Chapter 15 : Tunangan"Semua orang memiliki resiko untuk terluka."
Suara deringan di setiap lorong sekolah berbunyi, menandakan waktu belajar mengajar telah usai. Para murid yang serempak sedang melakukan ujian akhir semester 1 pun bergegas mengumpulkan lembar ujian mereka lalu melangkah keluar dari kelas.
Senja meraih tasnya lalu menghela napas, akhirnya ujian-ujian itu telah berlalu. Bukan, Senja belum bisa santai karena di semester 2 akan ada ujian kompetensi, ujian tengah semester, ujian akhir semester, dan ujian nasional. Belum juga ujian masuk ke perguruan tinggi. Haduhhh... membayangkannya saja sudah sangat melelahkan.
Dia kembali menghela napasnya, lelah.
Seketika seseorang merangkul bahunya dari belakang, "Lusa masuk liburan, main kuy!" ucap Alex.
Senja meliriknya sekilas lalu kembali menatap lorong yang sedang dia telusuri.
"Muka lo kenapa? Murung gitu.." lanjutnya,
"Kita harus bicara, Senja." sahut Rere yang ternyata sedari tadi ada di belakang Alex dan Senja.
Gadis itu menghentikan langkahnya, dia tau, Rere akan menanyakan tentang kejadian kemarin, kejadian antara dia dan Bima.
"Mmmm..."
"Emm apa?" tanya Rere.
Alex yang sedang berada di antara dua gadis itu bingung harus berbuat apa,
"Gini, kita cari tempat duduk dulu aja." ucap Alex lirih."Nggak, nggak. Gue butuh penjelasan sekarang."
Senja pasrah, Rere pasti sangat kesal karena Senja tidak pernah menceritakan apapun tentang dia dan Bima sebelumnya.
"Lo punya hubungan sama Pak Bima?" tanya gadis itu.
Hening, banyak orang berlalu lalang melewati mereka tapi terasa sangat hening karena Alex dan Rere menunggu jawaban dari Senja.
Gadis itu melirik ke dua orang yang sedang menatapnya tajam, dia pun mengangguk.
Terlihat jelas raut terkejut mereka.
"Sejak kapan?" tanya Alex.
"Sejak dia cium gue di belakang gedung sekolah." jawab Senja pelan.
"Lo tau kan resikonya kalo semua orang tau lo pacaran sama guru? Apalagi Pak Bima itu wali kelas kita." kini Rere menanyakan hal yang berhasil membuat kering tenggorokan Senja.
Senja diam.
🍑🍑🍑
Senja menutup pintu mobil dengan perlahan, dia pun berulang kali menarik lalu menghembuskan napasnya. Dia sangat gugup. Bagaimana tidak, saat ini Senja sudah berdiri tepat di depan rumah mewah milik keluarga Bima.
Kalian pasti bertanya-tanya, kenapa Senja bisa berada di tempat ini?
Beberapa jam yang lalu, Bima tiba-tiba datang ke rumah Senja untuk memintanya menemani Bima di acara keluarga yang katanya acara peringatan atas kelahiran anak pertama dari kakak Bima yang berarti cucu pertama di keluarga besar Johannes.
Bima menepuk bahu Senja pelan lalu meraih tangan Senja untuk menggenggam tangan mungil gadis itu seraya melangkahkan kaki masuk.
Baru saja selangkah kaki Senja menginjak lantai rumah mewah ini, matanya terbuka sangat lebar.
Rumah Bima terlihat seperti sebuah istana, tapi kenapa Bima memilih untuk tinggal di apartment milik Wisnu? Segitu kekeuh-nya Bima dengan mimpinya?
"Bima ini siapa, nak?" tanya wanita paruh baya dan berhasil membuat Senja tersadar dari lamunannya.
Dia baru sadar jika dirinya dan Bima sudah berada di ruang utama dengan sorot mata banyak tertuju padanya, rasa gugupnya bertambah.
"Ini Senja bu, pacar Bima." balas Bima, Senja langsung tersipu.
"Pacar? Bima ikut ayah! Kita harus bicara." sahut orang yang menyebut dirinya ayah Bima.
Bima mengekor ke mana Johannes pergi, sedangkan ibunya yang terlihat khawatir pun ikut membututi kedua orang itu. Kenapa suasanya menjadi panas begini? Tidak sengaja mata Senja berpapasan dengan Dewa yang menatapnya tidak suka. Ah, Senja lupa, Dewa adalah kepala sekolahnya. Dia pun menundukan kepala.
"Kamu Senja?" sapa seseorang, gadis itu mengangkat wajahnya.
Dia mendapati seorang wanita anggun yang sedang menggendong bayi, "Aku Meli, kakak iparnya Bima." lanjutnya, Senja tersenyum lalu mengangguk.
"Kamu lihat gadis di sana!" pinta Meli seraya menunjuk seorang gadis dengan gaun putih yang sangat indah dan cantik berada di antara ayah, ibu, dan Bima di jarak beberapa meter darinya.
"Dia Sisil, tunangannya Bima."
Senja terkejut bukan main, sedih dan ragu langsung dia rasakan bersamaan Meli yang berlalu meninggalkannya.
Bagaimana bisa? Apa benar Bima sudah bertunangan dengan gadis yang sedikit lebih tua dari Senja itu?
Apa benar? Bima bisa setega itu pada Senja?
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher, My Boyfriend
Teen Fiction[Completed] Bagaimana jika gurumu sendiri menyukaimu? Senja, hidupnya benar-benar menjadi tidak tenang. Senja sering merasa kesal jika gurunya bertingkah seenaknya. Gurunya ini selalu ikut campur, selalu menggoda, selalu sok keren plus sok ganteng...