Chapter 20 : Candra atau AlexHari kelulusan telah tiba. Senja dan Rere berjalan beriringan menuju papan pengumuman yang terlihat tidak terlalu ramai. Dia memilih untuk menunggu 1 jam setelah pemberitahuan pengumuman itu keluar agar tidak berdesak-desakan. Dan ternyata tidak buruk juga kesabaran untuk menunggu karena hasilnya pun diluar dugaan, Senja lulus dengan nilai memuaskan terutama pada mata pelajaran matematika yang sebelumnya sangat sulit untuk dia mengerti.
Seketika Senja teringat oleh guru magang itu.
Siapa lagi kalau bukan Bima.
Bagaimana keadaannya sekarang?
Sudah bahagiakah dengan tunangannya?
"Senja." ucap Rere membuat Senja menoleh.
"Gue tau bokap lo ga begitu peduli dengan hasil ini, tapi gue tetep bangga sama lo." lanjutnya seraya merentangkan kedua tangannya.
Senja tersenyum lalu memeluk tubuh sahabatnya ini dengan sangat erat, "Makasih ya Re." balasnya.
Mereka kembali menatap papan itu dengan ulasan senyum lega.
Senja menjelajah nama-nama yang tertulis, sebagian teman-temannya dinyatakan lulus. Harusnya Senja sangat senang namun muka gadis itu kembali datar saat nama seseorang yang dia cari tidak kunjung ketemu.
Hampir 3 kali dia mengulang untuk membaca satu persatu nama-nama itu, tapi nama Alex tidak ada.
Tunggu.
Tangan Senja terhenti begitu saja.
Matanya terbuka lebar melihat tulisan Candra Al Leksi.
"Lo gapapa?" tanya Rere memastikan.
Gadis itu menghela napasnya lalu berbalik untuk menghadap Rere seutuhnya.
"Re, semalem gue udah beberin semuanya tentang masa lalu dan kejadian kemarin kan ke elo?" Rere mengangguk kebingungan.
"Mulai dari gue yang suka terima cowok seenaknya karena masa lalu gue dan Dimas, sampai kemarin Dimas ceritain kebenarannya ke gue." Rere mengangguk lagi.
"Gue juga ceritain lo tentang temen Dimas dia yang dulu pernah suka sama gue juga."
Rere terlihat mengingat ucapan Senja, "Yang kata lo dia dulu tembem dan sering dibully karena pendiem terus sering keliatan ngikutin Dimas terus?" kini Senja yang mengangguk.
"Dan gue baru inget kalo gue nggak pernah sekalipun nyebut nama dia di depan lo."
Rere terdiam.
"Nama dia..."
"Candra." lanjut Senja, Rere masih bingung.
"Entah apa emang firasat gue, tapi apa Alex itu Candra? Candra Al Leksi?"
Rere terlihat terkejut mendengar ucapan itu, dia menutup mulutnya yang menganga, dan menatap Senja tidak percaya.
"Jadi Candra yang lo maksud dan Candra sepupu gue itu sama?" tanya Rere.
Senja dan Rere menoleh bersamaan ketika kaki seseorang berhenti di dekat mereka, dia terlihat mengatur napasnya.
"Lo.. udah tau?" tanya Alex lirih.
🍑🍑🍑
"Jadi, sebenernya alasan Dimas ada di tempat karaoke dan di warnet terus ketemu gue, itu karena lo yang kasih tau dia?" tanya Senja seraya menjulurkan kakinya.
Alex mengangguk.
Semilir angin menyelimuti Senja dan Alex yang sedang duduk di bangku rooftop gedung sekolah mereka. Mengetahui hal itu Senja merasa kecewa dengan Alex. Dia pikir pertemanan mereka murni tanpa adanya alasan. Tapi Senja tidak ingin lari dari masalah lagi.
"Alasan gue tutupin identitas lama dan berubah drastis begini karena gue pengen ketemu lo." ucap Alex.
"Karena gue tau, lo pasti hindari gue maupun Dimas karena masalah kita bertiga."
"Kalo boleh jujur, gue dulu emang egois udah suka sama lo, meskipun gue tau Dimas udah duluan suka sama lo."
Alex merebahkan tubuh dan menutup matanya. "Harusnya gue yang pergi di antara kalian sebelum Dimas lakuin hal konyol itu."
"Hal konyol?" gumam Senja.
"Pura-pura deketin Pio, padahal gue tau hati Dimas udah di elo."
Pria itu menghela napasnya lalu menarik bahu Senja ke belakang agar ikut rebahan seperti Alex.
"Sampai detik ini, gue gak nyesel udah berubah kayak gini."
Senja menoleh, "kenapa?"
Alex membuka matanya, "gue bisa temenan sama lo, padahal dulu gue kira kita ga bakal bisa sedeket ini. Gue seneng jadi temen lo, itu alasan gue panggil Dimas buat ketemu lo, biar kesalahpahaman itu ga semakin panjang."
Senja mengembalikan pandangannya pada langit berawan, dia tersenyum mendengar penjelasan Alex.
"Gue juga khawatir liat lo murung karena Pak Bima. Kabar dia sekarang gimana?"
Gadis itu tidak menjawab.
"Sadar ga sih, Sen. Kalo gara-gara Pak Bima, lo jadi ga gonta-ganti pacar lagi? Gara-gara Pak Bima, lo jadi sering belajar? Gara-gara Pak Bima, lo jadi patuhin peraturan?."
Alex beranjak lalu meraih tasnya, "gue yakin lo bakal bahagia sama pilihan lo sendiri." lanjutnya seraya berjalan meninggalkan Senja.
Senja masih menatap langit, ucapan Alex terus terngiang, jadi apa yang harus Senja lakukan setelah ini?
Ane lagi stuck, maaf jika lama menunggu updatenya:"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher, My Boyfriend
Teen Fiction[Completed] Bagaimana jika gurumu sendiri menyukaimu? Senja, hidupnya benar-benar menjadi tidak tenang. Senja sering merasa kesal jika gurunya bertingkah seenaknya. Gurunya ini selalu ikut campur, selalu menggoda, selalu sok keren plus sok ganteng...