vingt trois(23) : Tandai lagi?

3.8K 174 2
                                    

Hallo para pecandu pak Bima lululuhh~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hallo para pecandu pak Bima lululuhh~

Malam sudah semakin larut, Senja merasa sangat canggung, ruangan ini terasa sunyi hanya terdengar dentingan dari alat makan yang bersentuhan.

Sebenarnya Senja merasa bahwa beberapa orang di meja ini sedang menatapnya tidak suka.

Benar saja, setelah Bima mengajaknya melihat coffe shop baru milik Bima, Senja ditarik untuk makan malam bersama keluarga pria itu.

Senja takut dan gelisah mengingat kejadian terakhir di rumah ini, di mana Senja mengetahui Bima sudah bertunangan.

"Senja?" panggil seseorang.

"Eh iya?" jawab Senja gelagapan seraya mencari sumber suara.

"Kamu melamun dari tadi." lanjutnya.

Senja merasa lega saat dia sadar bahwa orang itu adalah Bima, "kamu nggak apa?" tanya Bima lagi.

Senja melirik sekitarnya lalu sedikit mendekatkan wajahnya ke arah Bima, "itu.. udah malam, sebaiknya aku pulang setelah ini." balasnya.

"Kamu tidur di sini saja, nggak baik anak gadis pulang larut malam." sahut ibu Bima.

"Iya, aku sudah menghubungi ibumu." lanjut Bima.

Senja mengangguk pasrah lalu melanjutkan makannya.

Bima dan ibunya sangat hangat, tapi tetap saja Senja merasa Dewa, Meli, dan ayah Bima masih tidak suka kepadanya. Apa karena Bima tidak ingin bertunangan dengan Sisil? Ini salah Senja?

"Ibu dengar Senja masuk ke universitas dan fakultas yang sama dengan Bima ya?" gadis itu tersenyum lalu mengangguk.

"Padahal kalo diingat siswa smk sangat sulit untuk lolos di universitas negeri kan?"

"Tuhkan bu, Bima juga heran, padahal si Senja ini termasuk murid yang sangat buruk di perhitungan." sahut Bima.

"Apa sihh.." balas Senja yang langsung mendaratkan tangannya di lengan Bima dengan keras.

"Aduh!"

"Eh maaf maaf." reflek gadis itu mengusap lengan Bima tadi.

Bima tersenyum puas mendapat perhatian dari Senja.

Seseorang berdeham membuat keduanya salah tingkah.

"Kalian langsung tunangan saja." ucap ayah Bima.

"Apa?!" pekik keduanya bersamaan.

"Dengan syarat, Senja mau mengambil alih sekolah ayah." lanjutnya.

"Ta.. tapi.. apa saya pantas? Saya bukan dari keluarga ini—"

"Maka dari itu kalian bertunangan, dengan begitu kamu akan jadi keluarga ini." potong ayah.

Senja mengulum bawah bibirnya.

"Karena Dewa sudah waktunya mengembangkan cabang sekolah di kota lain, dan Bima lebih memilih membangun usaha yang dia mau, cara terakhir adalah membuatmu menjadi penerus sekolah itu. Itu yang bisa buat ayah tenang." jelasnya.

My Teacher, My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang