28- friend

2.5K 90 0
                                    

"ka gue pengen balik, bosen ah elah".
Gadis itu terus merajuk, merasa bosan karena hanya mereka berdua disana.

Pram dan Ratih menyempatkan waktu  untuk menjenguk neisya subuh tadi dan membawakan makanan untuk Azka dan gadis itu, namun mereka hanya sebentar karena Pram yang harus kembali ke kantor.

"Yaelah, baru aja sehari. Kata dokter Lo belum boleh pulang".

Azka merebahkan tubuhnya di sofa,ia merasa lelah. semalaman ia tidak tidur, karena menjaga gadis itu.

"Lo gak sekolah?".

Azka sudah memakai seragam namun ia bermalas-malasan untuk pergi ke sekolah, ia tidak tega meninggalkan gadis itu sendiri.

"Gak males".
Ucapnya dengan mata terpejam,berusaha untuk tidur.

"Lo harus sekolah, Lo kira Lo udah pinter!"
apel yang semula berada di atas nakas kini berpindah mengenai hidung azka, siapa lagi kalo bukan gadis itu yang melemparkannya, sontak hal itu membuat Azka meringis kesakitan sambil memegangi hidungnya yang memerah.

"Ahh..sakit bego!".
Azka meringis namun tidak bangun dari posisinya.

"Kalo Lo ga juga bangun..Gue lempar lagi nih".

Neisya sudah mengambil Ancang-ancang untuk melempar pir, dengan cepat Azka bangun dan berdiri lalu berjalan kearah neisya.

"Iya gue bangun!". Gadis itu tersenyum puas mendengarnya.

Azka cemberut karena gadis itu melempar dirinya dengan apel yang kerasnya luar biasa. Siapapun akan merasa kesakitan saat dilempar itu , apalagi sampai mengenai hidung.

"Gak usah senyum, gak liat Lo idung gue kesakitan?!".

"Sayangnya gue gak perduli".
Ucapnya sambil terus tersenyum.

"Ck "

"Lo gak liat jam, bentar lagi jam pertama mau di mulai?!".

"Terserah gue mau masuk kapan aja, percuma dong gue sekolah bayar mahal".
Ucapnya santai sambil mengedikan bahu.

Gadis itu mengendus dan memutar bola matanya dengan malas .

"Gue berangkat".

"Eh, curut!".

Saat Azka mencapai pintu Gadis itu memanggilnya dan membuat Azka mengurungkan niatnya untuk membuka pintu.

"Apa?!".
Sepertinya azka masih kesal dengan ulah gadis itu terlihat dari Ia yang hanya menengok ke belakang dan tetap berdiri ditempatnya.

"Lo gak bawa tas?buku?".

"Ada di mobil".

Azka langsung bergegas dan meninggalkan ruangan itu.

Neisya membuang nafas kasar, karena ia ditinggalkan sendiri. Harusnya ia tidak menyesal seperti ini, bukankah dirinya yang meminta azka untuk pergi sekolah?tapi mengapa hal ini membuatnya sedih karena harus ditinggalkan sendiri.

Drtt..

Ponselnya bergetar dan ia mengambilnya disamping bantal yang ia tiduri. Ia tersenyum saat mendapat pesan dari Azka.

Curutt resee
Jangan ngapa-ngapain selagi gue blm pulang !

Membaca pesan itu, membuat gadis itu geleng-geleng kepala.
Azka tetap saja seperti itu, marah-marah tidak jelas, posessive, bertingkah berlebihan. Tapi pria itu dengan mudah membuat neisya tertawa.

              ***

Hari yang membosankan bagi neisya, karena ia harus menghabiskan waktu seharian hanya dengan berbaring, menonton televisi, makan , tidur , memainkan ponselnya dan tanpa teman bicara. Terkadang ia sesekali berdiri disamping jendela menatap pemandangan kota yang membosankan, apalagi jika bukan kemacetan lalulintas disertai polusi yang merusak pernafasan.

GuttedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang