternyata benar ucapan orang diluar sana bahwa "manusia bisa berencana tapi Allah yang menentukan". Dana semakin menjauh dan tak tersentuh. Kesalahpahaman waktu itu bagaimana bisa terjadi?

"Wa, aku boleh masuk ndak?", suara Nina terdengar dari balik pintu.

"Masuk aja mbak nggak dikunci!"

Senyum licik terbit dibibirnya. Ia masuk perlahan dengan wajah polosnya seakan tak tahu apa-apa. Duduk disebelah Zahwa dan melihat ke sekeliling kamar Zahwa. Foto orang tua Zahwa yang terpajang di salah satu sisi tembok menarik perhatiannya. Senyum yang terukir dibibir mereka selaras dengan penderitaannya. Tapi tenang saja, ia sudah menyiapkan kejutan besar untuk putri tercinta mereka.

"Kenapa mbak Nin?"

"Ada paket buat kamu, Wa!", tangan kanan Nina mengulurkan sebuah kotak seukuran kotak sepatu yang terbungkus kertas warna coklat.

Perhatian Zahwa teralihkan sepenuhnya. Ditatapnya kotak itu dengan seksama.

"Dari siapa, mbak? kok nggak ada namanya sih?"

"Aku juga ndak tahu, tadi ada kurir kasih ini!"

Tanpa curiga Zahwa membukanya. Ia pikir mungkin itu dari Dewi atau temannya yang lain. Hampir saja ia melempar kotak itu ketika ia melhat isinya. Boneka dengan kepala terputus dan darah yang langsung menguarkan bau anyir mengejutkannya. Ini jelas bukan dari Dewi. Mungkin saja ada orang iseng yang mengerjainya, pikirnya. Tanpa pikir panjang ia membuang kotak itu ke tempat sampah. Berusaha menghilangkan segala pikiran buruk dari kepalanya.

"Ngeri banget Wa isinya. siapa sih yang tega kasih itu?"

"Orang iseng kali, mbak Nin. Kalo ada paket lagi jangan diterima ya mbak kalo nggak ada namanya!"

"Iya".

Nina mendadak kesal. Rencananya bukan seperti ini. Harusnya Zahwa ketakutan melihat boneka itu. Tapi kenapa anak ini terlihat biasa saja? Rencana selanjutnya harus berhasil. Ia tidak mau semuanya gagal dan sia-sia. Jalan satu-satunya ia harus bekerja sama dengan orang yang mempunyai tujuan yang sama dengannya. Menghancurkan Zahwa.

@@@

Dr. Hima tak henti menerbitkan senyumnya sejak pertama kali ia duduk disebelah Dana. Beruntunglah ia yang terpilih sebagai perwakilan dari rumah sakit ini bersama Dana. Ia sudah menyusun rencana indah yang akan membuat Dana tak akan lepas lagi darinya. Ia yang mengenal Dana lebih dulu, ia yang selalu ada untuk Dana setiap waktu, jadi ia tak rela jika Dana jatuh ke pelukan gadis belia yang tak tahu apa-apa soal cinta itu.

"Dr. Aksa belum sarapan, kan? Saya bawakan nasi goreng buat Dr. Aksa!"

"Saya sudah sarapan dirumah!", jawab Dana singkat. Sejujurnya ia enggan untuk satu mobil dengan Dr. Hima. Tapi ia harus profrsional dalam menjalankan tugasnya.

"Baiklah. Kalo nanti Dr. Aksa lapar, bilang saja!"

Semoga Tuhan berpihak padanya kali ini. Hanya rencana ini yang bias ia lakukan. Sikap Dana yang selalu acuh padanya membuatnya memilih jalan Kotor untuk mendapatkan hasil secara instan. Pasalnya ia sudah melakukan apa saja untuk menarik perhatian Dana, namun tetap saja tak membuahkan hasil. Yang selalu ia pertanyakan adalah dari sekian banyak dokter yang ia temui dan mencoba mendekatinya, kenapa hanya Dana yang menyita perhatiannya? Kenapa bukan mereka yang menyimpan rasa padanya? Jika itu terjadi maka semua tak akan serumit ini. Ia tak harus menghabiskan waktu luangnya yang sedikit itu hanya untuk menyapa Dana, ia tak harus menunggu selama bertahun-tahun hanya untuk mendapatkan cinta dari Dana, dan ia tak harus berpura-pura berhijab agar Dana melihatnya seperti Dana melihat gadis itu. Semua ini terjadi karena masalah hati. Hati yang memilih kepada siapa ia ingin berlabuh sekeras apapun logika menolak.

@@@

Mobil Laskar berhenti didepan rumah serba putih berlantai dua dengan segala jenis bunga di halamannya. Ini alamat yang ia dapat dari orang kepercayaannya. Dia harus memastikan siapa anak kecil yang Bersama Brelia waktu itu. Sepuluh menit ia habiskan untuk menatap pintu rumah itu, menanti Brelia keluar dan ia akan menanyakan banyak hal kepada Brelia. Termasuk kenapa Brelia meninggalkannya secara tiba-tiba waktu itu. Dewi fortuna ada dipihaknya kali ini. Brelia keluar Bersama anak kecil tempo hari. dengan segera Laskar turun dari mobil dan berlari kearah Brelia.

"Tolong jelasin semuanya, aku mohon!", tatapan Laskar yang biasanya setajam pedang sekarang berkaca-kaca.

"Nggak ada yang perlu dijelasin. Aku sibuk, silahkan pergi!".

"Aku yakin ada hal yang kamu sembunyiin dari aku. Kenapa kamu tiba-tiba pergi dari hidup aku?"

"Urusan kita udah selesai sejak saat itu. Jadi Tuan Laskar yang terhormat silahkan pergi dari rumah saya!"

Laskar menggeleng tegas. Ia memegang erat tangan Brelia dan berlutut didepannya.

"Aku mohon Brelia, aku mohon, sayang!"

Brelia berusaha melepaskan genggaman Laskar yang begitu erat. Baginya hidupnya sudah tenang sekarang. Ia tidak mau lagi berurusan dengan orang di masa lalunya.

"Aku hampir gila sejak kamu pergi. Butuh waktu lama untuk aku bangkit dan terima semuanya. dan sekarang kamu ada didepan mataku, apa kamu mau tinggalin aku untuk kedua kalinya?", air mata Laskra luluh sekarang. Kali kedua ia menangis untuk orang yang sama.

"Kamu sendiri yang buat aku pergi, lalu kenapa kamu meminta aku untuk kembali?"

"Apa dia anakku?"

Tak ada jawaban apapun dari Brelia. Semua larut dalam keheningan yang menyisakan tanda tanya besar.

@@@

Pada kangen PA nggak?

Gimana part ini? Pada penasaran nggak? Comment yups!

Kalo kalian suka part ini silahkan vote. Jangan jadi silent reader yang buat author males lanjutin part, oke?

Nantikan part selanjutnya ya, bubayyy!!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Penyempurna AgamakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang