Chapter 8 : Sengaja"Dengan 'sengaja' aku ingin kamu tau kalau aku benar-benar serius tentang perasaanku padamu."
-Bima Johannes-Angin-angin berhembus, keadaan lorong sedikit ramai namun tenang, seorang pria bernama Bima melangkah entah kemana kaki akan membawanya. Sering beberapa siswa maupun siswi menyapa, pria itu akan membalas dengan senyuman yang terlihat sangat ramah.
Tampan, tegas, tapi ramah. Inilah kenapa Bima berhasil menjadi guru muda idaman di antara murid-murid dari kelas sepuluh sampai dua belas, dari jurusan keperawatan sampai permesinan, bahkan dari guru tetap sampai karyawan sekolah.
Yahh, meskipun murid di kelasnya tidak ada satupun yang mengidolakan bahkan menghormati Bima selayaknya seorang guru karena sifat aslinya yang menyebalkan dan seenaknya memberi hukuman.
Bima yang baru saja selesai mengajar mata pelajarannya alias matematika di kelas tata boga, terus berjalan menelusuri sekolah. Dia sedikit malas untuk duduk di ruang guru, karena pasti dia akan terjebak dengan guru-guru tua yang bergosip ria tanpa mengerti ada pria muda dengan kuping yang mulai berdenyut namun tetap berpura-pura menyimak alur pembicaraan.
Hampir dua bulan Bima magang di SMK Bangsa, rasanya dia sudah tidak tahan menjalankan tugas ini. Meskipun dia pintar, tapi dia tidak punya keinginan untuk menjadi penerus sekolah milik Ayahnya seperti Dewa. Namun, Bima yang tidak tahan, akan berpikir dua kali jika sudah berurusan dengan janji Dewa kepadanya dan seseorang bernama Senja yang Bima sukai di SMK Bangsa ini. Bisa dibilang dua alasan itu yang bisa membuat Bima bertahan.
Tapi, apa kabar dengan Senja? Beberapa hari ini gadis itu selalu menghindar, tidak menggubris, bahkan seperti menganggap Bima hanya angin lalu di sekitarnya.
Bima yang sibuk dengan pemikirannya melirik sekilas dua gadis yang akan berpapasan dengannya.
Si kembar, Vie dan Vei anak jurusan tata busana.
"Beneran nih, si Senja udah pacaran sama Riko?" tanya Vei tak percaya.
Pria itu melebarkan matanya, entah kenapa dia merasa kesal mendengar Senja memiliki pacar baru lagi.
Vie mengangguk, "Mereka udah jadian dua hari yang lalu." ucapnya.
Kaki Bima berhenti seketika, dia berbalik dan melangkah mengikuti dua murid itu hanya untuk mendengarkan percakapan mereka.
"Yaelahh, cogan diembat lagi." keluh Vei.
"Ganti-ganti pacar mulu, udah berapa coba mantannya?"
Vie mengedikkan bahunya, "Sampe gak bisa dihitung mungkin."
"Kasihan kalo Riko jadi korban selanjutnya, diputusin secara sepihak tanpa alasan yang jelas." lanjutnya.
"Gue heran, udah tau kelakuan Senja begitu. Eh, cowok-cowok masih aja ngedeketin Senja." cibir Vei.
Bima mulai panas. Dengan cepat dia berbelok, melangkah sedikit berlari untuk mencari keberadaan Senja.
Dia tidak rela Senja menerima pernyataan cinta lagi, hatinya merasa sakit.
Hingga Bima berhasil menemukan sosok Senja, kakinya kembali memelan lalu berhenti. Dia menghelaan napas pendek, melihat Senja duduk berdua dengan Riko di kantin. Mereka terlihat serasi, Riko notabene ketua kelas di kelas Senja dapat mengimbangi sifat Senja yang kelewatan judes dengan perlakuan-perlakuan manisnya.
Riko yang memberikan sesuap makanannya pada Senja, Riko yang mengusap bibir Senja, Riko yang mengacak puncak kepala Senja, Riko tertawa ria saat sedang menggoda Senja, Riko yang bersandar manja di bahu Senja. Pasti tidak ada lagi alasan untuk Senja memutuskan hubungan secara sepihak dengan pacar idaman seperti ini, itulah pikir Bima.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher, My Boyfriend
Teen Fiction[Completed] Bagaimana jika gurumu sendiri menyukaimu? Senja, hidupnya benar-benar menjadi tidak tenang. Senja sering merasa kesal jika gurunya bertingkah seenaknya. Gurunya ini selalu ikut campur, selalu menggoda, selalu sok keren plus sok ganteng...