Chapter 10 : Hubungan"Apa gunanya kamu mengucap dan bertingkah ini itu tanpa kejelasan akan sebuah hubungan?"
Sudah beberapa hari setelah Bima menyatakan perasaannya pada Senja, gadis itu masih tidak percaya bahwa sekarang dia adalah pacar dari gurunya sendiri.
Hubungannya dengan Riko kali ini benar-benar selesai, Senja mengurungkan niatnya untuk kembali pada Riko karena ucapan Bima terus terngiang di atas kepalanya sejak malam itu. Senja menjadi gadis yang diam dan jaga jarak jika berada di dekat Bima, bahkan dia menunduk jika sudah berhadapan dengan pria itu.
Si Bima? Dia masih dengan tampang sok ganteng dan santainya saat berkeliaran di lingkungan sekolah, diapun masih sama seperti Bima yang dulu, Bima yang suka mencuri waktu untuk melirik dan tersenyum pada Senja jika dia mengajar di kelas gadis itu meskipun Senja sendiri tidak tahu.
Hampir 2 minggu mereka berstatus berpacaran, tapi Senja tidak merasa jika dirinya mempunyai pacar, toh yang menanggap mereka sepasang kekasih hanya Bima. Lagi pula Bima sendiri tidak pernah memberi kabar atau bahkan menelpon Senja, Senja tak masalah akan hal itu. Namun yang jadi masalahnya adalah Bima selalu saja ada di sekitar Senja, entah itu dekat atau jauh yang pasti Senja selalu menemukan sosok pria berjas itu. Senja merasa tidak nyaman.
Bima baru berani mendekat jika Senja sedang sendirian, di lorong kelas, di ruang foto kopi, di perpustakaan, atau di mana pun itu. Pria itu akan mengusap puncak kepala Senja beberapa kali lalu pergi. Senja semakin merasa tidak nyaman.
Akhirnya gadis itu memutuskan untuk selalu bersama Rere, jikalau Rere tidak bisa menemaninya, Alex penggantinya, yang penting Senja tidak sendirian.
Sialnya lagi, jika hari libur Bima pagi-pagi sudah berkunjung ke rumah Senja dan mengobrol ria dengan ibunya bahkan terlihat sangat akrab. Senja sering bingung, sebenarnya anak dari ibunya tuh Bima atau dirinya? Diapun berusaha masa bodoh jika Bima berada di rumahnya, karena jika Bima sudah puas berbincang dengan ibunya, Bima akan pulang dengan sendirinya. Senja juga dibuat bingung dengan itu, sebenarnya Bima suka dirinya atau ibunya?
🍑🍑🍑
Siang hari terasa begitu melelahkan, angin dari luar jendela kelasnya memberikan rasa kantuk pada Senja. Dia mulai meletakkan kepala di atas lipatan tangannya, perlahan menutup mata dan terhanyut dalam dunia mimpi.
Saat itu juga kelas terasa hening saat wali kelas mereka masuk. Ya, Bima. Hanya derap sepatu pria itu yang terus terdengar memenuhi ruang kelas ini. Suara derappun menghilang bersamaan dengan kaki Bima yang berhenti tepat di sebelah Senja yang sedang terlelap. Tangannya menepuk pelan pundak gadis yang mulai tersadar lalu Bima kembali melangkah menuju depan kelas.
Rere beralih menatap Bima setelah melihat Senja yang sedang memposisikan tubuhnya untuk duduk dengan benar namun dengan mata yang masih tertutup. Aneh, tidak biasanya guru mereka yang satu ini bersikap lembut pada murid yang ketahuan tidur di kelasnya. Bahkan Senja terlihat biasa saja mengetahui Bima lah yang membangunkannya.
Hanya perasaan Rere atau memang benar Senja dan Bima sudah baikan mengingat bahwa mereka sering adu debat, atau mungkin Senja dan Bima sudah akrab? Rere hanya menatap mereka bergantian dengan garis kening yang terus terlipat.
Bima mengangkat tangan untuk melihat jam tangan yang bertengger di pergelangannya, "Baiklah, bapak tidak akan berlama-lama." ucapnya kemudian, tentu saja mendapat tatapan tidak mengerti seisi kelas.
"Besok kelas kita darmawisata di desa selama 2 hari."
Melihat murid-muridnya saling tukar tatap lalu bersorak gembira, Bima hanya menutup senyum jahilnya dengan tangannya. Entah kenapa hal seperti ini yang sangat Bima sukai, mengerjai orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher, My Boyfriend
Teen Fiction[Completed] Bagaimana jika gurumu sendiri menyukaimu? Senja, hidupnya benar-benar menjadi tidak tenang. Senja sering merasa kesal jika gurunya bertingkah seenaknya. Gurunya ini selalu ikut campur, selalu menggoda, selalu sok keren plus sok ganteng...