Chapter 25 : Proses
"Yakin akan proses, bersyukur akan proses, dan bahagia akan proses. Bukan hanya hasil. Itu saja."
Senja: Kamu dimana?Bima: Di L2, kelas udah mau mulai..
Senja: otw.
Isi ruang obrolan antara Senja dan Bima.
Gadis itu menghela napasnya lalu mendongak. Pintu awal menuju masa depannya benar-benar ada di depan mata, langkah kaki pertama memulai dan menata impiannya dari awal.
Hari pertamanya memulai masa kuliah setelah masa ospeknya, Senja benar-benar gugup. Langkahnya sangat pelan memasuki fakultas pendidikan ini, takut-takut dia salah jalan.
"Hei!" pekik seseorang berusaha mengejutkan.
"Ternyata sefakultas ya?" lanjutnya.
Gadis itu menoleh, terdiam sejenak setelah mengetahui siapa orang yang mengajaknya bicara.
Dimas.
"Malah bengong."
"Biasa aja. Siapa yang bengong." dalihnya.
"Jangan-jangan lo masih suka gue ya?" ucap Dimas.
Senja berdecak jengah.
Pria itu tertawa, "bercanda.. Gue pendidikan bahasa Inggris. Lo?"
"Kimia." jawab Senja singkat.
"Lo mau ke atas? Bareng aja yuk!" ajaknya.
Tanpa berniat mengikuti Dimas, Senja terdiam di tempatnya.
Selangkah menjauh pria itu menoleh, mengangkat kedua alisnya sebagai isyarat. Senja hanya tersenyum seraya menggeleng. Dimas ikut tersenyum lalu kembali melangkah menaiki satu persatu anak tangga karena memang tujuannya lantai 1.
Senja kembali menghela napasnya. Dengan begini Senja dapat menyimpulkan, "yang awalnya gue kira dia orang yang bener-bener gue nanti, akhirnya gue paham, sebanyak apapun kebetulan semakin banyak asa, tapi gue dan Dimas memang tetap berbeda jalan. Sejauh ini dia sudah bahagia dengan pilihan dia sendiri dan gue baru memulai pilihan gue yang harusnya gue mulai dengan bahagia juga, kan?" gumamnya seraya melangkah menuju lift.
Dia menekan tombol bertulis angka '2'.
Tak lama pintu lift terbuka memperlihatkan sosok lelaki yang kini benar-benar mengisi hatinya.
"Dan gue paham, kebahagiaan sesungguhnya adalah bersama orang yang dapat mencintai semua kekurangan dan mendukung semua impian gue." lanjutnya menatap wajah Bima.
Bima tersenyum seraya merentangkan tangannya.
Senja berlari pelan lalu memeluk tubuh Bima, dia sangat senang detik ini juga, merasakan kehangatan tubuh pria yang beberapa waktu lagi akan menjadi tunangannya.
Seberapa sakitnya sebuah perjalanan hidup pada akhirnya akan menjadi kenangan indah yang dinamakan 'proses'.
Seperti proses bagaimana Bima dan Senja bertemu, bagaimana berubahnya rasa kesal menjadi rasa suka, dan bagaimana pahitnya kenyataan menjadi manisnya sebuah kejujuran.
Senja mengangkat wajahnya, mata mereka bertemu, detak jantung saling bersaut, membuat Senja dan Bima tidak bisa menutupi rasa yang tidak bisa hilang begitu saja.
"Tepat 3 tahun, cintaku ke kamu tidak pernah berkurang. Aku cinta kamu." ucap Bima.
"Aku juga cinta kamu." balas Senja lalu berjinjit untuk mencium bibir Bima.
🍑🍑🍑
"My Teacher, My Boyfriend"
Tamat𝕞 𝕠 𝕠 𝕟
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher, My Boyfriend
Teen Fiction[Completed] Bagaimana jika gurumu sendiri menyukaimu? Senja, hidupnya benar-benar menjadi tidak tenang. Senja sering merasa kesal jika gurunya bertingkah seenaknya. Gurunya ini selalu ikut campur, selalu menggoda, selalu sok keren plus sok ganteng...