Chapter 21 : BertemuTerkadang perasaan bisa sebercanda itu.
Suasana pagi hari ini sangat ramai, Senja dan Rere terus berjalan melewati orang-orang yang sibuk berbincang maupun yang sibuk menyiapkan diri untuk ujian masuk perguruan tinggi.
Benar, hari ini Senja akan mengikuti ujian itu di Universitas Negeri Nusantara. Tidak asing kan? Ya, ini kampus tempat Bima belajar. Jujur Senja tidak ingin bertemu Bima saat ini, tapi jujur Senja tidak bisa berbohong jika hati kecilnya ingin bertemu juga dengan Bima.
"Masih ada satu jam lagi sebelum ujian dimulai." ucap Rere seraya duduk di bangku taman.
Senja ikut duduk dengan pikiran yang entah melayang ke mana.
Tiba-tiba Rere menyentuh lengan Senja dan membuatnya tersadar, "apa?" tanyanya.
Rere hanya mengisyaratkan dengan sorot matanya, tentu saja Senja segera mengikuti arahan temannya ini.
Dan yang dia temui adalah sosok Dimas, dia sedang berjalan ke arah mereka berdua. Senja sangat terkejut dengan kedatangan pria itu, Senja juga terkejut setelah mengetahui Dimas tidak sendiri melainkan bersama seseorang, orang itu Pio.
Senja mematung.
"Lo juga ikut ujian di sini?" tanya Dimas, Senja tidak menjawab.
Mata gadis itu terus melihat ke arah Pio yang terlihat risih dengan keberadaannya.
"Kenalin, gue Rere temen Senja." ucap Rere berusaha mencairkan suasana.
"Gue Dimas, ini Pio. Kita temen smpnya Senja." Rere mengangguk.
"Lo sepupunya Candra kan? Gue pernah liat lo bareng dia." lanjut Dimas, Rere hanya tersenyum seadanya.
"Lama ga jumpa, Pio." ucap Senja datar.
"Iya. Udah lama lo gak ada kabar setelah pengumuman kelulusan, reuni juga gak pernah dateng." balas Pio.
Senja tersenyum samar, "Gue nggak sempet."
"Apa lo gak suka sama hubungan gue dan Dimas?"
"Kalian?" potong Rere.
"Kita udah pacaran dari kelas 1 sma." jawab Pio lalu menarik tangan Dimas untuk pergi.
"Kita pergi duluan." ucap Dimas seraya berjalan menjauh.
Rere langsung menoleh ke arah Senja yang menunduk, "Lo gapapa?"
Senja mendongak, "Dicampakin cinta pertama gue? Tenang, gue gapapa kok." balasnya.
"Gue ke toilet dulu ya." pamit Senja.
🍑🍑🍑
Senja membasuh wajahnya lalu menatap pantulan dirinya di cermin. Jujur saja, rasa cintanya pada Dimas sudah benar-benar pergi setelah kehadiran Bima. Tapi, mengetahui Dimas benar-benar mempunyai hubungan dengan Pio bisa sangat menyakitkan bagi Senja. Senja tidak habis pikir, Dimas yang katanya juga suka padanya sejak mos smp itu bisa dengan mudah melepaskan Senja bahkan menggantikan Senja dengan gadis lain. Kadang perasaan bisa sebercanda itu.
Dia pun mengambil beberapa tisu untuk mengeringkan tangannya, lalu dibuangnya ke dalam tempat sampah. Kakinya melangkah keluar dari toilet, tapi tubuhnya tidak sengaja menyentuh punggung seseorang.
"Maaf." ucapnya.
Namun mulut Senja tiba-tiba berhenti bersuara saat mengetahui orang yang dimintai maaf adalah seseorang yang ingin dan tidak ingin dia temui.
Ya, Bima.
"Senja?" gumamnya.
"Kamu—"
"Semua peserta ujian diharapkan memasuki aula untuk melaksanakan ujian masuk perguruan tinggi di Universitas Negeri Nusantara."
"Maaf, saya harus pergi." balas Senja lalu berbalik dan melangkahkan kalinya secepat mungkin, meninggalkan Bima yang terdiam melihat punggungnya hilang di balik sudut gedung.
🍑🍑🍑
"Senja!" panggil Rere yang sedang melambaikan tangannya, Senja pun melangkah mendekati gadis itu.
"Gimana ujiannya?" tanyanya.
"Ya gitu." balas Senja.
Rere menepuk pundak Senja, "gue yakin lo bakal lolos." ucapnya lalu mereka berjalan beriringan.
"Gue juga yakin lo bakal lolos." ucap Senja balik.
"Ya lah, jadi apoteker kan cita-cita gue." balas Rere.
"Tapi ilmu lo dari smk farmasi ga bakal sia-sia kok kalo lo beneran lolos di jurusan yang lo pilih ini." lanjutnya mencoba menenangkan.
Senja menghela napas, "lo tau apa yang sebenernya gue khawatirin."
"Bokap lo ya?" tanya Rere ragu.
Seseorang menghalangi jalan mereka.
"Pak Bima?" ucap Rere.
Bima tersenyum melihat Senja ada di depannya, "Senja, kamu—"
"Re, gue duluan." ucap Senja yang langsung pergi.
"Tunggu!" pekik Bima namun tangannya langsung dicekal oleh Rere.
Bima menoleh menghadap gadis itu, "bisa ngobrol sebentar?"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher, My Boyfriend
Teen Fiction[Completed] Bagaimana jika gurumu sendiri menyukaimu? Senja, hidupnya benar-benar menjadi tidak tenang. Senja sering merasa kesal jika gurunya bertingkah seenaknya. Gurunya ini selalu ikut campur, selalu menggoda, selalu sok keren plus sok ganteng...