56- special day

1.4K 68 10
                                    

Pagi itu neisya terbangun dengan tubuh yang menggeliat dari duduknya, namun pergerakannya membuat sebagian buku-buku tebal disampingnya jatuh hingga menimbulkan suara yang membuatnya sadar sepenuhnya. Terdengar desahan pelan, dan mau tak mau ia harus mengambil buku-buku itu di lantai, namun perlahan tapi pasti, menatap buku digenggamannya membuat ia terkesiap kaget. Teringat bahwa makalahnya belum juga selesai, karena semalam ia tertidur di meja belajar.

"Arghh..!!" Kesalnya.

Ditatapnya jam dinding dengan tatapan kesal sekaligus frustasi karena ia menyesali waktu yang terlewat semalam, dan sekarang ia hanya memiliki sedikit waktu untuk menyelesaikan makalahnya.

"gimana ini..." Paniknya.

Ditatapnya kembali laptop itu, wajahnya terlihat jelas bahwa ia kesulitan. Terlebih saat ini ia sangat sulit untuk berkonsentrasi karena pikiran yang belum sepenuhnya terjaga.  Lagi pula sangat tidak mungkin, membaca buku setebal itu, sementara pikirannya sulit mencerna.

"Bodo deh, gak perduli salah juga.." ucapnya frustasi.

Lalu ia kembali berkutat dengan tugas makalahnya, presetan dengan waktu. Neisya mengerjakan sebisanya, semampunya. Ia tidak perduli, toh tidak mungkin pak hanan memeriksa tugas satu persatu, sementara jumlah siswa tidaklah sedikit. Batinnya. Namun perlahan kerutan di dahinya menghilang, tergantikan dengan senyuman saat sekelebat ingatan tentang semalam terlintas. Panggilan Skype tidak membuat rasa rindunya hilang, justru rindu itu semakin bertambah dan menuntut untuk temu.

Dengan rasa semangat untuk bertemu, pagi itu neisya mengerjakan tugas makalahnya dengan cepat dan asal-asalan. Ia tidak sabar untuk hari ini, ia tidak sabar untuk bertemu dengan pria itu dan memberikan kejutan kecil untuknya.

Ditatapnya kotak kecil itu, kotak yang telah ia hias dengan embel-embel pita yang mengikatnya sebagai pemanis. Senyumnya kembali terukir, ia berharap pada hari ini, harapan yang kemungkinan besar akan nyata baginya.

Neisya tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Bersenandung saat mandi, saat berpakaian, saat berdandan bahkan saat menuruni tangga terpatri jelas bahwa gadis itu benar-benar bahagia. Bahkan ia melewati sarapan dengan alasan ia sudah telat, tetapi alasan utamanya bukan itu. Melainkan, ia ingin cepat-cepat bertemu azka, menuntaskan rasa rindunya, bercerita banyak, memberi ucapan, memberikan hadiah, dan yang menjadi keinginannya yang kuat, ia ingin menatap pria itu lama.
                                          ****

Hari ini suasana sekolah sangat ramai, tentu karena ada acara penting seperti kelulusan. Neisya lalu berjalan cepat meninggalkan parkiran setelah cukup lama ia memperhatikan keadaan sekitar, tentu karena ada seseorang yang tengah ia cari. Namun keberadaannya tidak nampak diparkiran, sepertinya pacarnya itu belum datang, batin neisya.

Saat mendengar suara bel, neisya berlari terbirit-birit kearah kelasnya. Tentu dengan keadaan yang ramai, tak jarang membuatnya harus menubruk atau bahkan menjatuhkan barang orang lain. Untungnya dengan segala kecantikan dan ketenaran tak membuat ia harus berakhir bertengkar atau bahkan meminta maaf, karena terlebih dulu mereka memakluminya atau bahkan mensyukuri karena sebagian tubuhnya bertabrakan dengan neisya. Itu bagi laki-laki.

Sesampainya di kelas, ia menghembuskan nafas lega. Ternyata keadaan kelasnya tidak cukup ramai, bahkan kedua sahabatnya tidak terlihat di penjuru kelas bagian manapun. Ini hanya perasaannya saja atau bukan, ia merasa ini sudah siang, harusnya kelas sudah terisi penuh seperti biasanya, tapi ini hanya ada sebagian anak yang hadir. Tidak mau diambil pusing, ia memilih mengambil ponsel di sakunya untuk menggulir sosial medianya. Karena sudah lama ia tak memainkannya lagi.

Ditengah-tengah kesibukannya memainkan ponsel, tiba-tiba Fira datang dan menyadarkannya. "Pagi banget Lo berangkat.." ucap Fira menyernyitkan dahi.

GuttedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang